Ringkasan Berita:
- Info harga daging babi di Pasar Beriman Wilken Tomohon dan Pasar Towoe Sangihe, Sulut. Masih Stabil hingga turun puluhan ribu.
- Hingga Jumat (14/11/2025), harga daging babi di Pasar Beriman masih terpantau stabil menjelang akhir pekan.
- Sementara itu, harga daging babi di Pasar Towo'e Tahuna, Sangihe, Sulawesi Utara, mengalami penurunan cukup tajam dalam beberapa hari terakhir.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Info terbaru terkait harga daging babi (B2) di Pasar Beriman Wilken Tomohon, Sulawesi Utara.
Hingga Jumat (14/11/2025), harga daging babi masih terpantau stabil menjelang akhir pekan.
Amatan langsung tim TribunManado.co.id di lokasi menunjukkan, tidak ada perubahan harga sejak beberapa waktu terakhir.
Untuk jenis daging campur, harga berada di kisaran Rp 80 ribu per kilogram.
Sementara daging lapis dijual Rp 85 ribu hingga Rp 90 ribu per kilogram.
Rendi, salah satu penjual daging B2 di lokasi, mengatakan harga tersebut belum mengalami kenaikan maupun penurunan. “Belum ada perubahan,” ujarnya.
Menurutnya, daya beli masyarakat juga masih normal akhir-akhir ini.
Sejauh ini belum tampak adanya peningkatan pembelian.
“Untuk persediaan masih sangat melimpah,” tambahnya.
Terkait kemungkinan kenaikan harga jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru), ia mengaku belum bisa memprediksi.
Menurutnya, harga sangat tergantung pada jumlah stok dan kondisi distribusi.
“Kalau persediaan banyak, ada bantuan pemerintah, harga bisa saja turun. Tapi kalau stok sedikit, bisa naik,” jelasnya.
Dari pantauan di lapangan, suasana Pasar Beriman tampak cukup ramai.
Aktivitas jual beli, khususnya di area penjualan daging B2, terlihat padat.
Banyak penjual maupun pembeli berada di lokasi tersebut.
Sementara itu, harga daging babi di Pasar Towo'e Tahuna, Sangihe, Sulawesi Utara, mengalami penurunan cukup tajam dalam beberapa hari terakhir.
Dari harga sebelumnya yang berada di kisaran Rp 140 ribu per kilogram, kini daging babi dijual dengan harga Rp 120 hingga Rp 115 ribu per kilogram per Jumat (14/11/2025).
Penurunan ini cukup mengejutkan para pedagang karena biasanya harga daging babi cenderung stabil.
Selain daging babi, harga tulang babi juga terbilang turun.
Jika sebelumnya dijual dengan harga lebih tinggi, kini tulang babi dilepas dengan harga Rp 85 hingga Rp 80 ribu per kilogram.
Kondisi ini membuat beberapa pedagang harus menyesuaikan kembali strategi penjualan agar tetap bisa mendapatkan keuntungan.
Salah satu penjual daging babi di Tahuna, Rangga Horimu, mengungkapkan bahwa turunnya harga tergantung harga jualnya peternak.
Menurutnya, meski stok daging tersedia dan pasokan diambil langsung dari Tahuna, penjualan tetap tidak menunjukkan peningkatan.
“Stok ada terus, tapi pembelinya yang kurang,” ujarnya.
Rangga menjelaskan, beberapa hari terakhir, jumlah pelanggan yang datang ke tempat penjualan daging menurun drastis.
Ia menyebut, situasi ini berbeda dengan hari-hari normal, di mana permintaan terhadap daging babi biasanya cukup tinggi, terutama menjelang akhir pekan.
Para pedagang menduga bahwa daya beli masyarakat sedang melemah, sehingga kebutuhan protein seperti daging babi tidak lagi menjadi prioritas sebagian warga.
Kondisi ekonomi yang tidak menentu turut disebut sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi menurunnya minat pembeli.
Para pedagang, termasuk Rangga Horimu, berharap agar kondisi pasar segera membaik dalam waktu dekat.
Mereka optimistis bahwa jika daya beli mulai pulih dan permintaan meningkat, harga daging babi di Tahuna dapat kembali stabil seperti sebelumnya.
Pasar Towo’e sendiri merupakan salah satu pusat perdagangan ikan segar di Tahuna yang setiap harinya menjadi tempat utama bagi warga untuk mendapatkan kebutuhan bahan makanan laut. (Pet/Edu)
-