Grid.ID- Berikut ini tips move on usai pernikahan gagal menurut psikolog. Hal ini jadi nasihat terbaik bagi yang pernah alami perceraian.
Menghadapi kenyataan bahwa pernikahan tidak berjalan sesuai harapan bukanlah hal yang mudah. Banyak orang merasa kehilangan arah dan sulit memulai kembali setelah hubungan yang diimpikan berakhir.
Namun, kegagalan pernikahan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan awal dari perjalanan baru untuk menemukan kembali diri sendiri. Dengan langkah yang tepat, proses move on bisa menjadi kesempatan untuk tumbuh dan menjadi pribadi yang lebih kuat.
Psikolog Klinis Winona Lalita R., M.Psi., mengatakan bahwa setiap individu yang bercerai perlu memberi waktu untuk memulihkan diri dan belajar menata hidup kembali. Terdapat beberapa tips yang bisa membantu seseorang move on dari pernikahan gagal antara lain sebagai berikut.
1. Coping yang adaptif untuk mengelola kehilangan
Langkah pertama yaitu dengan belajar mengelola stres atau rasa kehilangan secara sehat. Berpisah dengan pasangan artinya menata ulang lagi identitas baru yang sebelumnya terbentuk saat masih bersama.
“Coping yang adaptif adalah bagaimana cara seseorang mengelola stres dan kehilangan setelah bercerai,” tutur Winona, dilansir dari Kompas.com.
Dengan coping yang adaptif, seseorang akan belajar menerima kenyataan tanpa menekan perasaanya. Menangis, menulis jurnal, atau berkonsultasi dengan profesional bisa menjadi cara menyalurkan emosi yang aman.
“Coping yang adaptif ternyata sangat bisa menurunkan risiko depresi, apalagi kalau proses bercerainya sulit atau penuh konflik,” ungkapnya.
2. Cari dukungan sosial yang kuat
Dukungan sosial yang kuat sangat penting bagi seseorang yang baru saja melewati tahap perceraian. Hal ini bisa datang dari teman, keluarga, sahabat, hingga komunitas yang memahami situasi serupa.
“Ketika tidak ada pasangan, orang yang bercerai harus punya support system untuk mendukung dan membantu memulihkan diri kembali pasca bercerai. Hal ini bisa berupa support dari teman atau keluarganya,” terang sang psikolog.
Hal ini pun bisa berupa dukungan emosional melalui rasa didengarkan, dukungan finansial bagi yang masih belum stabil ekonominya, hingga dukungan informasi, seperti panduan hukum atau bantuan profesional. Bentuk-bentuk dukungan tersebut sangat penting dalam membantu proses pemulihan.
“Ada juga bantuan finansial untuk teman-teman yang pasca bercerai kondisi finansialnya masih belum stabil, serta dukungan informasi selama proses perceraian,” imbaunya.
3. Latih regulasi emosi dengan baik
Regulasi emosi merupakan kemampuan untuk mengenali, memahami, dan mengelola perasaan dengan bijak. Hal ini bisa membantu seseorang untuk tak berlarut-larut dalam kesedihan atau kemarahan yang muncul setelah perceraian.
“Regulasi emosi setelah bercerai sangat penting karena bisa membantu mencegah reaksi yang impulsif. Jangan sampai mengungkapkan sesuatu yang biasanya tidak kita ungkapkan atau tidak seharusnya diungkapkan,” ujar Winona.
Melatih kesadaran diri melalui meditasi, refleksi harian, atau terapi psikologis bisa membantu menjaga keseimbangan emosional. Dengan pengelolaan emosi yang baik, maka proses move on usai pernikahan gagal akan terasa lebih ringan dan bermakna.
Sementara itu, melansir dari Weddingku, terdapat beberapa nasihat terbaik bagi seseorang yang alami perceraian. Pertama yaitu harus terus beryukur, karena dari setiap kejadian pastinya ada hikmah serta rencana terbaik yang menanti kedepannya.
Kedua yaitu jadikan perceraian sebagai ajang untuk bisa introspeksi diri agar tak mengulang hal sama dengan hubungan yang baru nantinya. Terakhir yaitu jadikan kegagalan sebagai motivasi untuk menjadi kuat dan tegar terutama jika masih ada anak yang harus diberikan kasih sayang.