Temuan paparan radioaktif cesium-137 (Cs-137) di pabrik sepatu di Cikande, Serang, Banten memicu kekhawatiran publik, terutama terkait potensi dampaknya terhadap kesehatan. Tidak sedikit yang cemas karena merasa sudah telanjur menggunakan sepatu yang diproduksi di pabrik yang diduga terpapar radioaktif tersebut.
Spesialis kulit dr Ruri Diah Pamela, SpDVE, FINSDV menjelaskan Cs-137 merupakan isotop radioaktif yang muncul sebagai produk fisi di reaktor nuklir atau akibat insiden radiasi. Jika sepatu terkontaminasi partikel atau debu yang mengandung Cs-137, maka saat dipakai dapat terjadi kontak langsung dengan kulit kaki, terutama bila digunakan tanpa pelindung yang memadai.
"Namun, perlu diingat: kejadian kontaminasi pada sepatu belum banyak dipublikasikan secara spesifik dalam literatur ilmiah (lebih banyak laporan umum kontaminasi lingkungan, logam, makanan). Jadi, tingkat risiko spesifik untuk "sepatu yang terpapar Cs-137" belum terkuantifikasi secara rinci," ucapnya saat dihubungi detikcom, Jumat (14/11/2025).
Apa Dampaknya?
dr Ruri mengatakan, kontak langsung antara kulit dan partikel radioaktif, seperti Cs-137 berpotensi menyebabkan radiasi beta menembus lapisan epidermis dan mencapai dermis. Beberapa efek yang mungkin muncul antara lain:
- kemerahan pada kulit (eritema)
- luka bakar radiasi
- ulkus atau nekrosis (kerusakan jaringan pada paparan tinggi).
Namun, untuk paparan rendah atau kontaminasi ringan, data ilmiah yang tersedia masih sangat terbatas.
"Artinya, tidak dapat dipastikan bahwa setiap kontak menyebabkan kerusakan kulit langsung atau spesifik," lanjutnya.
Bisakah Memicu Kanker?
Menurut dr Ruri, risiko kanker umumnya meningkat bila paparan radiasi cukup besar, berlangsung lama, atau jika zat radioaktif masuk ke dalam tubuh (internal contamination) dan menyebabkan mutasi DNA.
"Untuk kasus Cs-137 pada kulit melalui sepatu, data langsung kepada kanker kulit sangat terbatas. Namun, teori dasar radiasi ionisasi memang memungkinkan bahwa sel‐kulit yang terpapar radiasi bisa mengalami mutasi - sehingga secara prinsip ya, secara fisik ada potensi meningkatnya risiko," lanjutnya.
Saksikan Live DetikSore :







