Ekonomi Jatim Tumbuh 1,70 Persen di Triwulan III 2025, Tertinggi se-Pulau Jawa
Content Writer November 12, 2025 11:33 AM

TRIBUNNEWS.COM - Di tengah kebijakan efisiensi anggaran dan ketidakpastian ekonomi global, Provinsi Jawa Timur kembali menunjukkan ketangguhannya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Jatim pada Triwulan III 2025 tumbuh 1,70 persen (quarter-to-quarter) — tertinggi di antara seluruh provinsi di Pulau Jawa.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebut capaian tersebut sebagai bukti nyata dari soliditas dan kerja bersama antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat.

“Alhamdulillah, secara (q-to-q) ekonomi Jatim tumbuh 1,70 persen. Angka ini pertumbuhan tertinggi se-Pulau Jawa. Ini menunjukkan daya tahan dan soliditas ekonomi Jatim yang luar biasa,” kata Khofifah di Surabaya, Selasa (11/11/2025).
Menurutnya, keberhasilan ini menunjukkan bahwa kolaborasi dan konsistensi pembangunan menjadi kunci utama di tengah fluktuasi ekonomi dunia.

Secara year-on-year (y-o-y) terhadap Triwulan III 2024, ekonomi Jawa Timur tumbuh 5,22 persen, melampaui pertumbuhan nasional yang tercatat 5,04 persen.

“Dengan capaian ini, Jawa Timur menjadi penyumbang perekonomian terbesar kedua di Pulau Jawa sebesar 25,65 persen, dan berkontribusi 14,54% terhadap perekonomian nasional,” ujar Khofifah.

Industri Pengolahan Jadi Penopang Utama

Gubernur Khofifah menjelaskan, industri pengolahan masih menjadi sektor dengan kontribusi tertinggi terhadap pertumbuhan ekonomi Jatim, yaitu 1,87%.

Adapun sektor pengadaan listrik dan gas mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 9,18%, sementara dari sisi pengeluaran, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh 5,25%.

Dari sisi produksi, jasa perusahaan tumbuh paling tinggi sebesar 9,89%, sedangkan dari sisi pengeluaran, ekspor barang dan jasa mencatat lonjakan 7,19%.

Khofifah menyebut, pertumbuhan ekonomi juga terdorong oleh panen raya komoditas pertanian, seperti tebu dan tembakau, peningkatan investasi, serta percepatan pembangunan infrastruktur dan distribusi energi.

“Peningkatan sektor pertanian dan energi memberi efek berganda terhadap industri pengolahan dan perdagangan antarwilayah,” tuturnya.

Ekspor Naik 20,23%, Jatim Catat Surplus USD 1,33 Miliar

Data BPS menunjukkan, nilai ekspor Jawa Timur selama periode Januari–September 2025 meningkat 20,23% (c-to-c) atau setara USD 3,86 miliar, dengan surplus perdagangan sebesar USD 1,33 miliar.

Komoditas unggulan ekspor meliputi perhiasan, tembakau, santan kelapa, dan produk olahan industri, dengan negara tujuan utama yaitu Swiss, Tiongkok, dan Amerika Serikat.

Khofifah juga menyoroti keberhasilan misi dagang antarprovinsi, yang semakin memperkuat perdagangan domestik.

“Transaksi tertinggi sepanjang sejarah misi dagang terjadi di Nusa Tenggara Timur, mencapai Rp 1,882 triliun,” ungkapnya.
 
Gubernur Khofifah menyampaikan bahwa capaian ini sejalan dengan semangat “Jatim Tangguh, Terus Bertumbuh” — simbol ketahanan daerah menghadapi tekanan global tanpa kehilangan arah pembangunan.

“Tangguh berarti kemampuan menghadapi tekanan global. Terus bertumbuh berarti menjaga produktivitas, memperluas investasi, dan memastikan kesejahteraan rakyat,” jelasnya.

Khofifah juga mengapresiasi seluruh pihak yang telah berkontribusi terhadap capaian positif ini.

“Keberhasilan ini tidak terjadi begitu saja, tapi hasil kerja keras dan gotong royong semua pihak. Inilah bukti bahwa dengan kolaborasi, kita bisa menjaga ketahanan sekaligus menciptakan pertumbuhan yang berkualitas,” pungkasnya.

 

 

 

 


 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.