Abu di Lheue, Ulama dengan Pribadi Santun dan Mustajab Doa---Bagian 2 Habis
Saifullah November 14, 2025 10:32 PM

Oleh: Tgk H Abdul Hadi, MA alias Waled Gampong Gajah

Sebagai ulama kharismatik, Abu di Lheue memiliki kepribadian yang menjadi panutan bagi murid dan masyarakat.

Di antara kepribadian Beliau adalah:

  • Istiqamah dalam Mengajar: Abu sangat tekun mengajar, bahkan kepada satu santri sekalipun. 

Ia fokus membina kader ulama melalui pengajaran kitab-kitab besar seperti Mahalli dan Fathul Wahhab.

  • Terbuka dalam Debat Ilmiah: Abu tidak marah saat murid mendebatnya, selama perdebatan bersifat ilmiah. 

Ia menjawab dengan argumen yang kuat dan tetap tenang.

  • Menghargai Murid: Abu menghormati setiap penjelasan murid, bahkan menelaah ulang jika murid menyampaikan referensi kitab. 

Ia juga menerima santri muallaf dan membimbing mereka hingga mampu berdakwah.

Sosok Abu di Lheue dikenang sebagai ulama yang tawadhu, tekun, dan penuh kasih dalam mendidik generasi penerus Islam. 

Dayah Darul Falah menjadi warisan perjuangannya yang terus hidup hingga kini.

Ketegasan Abu di Lheue

Meski memiliki sikap  yang lemah lembut dan penuh kasih, Abu di Lheue juga sangat bersikap tegas terhadap hal-hal yang haq dan bathil serta keras menentang kemungkaran.

Di antara sikap tegas Abu di Lheue adalah:

  • Selektif dalam Memilih Guru: Abu di Lheue sangat ketat dalam menyeleksi guru. 

Setiap guru wajib muthala’ah sebelum mengajar dan diawasi langsung oleh beliau.

Kesalahan dalam penjelasan kitab akan ditegur di depan murid demi menjaga akurasi ilmu agama.

  • Tegas dalam Mencegah Kemungkaran: Meski santun dalam mengajak kebaikan, Abu sangat tegas terhadap pelanggaran. 

Ia tak ragu memberi hukuman, bahkan mengeluarkan santri jika kesalahannya fatal. 

Ia menjaga ketat interaksi antara santriwan dan santriwati serta menegur siapa pun yang lalai terhadap waktu ibadah.

  • Menolak Perbuatan Sia-Sia: Abu tidak menyukai aktivitas yang tidak bermanfaat. 

Ia menegur santri yang sering ke kedai kopi atau pasar tanpa keperluan. 

Bahkan, peralatan olahraga yang dibawa dari studi banding di Jawa tidak digunakan karena dianggap mengganggu fokus ibadah dan belajar.

  • Disiplin dalam Ibadah dan Thariqat: Abu adalah pengamal thariqat Syathariyah, Shamadiyah, dan Khulwatiyah. 

Ia memimpin khulwah dan zikir di bulan Sya’ban dan Ramadhan, serta hanya mengijazahkan thariqat kepada santri yang telah matang secara ilmu. 

Ia sangat menjaga kekhusyukan ibadah dan waktu-waktu zikir, terutama setelah Subuh dan Ashar.

Sosok Abu di Lheue dikenal sebagai ulama yang tegas, disiplin, dan sangat menjaga kemurnian ilmu serta akhlak santri. 

Prinsipnya yang kuat menjadikan Dayah Darul Falah sebagai pusat pendidikan Islam yang berwibawa dan berpengaruh.

Mustajabah Doa

Abu di Lheue dikenal sebagai ulama yang disegani dan memiliki karamah. 

Beberapa kisah menunjukkan bahwa orang yang menyakiti atau berbohong kepadanya kerap mengalami gangguan jiwa atau kesulitan.

Seperti santri yang berbohong soal izin belajar dan akhirnya jatuh sakit hingga sembuh setelah diizinkan kembali ke dayah.

Kisah lain menyebutkan sepeda motor Abu tidak bisa diangkat saat razia, dan Beliau pernah terlihat tidak basah saat berjalan di tengah hujan. 

Murid-muridnya meyakini itu sebagai buah dari ketakwaan dan amalan doa khusus yang diwariskan dari kakeknya.

Abu juga menganjurkan murid untuk mengamalkan ayat-ayat Al-Qur’an dan nadham sifat Nabi sebagai perlindungan, menggantikan ilmu bela diri. 

Doanya diyakini mustajabah, seperti dalam kasus anak yang sembuh dari sumbing setelah dinazarkan kepada Abu.

Sikap tawadhu dan kedekatannya dengan Allah menjadikan Abu di Lheue sebagai sosok yang tidak hanya alim, tetapi juga penuh keberkahan dalam hidup dan pengajarannya.

Abu di Lheue juga memeliki karakter yang kuat dan teguh dalam kehidupan sehari-hari serta bermasyarakat. Contohnya:

  • Sabar Menghadapi Ujian: Abu di Lheue menghadapi berbagai tantangan, termasuk gangguan lahir dan batin seperti sihir dan fitnah. 

Namun, beliau tetap sabar dan membentengi diri dengan doa dan wirid, hingga Allah SWT mengangkat derajatnya di mata masyarakat.

