Kisah Oppo Jadi Brand Global, Kini Ajukan 115 Ribu Paten
kumparanTECH November 17, 2025 10:26 AM
Proses Oppo untuk menjadi salah satu brand global tidaklah mudah. Butuh perjuangan dan inovasi yang menarik untuk mereka mencapai posisi saat ini.
Overseas Chief Marketing Officer (CMO) Oppo, Ling Liu, mengatakan Oppo pada mulanya berfokus pada produk audio seperti pemutar MP3, MP4, dan Blue-ray DVD, yang cukup sukses di pasar luar negeri.
Di sekitar tahun 2000-an, psar ponsel dikuasai oleh Nokia. Saat itu, hampir tidak ada merek ponsel asal China yang dikenal secara global.
"Bahkan ketika orang membicarakan produk buatan China, kesan pertama yang muncul adalah kualitas yang buruk dan keandalan yang rendah," kata Ling Liu di Oppo Binhai Bay Campus, Dongguan, China.
Perbesar
Berkunjung ke kantor pusat Oppo di China. Foto: Andrian Gilang/kumparan
Akhirnya, Ling Liu bilang, Oppo memutuskan untuk masuk ke pasar ponsel. Mereka berusaha merilis produk yang bisa merepresentasikan kualitas dan keandalan produk China.
Setelah melakukan penelitian selama tiga tahun, Oppo merilis ponsel pertama mereka, yakni A103 pada 2008.
"Ponsel ini memiliki ukuran kecil dan desain yang menarik. Kamera diibaratkan sebagai mata, sementara speaker menjadi mulutnya. Seolah-olah melalui ponsel ini, kami berkata 'halo' kepada dunia," tuturnya.
Ponsel pertama yang diproduksi Oppo itu mendapat respons positif. Hal itu menjadi fondasi buat Oppo untuk mengembangkan diri di pasar ponsel. Mereka berinovasi di berbagai sisi.
"Misalnya dalam teknologi kamera. Kini kami telah mengintegrasikan teknologi AI dengan kamera untuk menghasilkan kualitas gambar yang lebih baik dan memberikan pengalaman baru bagi pengguna," ungkap Ling Liu.
Terkait sektor kamera, Oppo terus berinovasi, salah satunya dengan menggandeng produsen kamera Hasselblad yang digunakan di Oppo Find X9 dan X9 Pro.
Perbesar
Lini produk Oppo saat kumparan berkunjung ke kantor Oppo di China. Foto: Andrian Gilang/kumparan
Dari sisi desain, Oppo menjadi pelopor ponsel full screen lewat seri Find X pada 2018. Sementara itu, dalam teknologi pengisian cepat, OPPO meluncurkan VOOC.
"Teknologi ini dianggap sebagai revolusi yang mendefinisikan ulang teknologi pengisian cepat," kata Ling Liu.
Lewat berbagai inovasi yang dilakukan, Oppo berusaha untuk memberikan manfaat bagi masyarakat yang menggunakan berbagai produk mereka, seperti ponsel, perangkat wearable, dan audio.
Perbesar
Oppo Find X9 Series. Foto: Thomas Bosco/kumparan
Oppo telah beroperasi di lebih dari 75 negara. Sejak memasuki pasar global pada 2009, Oppo mengalami berbagai pertumbuhan.
Hingga tahun 2025, Oppo menempati peringkat kelima di dunia dan peringkat keempat di beberapa wilayah dalam pasar smartphone. Bahkan Oppo menjadi merek nomor satu di Asia Tenggara.
Keberhasilan itu tidak terlepas dari Oppo yang selalu berinovasi dalam riset dan pengembangan terkait produk mereka.
"Oppo sangat menenaknakn inovasi. Setiap tahun, kami berinvestasi besar dalam penelitian dan pengembangan. Kami kini memiliki 6 pusat R&D," ungkap Ling Liu.
Selain itu, Oppo juga memiliki pusat produksi di berbagai negara, di antaranya India, Pakistan, dan Brasil. Oppo menggunakan teknologi canggih di pabrik mereka.
"Kami menggunakan banyak peralatan otomatis. Saat ini, 85 persen proses produksi dan 90 persen proses pengujian dilakukan secara otomatis," ucap Ling Liu.
Oppo Ajukan 115 Ribu Paten
Hingga saat ini, Oppo telah mengajukan sekitar 115 ribu paten, di mana 92 persen di antaranya merupakan paten penemuan.
"Oppo saat ini berada di peringkat ke-14 dunia terkait jumlah paten," kata Ling Liu.
Selama dua dekade, Oppo terus mengembangkan ColorOS, sistem operasi buatan mereka. Sistem ini mampu menghadikan pengalaman yang halus dan berkualitas bagi para pengguna.
Terkait fasilitas di China, Oppo memiliki fasilitas di Binhai Bay dan pusat R&D Chang'an di Dongguan. Kompleks di Binhai Bay memiliki luas sekitar 100 ribu meter persegi yang mencakup pusat riset hingga akomodasi bagi para staf.
"Kami menyediakan apartemen yang nyaman untuk karyawan," ucap Ling Liu.