Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI mengatakan bahwa pelaku ledakan pada SMAN 72 Jakarta Utara pada Jumat (7/11) lalu, mengakses grup true crime community (komunitas kejahatan nyata).
“Kalau di yang SMAN 72 diketahui Densus 88 juga mengakses kepada grup namanya TCC, True Crime Community,” kata Kepala BNPT Komjen Eddy Hartono di Jakarta, Selasa.
Ia menerangkan, dari sisi psikologis, perbuatan pelaku yang meledakkan sekolahnya itu merupakan mimetic radicalization atau mimetic violence. Dalam hal ini, pelaku meniru modus kejahatan yang pernah terjadi sebelumnya.
“Jadi, dia bisa meniru ide perilaku apa yang terjadi sehingga dia meniru supaya bisa dibilang hebat, supaya ada kebanggaan,” katanya.
Maka dari itu, BNPT bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Kementerian Sosial (Kemensos), hingga ahli psikologi, tengah memetakan fenomena ini agar mengetahui rehabilitasi apa yang harus dilakukan.
“Kira-kira rehabilitasi apa yang pas ketika orang atau anak-anak ini mengalami tekanan secara psikologis, itu yang sekarang kami kembangkan,” ucap Eddy.
Pada Jumat (7/11) sekira pukul 12.15 WIB, terjadi ledakan di lingkungan SMA Negeri 72 Jakarta di Kelapa Gading, Jakarta Utara, tepatnya dalam komplek Kodamar TNI Angkatan Laut (AL).
Menurut keterangan saksi, ledakan terjadi saat siswa dan guru sedang Shalat Jumat di masjid di sekolah tersebut. Letusan pertama pertama terdengar ketika khotbah sedang berlangsung, disusul ledakan kedua yang diduga berasal dari arah berbeda.
Ledakan itu menyebabkan para korban mengalami beragam cedera, termasuk luka bakar dan luka akibat serpihan, sekaligus menyulut kepanikan dari warga sekolah dan masyarakat sekitar.







