Jakarta (ANTARA) - Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan pentingnya penguatan ekoteologi dan kerukunan sebagai fondasi pembangunan nasional serta akan menjadikannya sebagai arus utama kebijakan publik di lingkungan Kementerian Agama.
“Ekoteologi membahas bagaimana membangkitkan kesadaran bersama secara global untuk memelihara dan merawat lingkungan. Semakin sehat lingkungan ini, semakin besar pula kontribusinya bagi kesehatan manusia itu sendiri,” kata Nasaruddin Umar di Jakarta, Jumat.
Pernyataan Menag tersebut disampaikan saat peluncuran buku Ekoteologi, Peta Jalan Moderasi Beragama, dan Trilogi Kerukunan yang diterbitkan Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kemenag.
Nasaruddin menekankan kerukunan menjadi prasyarat utama keberhasilan pembangunan. Tanpa kerukunan, pembangunan yang dicapai oleh bangsa tidak akan bermakna.
Menurutnya, ekoteologi dan kerukunan merupakan dua aspek yang saling terkait dan menjadi bagian penting dalam tugas Kementerian Agama. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus merawat harmoni sosial yang telah terbina.
“Kerukunan tanpa lingkungan yang sehat tidaklah sempurna, demikian pula lingkungan yang sehat tanpa kerukunan juga tidak ada artinya,” katanya.
Ia menyebut upaya menciptakan kerukunan akan diperkuat melalui program Kurikulum Cinta yang tengah disiapkan pemerintah. Kebijakan yang didasari oleh nilai cinta, menurut dia, akan lebih konstruktif, produktif, dan mampu mempersatukan.
Sebagai bangsa yang kaya budaya, agama, dan sumber daya alam, Nasaruddin mengingatkan pentingnya kesadaran untuk menjaga karunia tersebut.
“Kekayaan ini harus dinikmati, disyukuri, dan dipelihara. Itu yang paling penting,” kata dia.
Ia menjelaskan implementasi nilai-nilai tersebut akan dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan mulai dari tingkat taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi di bawah naungan Kemenag.
Nasaruddin bercerita Kurikulum Cinta dan Ekoteologi mulai menjadi perhatian internasional. Saat dirinya mengikuti pertemuan di Vatikan, otoritas Suci menilai betapa pentingnya menjadikan isu lingkungan sebagai isu kemanusiaan yang harus diprioritaskan.
“Bahkan Paus Leo XIV pun menilai betapa pentingnya menjadikan isu lingkungan sebagai isu kemanusiaan yang harus diprioritaskan. Di PBB, kita juga melihat pernyataan-pernyataan terakhir yang menunjukkan kesadaran besar akan pentingnya merawat lingkungan melalui bahasa agama,” katanya.







