Diabetes Dominasi Penyakit di Tapin, Di Banjarmasin Tembus 25 Ribu Pasien
Hari Widodo November 15, 2025 08:31 AM

BANJARMASINPOST.CO.ID, RANTAU - Hari Diabetes Sedunia kembali hadir, Jumat (14/11). Kendati rutin diperingati, angka penderitanya makin tinggi.

Di Kabupaten Tapin Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) , jumlah pasien Diabetes Melitus (DM) atau penyakit gula bahkan menempati urutan pertama.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Tapin mencatat, hingga Oktober 2025 mencapai 3.053 orang. Ini meningkat dibanding 2024 yang berjumlah 2.939. Pasien didominasi warga berusia di atas 40 tahun.

Kepala Dinas Kesehatan Tapin, Noor Ifansyah, menerangkan pola penyakit di kabupaten ini mengalami perubahan signifikan dalam satu dekade terakhir.

Jika pada tahun-tahun sebelumnya penyakit menular seperti diare mendominasi, kini kondisi berbalik.

Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi yang terbanyak, dengan diabetes menempati urutan pertama.

 “Sekarang paling banyak itu DM. Dalam lima besar juga ada gangguan jiwa. Artinya pola penyakit kita sudah berubah,” tutur Ifansyah, Jumat.

Perubahan ini menandakan risiko kesehatan masyarakat kini lebih dipengaruhi pola hidup daripada faktor lingkungan.

 Dinkes Tapin pun fokus pada pengendalian PTM, terutama DM yang terus meningkat.

Salah satu program yang digencarkan adalah pemeriksaan kesehatan keliling.

“Setiap hari tim keliling ke kantor-kantor melakukan pemeriksaan. Cek gula darah, kolesterol, tekanan darah, semuanya untuk deteksi dini,” ujarnya.

Upaya ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat agar mengubah pola hidup menjadi lebih sehat.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Tapin, Puji Winarta SKM, MKes, menambahkan rendahnya kesadaran masyarakat menjadi pemicu terbesar diabetes.

Banyak warga yang masih enggan melakukan pemeriksaan dini, tidak memperhatikan pola makan dan jarang beraktivitas fisik.

 “Padahal diabetes sebenarnya bisa dicegah dengan langkah-langkah sederhana asal konsisten. Tantangan kita adalah membangun kesadaran itu, karena perubahan perilaku tidak bisa instan,” katanya, Jumat.

Upaya promotif dan preventif terus digencarkan melalui kampanye Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), penyuluhan di sekolah dan tempat kerja, serta intervensi gaya hidup seperti pola makan sehat, aktivitas fisik, hingga pembiasaan hidup tanpa rokok.

Bagi penderita, penanganan dilakukan secara komprehensif, mulai dari edukasi gizi, aktivitas fisik, hingga pemberian terapi obat atau insulin sesuai kebutuhan.

Pemeriksaan berkala seperti HbA1c, kolesterol, tekanan darah, fungsi ginjal, hingga retina juga rutin dilakukan untuk mencegah komplikasi.

Disinggung mengenai ketersediaan anggaran, Puji memastikan program pencegahan dan penanganan tetap berjalan optimal.

Ia menegaskan persoalan utama bukan semata pada dana, melainkan pada perubahan perilaku masyarakat.

“Anggaran tentu ada porsinya, tetapi faktor terbesar tetap perilaku. Selama masyarakat belum mau rutin memeriksakan diri dan menjaga pola makan, maka kasus akan terus muncul,” tegasnya.

Di Kota Banjarmasin, penderita diabetes lebih banyak lagi. Plt Kepala Dinkes Banjarmasin, M Ramadhan, mengatakan jumlahnya mencapai 25.066 orang.

Sebanyak 13.239 orang di antaranya merupakan pasien baru yang ditemukan sepanjang 2025.

“Rentang usia 44-54 tahun mendominasi kasus baru di 2025 yakni 4.123 orang. Sementara usia 15-19 tahun 55 orang,” jelas Ramadhan, Jumat.

Grafik penderita diabetes meningkat pada 2025 lantaran adanya program Cek Kesehatan Gratis (CKG) dan screening terhadap masyarakat.

“Temuan kasus tersebut rata-rata noninsulin, namun beberapa diketahui sudah komplikasi,” terang Ramadhan.

Guna menekan penyakit diabetes, Dinkes Kota Banjarmasin memiliki sejumlah program. Ada Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis).

Program ini bertujuan mengelola Diabetes Mellitus (DM) tipe 2 melalui deteksi dini dan skrining riwayat kesehatan.

Selanjutnya program CKG, data masuk melalui Aplikasi Sehat Indonesiaku (Asik). Aplikasi ini digunakan untuk mendeteksi riwayat adanya potensi penyakit tidak menular, termasuk diabetes melitus, hipertensi, penyakit jantung, stroke, asma, kanker, dan lain-lain.

Dinkes Banjarmasin juga rutin melakukan skrining kesehatan di berbagai kegiatan. Serta ada program Posyandu ILP.

Kegiatan skrining yang turut dilaksanakan di Posyandu di Kota Banjarmasin untuk memantau kondisi kesehatan masyarakat.

Dibeberkannya, implementasi program pengendalian diabetes menghadapi beberapa kendala. Terutama kurangnya kesadaran masyarakat tentang bahaya diabetes dan cara pencegahannya. (tar/naa)

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.