Ancaman Tanah Longsor di Musim Hujan Kali Ini, Begini Kata BMKG
GH News November 17, 2025 09:09 PM
Jakarta -

Beberapa wilayah di Indonesia terdampak tanah longsor di musim hujan kali ini. Apa penyebabnya?

Sebelumnya, wilayah Cilacap, Jawa Tengah, dilanda tanah longsor pada Rabu (13/11). Menurut Antara, jumlah korban meninggal dunia mencapai 13 orang dengan 10 orang masih dalam tahap pencarian per hari Senin (17/11).

Tak jauh dari Cilacap, wilayah Banjarnegara juga terdampak longsor pada Sabtu (16/11). Sebanyak 823 warga mengungsi dari tempat tinggalnya seperti dilansir dari detikNews.

Bencana tanah longsor ini bukan tanpa alasan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat adanya hujan berintensitas tinggi di wilayah Kabupaten Cilacap dan sekitarnya. Kondisi hujan ini berpotensi meningkatkan kadar air dalam tanah, sehingga dapat meningkatkan kondisi rentan dan berkontribusi pada terjadinya tanah longsor di lokasi tersebut.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menyampaikan jika pengamatan di Pos Hujan Majenang menunjukkan curah hujan cukup tinggi, yakni masing-masing 98,4 mm/hari dan 68 mm/hari pada 10-11 November 2025. Setelah itu, wilayah tersebut masih mengalami hujan ringan yang membuat kondisi tanah tetap basah hingga memicu longsor.

"Rangkaian hujan tersebut membuat kondisi tanah semakin basah dan lereng menjadi lebih rentan terhadap pergerakan," ujar Guswanto dalam laman BMKG dikutip Senin (17/11/2025).

Kondisi Atmosfer Terkini

Menurut Guswanto, kondisi atmosfer beberapa hari terakhir juga mendukung terbentuknya awan hujan di wilayah Jawa Tengah. Aktivitas fenomena MJO (Madden Jullian Oscillation) memperkuat proses pembentukan awan tersebut.

Pada skala yang lebih luas, peningkatan hujan dipengaruhi adanya pusaran angin di perairan barat Lampung dan selatan Bali, serta zona belokan angin di sekitar Jawa yang membuat pertumbuhan awan semakin intens.

"Kondisi atmosfer tersebut mendorong terbentuknya awan konvektif yang dapat menimbulkan hujan sedang hingga lebat, disertai kilat atau petir serta angin kencang," ujarnya.

Peringatan Dini Cuaca Ekstrem hingga 20 November

Sejalan dengan kondisi tersebut, BMKG telah mengeluarkan Peringatan Dini Cuaca dan Iklim Ekstrem pada periode 11-20 November 2025.

"Pada rilis tersebut juga disampaikan bahwa hujan sedang hingga lebat diperkirakan dapat terjadi kembali pada 19-22 November 2025," ujar Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani.

Penanganan Darurat BencanaBMKG

Memperhatikan situasi ini, Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto, menyatakan BMKG siap mendukung penanganan darurat pascabencana tanah longsor yang saat ini dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) juga diusulkan untuk mengurangi ancaman hujan deras atau cuaca ekstrem dengan menurunkan intensitas curah hujan sebelum masuk ke daerah terdampak longsor.

"Skema penerapan OMC yang disiapkan berfokus pada pengamanan daerah bencana longsor sehingga daerah Majenang terbebas dari hujan deras yang berpotensi memicu longsor susulan atau mengganggu proses evakuasi," terang Seto.

Nantinya, pos komando (posko) dan penempatan pesawat terbang diusulkan berlokasi di Bandar Udara Husein Sastranegara, Bandung. Demi memastikan kelancaran dan efektivitas OMC, BMKG mendorong pemerintah daerah segera menempuh prosedur resmi dengan menetapkan Status Siaga Darurat Bencana bagi wilayah yang menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.