  • Menghormati Guru: Beliau sangat mencintai dan menghormati gurunya, terutama Abuya Muda Waly. 

Kisah-kisah firasat Abuya sering beliau ceritakan sebagai bentuk penghargaan terhadap ilmu dan karamah para ulama.

  • Aktif Bersilaturrahmi dengan Ulama: Abu di Lheue menjalin hubungan erat dengan ulama-ulama besar di Aceh. 

Dayahnya sering dikunjungi tokoh-tokoh agama, yang membawa berkah dan semangat keilmuan bagi para santri.

  • Bijaksana dalam Membina Masyarakat: Beliau aktif menyelesaikan persoalan sosial seperti faraidh dan konflik warga. 

Dengan nasihatnya, pertikaian yang hampir berujung kekerasan bisa diselesaikan secara damai.

Ia juga rutin mengajar tafsir dan fikih setiap Jumat di Masjid Syuhada 44.

Mendukung Pemerintah yang Adil: Abu di Lheue mendukung kebijakan pemerintah selama sesuai dengan ajaran ahlussunnah wal jama’ah. 

Ia pernah menjabat sebagai Ketua MUI Jeunieb dan aktif di organisasi PERTI.

Meski dekat dengan pemerintah, Beliau tetap netral dan tidak terlibat dalam politik praktis.

Sosok Abu di Lheue dikenal sebagai ulama yang sabar, bijak, dan berpengaruh dalam membina umat serta menjaga kemurnian ajaran Islam di tengah masyarakat.

Abu di Lheue dikenal sebagai ulama yang sering menyampaikan kalam hikmah yang mendalam dan membangkitkan semangat. 

Beberapa petuah terkenalnya antara lain:

  • Lemah lembut membawa bahagia, keras dan membantah membawa celaka: Abu menekankan pentingnya sikap santun dan taat dalam hidup.
  • Mengaji jangan sekadar cari berkat: Santri muda harus belajar dengan tekun dan konsisten, bukan setengah hati.
  • Penuntut dan pengajar ilmu semakin banyak, tapi yang benar-benar tulus dan mendalam semakin sedikit: Abu mengingatkan pentingnya kualitas dalam menuntut dan mengajar ilmu.

Dayah bisa jadi tempat yang menggiurkan, tapi niat harus lurus: Ia mengajak agar pengabdian di dayah tidak tercemar oleh ambisi duniawi.

  • Jadilah santri yang tangguh: Seperti ayam jago, santri harus siap menghadapi tantangan di luar dayah.
  • Fokus belajar, jangan terlalu sibuk dengan urusan kampung: Silaturrahmi penting, tapi jangan sampai mengganggu proses menuntut ilmu.

Warisan Ilmiah Abu di Lheue

Didikan Abu di Lheue telah melahirkan generasi ulama yang tersebar di berbagai daerah, menyebarkan ajaran ahlussunnah wal jama’ah bermazhab Syafi’i dan Asy’ari. 

Mereka menjadi penerus sanad keilmuan dan perjuangan Abu, menjaga kemurnian agama dan membimbing umat dengan hikmah dan keteguhan.

Abu di Lheue telah melahirkan banyak alumni yang kini menjadi tokoh penting di Aceh.

Di antaranya Tgk Mahyeddin M Daud (Ayah Nubok), Drs Abu Bakar Karim (Wakil Rektor IAIN Medan), Abon Muhammad Cot Tareum, dan Tgk Mahdi Umar (Waled Krueng Kiran).

Kemudian, Tgk Muhammad Az Zawahiri (Waled Ulim), dan Tgk H Abdul Hadi atau Waled Gampong Gajah (Ketua HUDA Pidie), serta banyak lainnya yang menjadi pimpinan dayah, khatib, dan tokoh masyarakat.

Wafatnya Abu di Lheue

Setelah 40 tahun mengabdi sebagai pimpinan Dayah Darul Falah, guru, dan khatib, Abu di Lheue wafat pada 10 Juni 2004, di Klinik Geurugok, Bireuen setelah sempat menjalani perawatan di RS Fakinah Banda Aceh. 

Meski dalam kondisi sakit, Beliau tetap berzikir hingga akhir hayatnya. 

Jenazahnya disemayamkan di halaman Dayah Darul Falah, Desa Meunasah Tunong Lueng, Jeunieb, dan dishalatkan oleh ribuan masyarakat, ulama, dan santri.

Karena tidak memiliki keturunan, kepemimpinan Dayah Darul Falah sempat dipegang oleh murid senior sekaligus familinya, Tgk Mahdi bin Umar. 

Pada 2005, Tgk Mahdi menyerahkan kepemimpinan kepada Ummi Hj Lathifah, istri Abu di Lheue. 

Setahun kemudian, Tgk Mahdi mendirikan Dayah Darussalam Ash Shamadiyyah Al-Waliyyah di Krueng Kiran, yang berkembang dengan dukungan swadaya masyarakat dan tetap menjaga nilai-nilai tasawuf dari gurunya.

Warisan Abu di Lheue terus hidup melalui murid-muridnya yang menyebarkan ilmu dan nilai-nilai keislaman ke berbagai penjuru Aceh.(*)

  • Penulis adalah Ketua HUDA Pidie sekaligus Ketua Umum Riadah (Ikatan Alumni Dayah Darul Falah Jeunieb)
  • KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Isi artikel menjadi tanggung jawab penulis
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.