BANJARMASINPOST.CO.ID, KANDANGAN - Sosok makhluk gaib di balik hilangnya balita di Desa Malinau, Kecamatan Loksado, Kabupaten HSS, Provinsi Kalsel, kakinya warna putih.
Seperti diketahui, epekan berlalu cerita balita berusia 2,5 tahun di Dusun Bidukun, RT 3, Desa Malinau, Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) yang sempat hilang dua hari dan dua malam.
Balita yang diduga menghilang usai bermain di tempat rumah neneknya tersebut, akhirnya ditemukan dalam kondisi selamat.
Kejadian ini, menarik berbagai pihak. Pasalnya, upaya pencarian terhadap balita berinisial AN tersebut dilakukan usai hilang atau tidak pulang semenjak Kamis, 6 November 2025, sekitar pukul 16.00 wita.
Pencarian dilakukan oleh relawan gabungan, warga Bidukun, Tim SAR, Tagana, BPBD, Satpol PP dan Damkar HSS, aparat desa, Camat Loksado, Kepolisian dan TNI setempat, sejak hari pertama bahkan sampai malam hari.
Balita ditemukan Sabtu, 8 November 2025 sekitar pukul 06.30 Wita di sebuah pondok di bukit area ladang pohon pisang milik suami istri, Ani dan Samsi.
Balita AN ditemukan tengah tertidur di pondok (gubuk) tersebut, berjarak sekitar 1 Kilometer dari lokasi pertama dinyatakan hilang, rumah neneknya. Namun, menjadi pertanyaan, bagaimana ia bisa masuk, padahal pondok tersebut terkunci dan akses harus mendaki?
Diceritakan Ani (41), warga RT 3 Dusun Bidukun, selaku pemilik lahan dan pondok tempat padi tersebut kepada Banjarmasin Post menceritakan, sebelum ditemukan balita tersebut, malam harinya, digelar acara adat oleh warga Dusun Bidukun RT 3, sebagai upaya untuk membantu melakukan pencarian.
Saat itu, Kepala Adat melakukan berbagai persiapan untuk gelaran acara, dengan memanggil sahabat Babalian.
“Acaranya persiapan dari pukul 17.00 – 22.00 Wita. Kepala Adat mendapatkan penglihatan bahwa anak tadi (AN) masih hidup, tetapi dibawa orang yang kasat mata (gaib) dengan menyerupai sosok dari almarhum balita tersebut. Usai acara, Kepala ada berpesan ke warga Bidukun, anak tersebut akan dikembalikan lagi, sekitar pukul 07.00 Wita,” cerita Ani, mengawali wawancara, Jumat (14/11/2025).
Kepala adat turut berpesan, posisi anak tersebut berada sekitar hutan (ladang) atau di pondok. Dipastikan bahwa anak tersebut ada.
Singkat cerita, Ani bersama suami pergi ke ladang miliknya untuk mengambil hasil buah pisang untuk dijual, karena anak tertua perlu ongkos untuk pergi mendulang.
Ani diminta suaminya untuk mengambil pisang yang dekat pondok, tetapi tidak sengaja melihat sosok orang di dalam pondok miliknya tersebut.
“Saya malah melihat ada benda mencurigakan, dalam hati tidak pernah menyimpan benda itu. Dilihat lagi, ada tangan dan kaki berwarna putih, kemudian saya lari memanggil suami mengabarkan bahwa ada sosok anak di dalam pondok,” jelasnya.
Ketika suaminya mendekati pondok dan mencoba membuka pintu yang masih keadaan terkunci rapat, mereka dikagetkan bahwa berada di dalam itu, adalah si balita yang hilang.
Rasa syukur pun tidak terbendung diutarakan Ani bersama suami, karena balita telah ditemukan dan segera dikabarkan ke pihak warga desa, serta relawan gabungan, tim SAR yang melakukan pencarian.
“Kondisinya waktu itu memang lemas, tidak berdaya dengan posisi berbaring. Setelah dibangunkan kondisi balita di cek untuk mendapatkan penanganan kesehatan,” bebernya.
Balita tersebut dibawa ke rumah dan dimandikan, sambil memanggil almarhum ibunya yang telah meninggal sekitar satu tahun lalu.
Kejadian ini, menurut Ani cukup menggemparkan, karena sebelumnya tidak pernah terjadi di desa mereka, terutama seingat pengalaman dia.
Berdasarkan hasil pemeriksaan tim kesehatan dan DPPKBPPPA bersama UPTD PPA HSS kondisi balita tidak ada tanda-tanda kekerasan terhadap balita tersebut.
(Banjarmasinpost.co.id/Adiyat Ikhsan)