Semarang (ANTARA) - Indonesia siap menjadi pioner di bidang pelayanan stem cell atau sel punca dengan mendorong penelitian serta berbagai fasilitas kesehatan yang tersertifikasi.

Direktur Utama RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Supriyanto Dharmoredjo saat simposium Terapi Sel untuk Onkologi, Kardiovaskular, Neurologi, Urologi, Orthopedi dan Estetika di Semarang, Rabu, mendorong percepatan hasil penelitian sel punca yang akan dijadikan sebagai etika pedoman praktik klinis.

Menurut dia, RSCM menjadi rumah sakit pengampu bagi fasilitas-fasilitas kesehatan yang melakukan penelitian tentang sel punca.

"Percepatan agar Indonesia tidak tertinggal di bidang layanan sel punca. RSCM sebagai pengampu ilmu dan standar produksi," katanya.

Saat ini, lanjut dia, sudah ada sekitar 50 RS yang diampu RSCM yang melakukan serta memberi layanan sel punca.

Sementara di Indonesia, sudah ada lima laboratorium peneliti sel punca yang sudah tersertifikasi. RSCM dan Stem Cell and Cancer Research (SCCR) Indonesia merupakan dua dari lima laboratorium yang sudah tersertifikasi.

Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam memilih dan menggunakan layanan sel punca.

"Pilih ke RS yang sudah diampu RSCM," tambahnya.

Sementara Direktur SCCR Indonesia Agung Putra mengatakan untuk mewujudkan Indonesia sebagai pioner di bidang sel punca diperlukan suatu ekosistem.

"Untuk menghadapi pertarungan dunia ini dibutuhkan suatu ekosistem," katanya.

Pembentukan ekosistem, kata dia, antara lain dengan penyiapan sumber daya manusia dari luar negeri hingga membangun perguruan tinggi.

Oleh karena itu, lanjut dia, layanan sel punca memerlukan pengalaman dalam upaya pemenuhan kesehatan.