TRIBUNJATENG.COM, BLORA - Pihak SMP Negeri 1 Blora langsung mengambil langkah-langkah agar kasus bullying atau perundungan tidak terjadi lagi.
Pasalnya, kasus perundungan yang terjadi pada Jumat (7/11/2025) lalu di SMP Negeri 1 Blora telah menjadi sorotan publik.
Kepala SMP Negeri 1 Blora, Ainur Rofiq, mengatakan beberapa langkah yang dilakukan pihak sekolah untuk mencegah kasus perundungan, salah satunya memperketat pengawasan.
"Kami dari internal sekolah itu sudah mengambil langkah.
Yang pertama adalah jam rawan itu adalah jam istirahat.
Pada saat jam istirahat saya tugaskan satuan pengamanan untuk selalu keliling memantau kondisi."
"Kemudian yang kedua, guru yang piket itu juga dijadwal untuk keliling, untuk memantau pada saat pembelajaran.
Karena tidak dipungkiri, kadang ada satu anak yang izin ke kamar mandi, tapi lama tidak kembali lagi," katanya, saat rapat koordinasi bersama komisi D, di Kantor DPRD Blora, Kamis (13/11/2025) sore.
Selain itu, pihaknya juga akan mengefektifkan kembali tim pencegahan penanganan kasus kekerasan di sekolah.
Bahkan, Rofiq juga telah memperbaiki desain bangunan kamar mandi, untuk memudahkan pengawasan.
Utamanya bangunan kamar mandi, yang menjadi lokasi kasus perundungan.
"Kemudian itu kamar mandinya kan memang desainnya itu ada penghalang tembok, sehingga kalau ada kejadian di dalam, di luar itu enggak kelihatan.
Kemarin langsung saya jebol," terangnya.
Rofiq juga menyampaikan akan ada penambahan CCTV untuk memudahkan dalam hal pengawasan di lingkungan sekolah.
"Kami juga pengadaan tambahan titik-titik CCTV.
Ini langsung langkah-langkah yang kami ambil untuk internal," jelasnya.(Iqs)