“Dari total peserta, 225 prajurit bertugas sebagai penyelenggara dan 998 prajurit merupakan bagian dari Batalyon Komposit, yang merupakan pelaku utama latihan,”

Natuna (ANTARA) - TNI Angkatan Darat (AD) melibatkan 1.223 prajurit dalam latihan tempur antar kecabangan (Ancab) di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, yang merupakan salah satu wilayah terdepan Indonesia.

Komandan Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan dan Latihan (Dankodilat) TNI AD Letjen TNI Mohammad Hasan di Natuna, Kamis, mengatakan latihan Ancab digelar mulai 16-20 November di Pulau Bunguran Besar dengan melibatkan prajurit dari berbagai kecabangan komposit antara lain seperti Armed, Arhanud, dan Kavaleri.

Tujuan latihan untuk meningkatkan kemampuan tempur prajurit TNI AD secara terpadu melalui kerja sama antar kecabangan di Batalyon Komposit.

Latihan juga dalam rangka memastikan setiap unsur dapat beroperasi secara efektif dalam satuan gabungan, memperkuat koordinasi komando, meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi berbagai ancaman, serta menguji efektivitas alutsista, taktik, dan prosedur operasi di medan sebenarnya.

“Dari total peserta, 225 prajurit bertugas sebagai penyelenggara dan 998 prajurit merupakan bagian dari Batalyon Komposit, yang merupakan pelaku utama latihan,” ucap dia.

Latihan tersebut juga mengerahkan berbagai Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista), termasuk helikopter dan senjata berat dengan daya ledak tinggi.

Dalam skenario latihan, prajurit dihadapkan pada simulasi ancaman musuh yang berupaya menguasai wilayah Indonesia melalui Natuna lewat jalur laut.

Pendekatan yang digunakan mengadopsi konsep gerilya modern dengan dukungan tank, helikopter, dan alutsista lainnya.

Menurut Hasan, kegiatan itu merupakan bagian dari penerapan Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata), yaitu sistem pertahanan negara yang melibatkan seluruh warga negara, seluruh wilayah, serta sumber daya nasional.

“Secara umum, latihan pertahanan semesta akan mengerahkan seluruh kekuatan nasional, mulai dari komponen utama seperti TNI, komponen cadangan (Komcad), hingga unsur pendukung seperti penduduk dan sumber daya alam,” katanya.

Untuk menjaga keamanan dan kenyamanan selama latihan berlangsung, TNI AD mengimbau seluruh pengguna jalur udara, laut, dan darat di area terdampak agar tidak beraktivitas sementara waktu.

Pembatasan ini diterapkan khusus pada saat TNI AD menembakkan peluru tajam berkekuatan tinggi ke arah sasaran latihan, yaitu Pulau Bunga dan sasaran lainnya.

“Dalam latihan ini kami mendapat dukungan dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah hingga masyarakat. Atas dukungan tersebut, kami menyampaikan terima kasih,” katanya.