Astronom Deteksi Sinyal Radio Pertama dari Komet Antar Bintang 3I/ATLAS, Alien?
kumparanSAINS November 17, 2025 10:26 AM
Para astronom baru saja mendeteksi sinyal radio pertama yang berasal dari komet antar bintang 3I/ATLAS, tepat ketika benda langit itu melintasi separuh perjalanannya menembus tata surya. Penemuan ini mungkin terdengar seperti bukti bahwa komet tersebut berasal dari peradaban alien, tapi kenyataannya justru sebaliknya.
3I/ATLAS merupakan objek antar bintang (interstellar object/ISO) ketiga yang pernah melintas di sekitar Bumi. Komet ini pertama kali terlihat pada awal Juli lalu, melaju ke arah Matahari dengan kecepatan lebih dari 210.000 kilometer per jam, meski belakangan ditemukan bahwa pengamatannya sudah terekam sejak Mei.
Sebagian besar ilmuwan sepakat bahwa 3I/ATLAS memang sebuah komet alami, kemungkinan besar yang tertua yang pernah terdeteksi. Ia diyakini berasal dari sistem bintang asing di pinggiran galaksi Bima Sakti, dan telah terlempar ke luar sekitar 7 miliar tahun lalu.
Meski begitu, sekelompok kecil peneliti yang dipimpin oleh astrofisikawan Harvard sekaligus pemburu alien ternama, Avi Loeb, berspekulasi bahwa komet itu sebenarnya pesawat luar angkasa buatan makhluk cerdas. Teori tanpa bukti itu pun menyebar luas, menimbulkan berbagai cerita sensasional yang justru mengaburkan riset ilmiah sebenarnya. Fenomena serupa juga pernah terjadi pada ISO pertama yang ditemukan, Oumuamua, yang juga sempat diklaim Loeb sebagai kapal induk alien.
Maka ketika para astronom di teleskop radio MeerKAT, Afrika Selatan, mengumumkan deteksi sinyal radio dari 3I/ATLAS, para pendukung teori Loeb pun sontak bersemangat. Mereka berharap temuan ini akan menjadi bukti adanya transmisi alien tersembunyi, apalagi sinyal itu muncul bertepatan dengan momen perihelion, titik terdekat komet ke Matahari, pada 29 Oktober lalu.
Adapun sinyal radio pertama kali terdeteksi pada 24 Oktober 2025, tak lama setelah 3I/ATLAS sempat menghilang di balik Matahari selama perihelion. Saat itu, komet juga menunjukkan perubahan warna dan peningkatan kecerahan secara tiba-tiba. Setelah kembali muncul awal November, ia tampak seolah kehilangan ekornya meski kemudian terbukti hanya efek optik semata.
Menariknya, 3I/ATLAS memang memiliki sejumlah sifat aneh yang sempat memicu teori konspirasi, seperti permukaan yang sangat terpapar radiasi, kandungan karbon dioksida berlebih, hingga “anti-ekor” misterius. Namun, seluruh fenomena tersebut telah dijelaskan secara ilmiah dan dipastikan alami oleh komunitas astronom internasional.
Bahkan, teori lain yang sempat menghebohkan baru-baru ini soal objek antar bintang yang mendekati Bumi pada 11 November 2025 juga terbantahkan. Beberapa rumor menyebut benda itu mungkin “probe” kiriman 3I/ATLAS, tapi klaim itu langsung ditepis, termasuk oleh Loeb sendiri. Objek yang dimaksud, C/2025 V1 (Borisov), ternyata hanyalah komet biasa dari tata surya kita.
Sementara itu, laporan lain yang mengutip perhitungan Loeb tentang percepatan non-gravitasi 3I/ATLAS sempat menyebut komet itu mungkin meledak akibat kehilangan massa berlebihan. Tapi pengamatan terbaru kembali memastikan, tidak ada ledakan apa pun, dan 3I/ATLAS tetap melanjutkan perjalanannya dengan tenang.