Pembelajaran Model PJBL yang Cocok untuk Peserta Didik
Kabar Harian November 24, 2025 08:00 PM
Apa yang Anda pahami tentang pembelajaran model PJBL? Pertanyaan sederhana ini sebenarnya membuka jalan bagi banyak guru dan peserta didik untuk memahami kembali bagaimana proses belajar dapat berlangsung dengan lebih bermakna dan menantang.
Pembelajaran model PJBL yang cocok untuk peserta didik bukan sekadar metode mengerjakan proyek, melainkan sebuah pendekatan yang mengajak mereka menemukan, meneliti, dan menciptakan sesuatu melalui pengalaman langsung.
Di tengah perubahan kebutuhan pendidikan masa kini, peserta didik dituntut tidak hanya menguasai teori, tetapi juga mampu menjawab persoalan nyata di sekitar mereka.

Pembelajaran Model PJBL

Ilustrasi Sekolah, Foto:Unsplash/Ed Us
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sekolah, Foto:Unsplash/Ed Us
Apa yang Anda pahami tentang pembelajaran model PJBL? Dikutip dari laman bpmpaceh.kemendikdasmen.go.id, model ini merupakan pendekatan yang menempatkan proyek sebagai inti proses belajar, sehingga memberi ruang bagi siswa untuk menemukan, merancang, dan menghasilkan karya melalui pengalaman nyata.
Dalam konteks mata pelajaran Prakarya, terutama pada aspek pengolahan, penggunaan PJBL membantu siswa menjadi lebih aktif dan kreatif ketika mengolah bahan pangan dari lingkungan sekitar, termasuk belimbing wuluh yang sering tersedia melimpah.
Pada jenjang SMP dengan Kurikulum 2013, mata pelajaran Prakarya bertujuan menghubungkan peserta didik dengan potensi daerahnya. Aspek keterampilan dalam mata pelajaran ini meliputi kerajinan, pengolahan, rekayasa, dan budidaya.
Namun, bahan lokal yang mudah ditemukan di banyak wilayah sering belum dimanfaatkan secara maksimal dalam proses pembelajaran.
Padahal, salah satu tujuan penting pada aspek pengolahan ialah memberi kemampuan merancang produk makanan dari buah segar.
Belimbing wuluh menjadi contoh menarik karena meskipun bernilai jual rendah dan memiliki daya simpan singkat, buah ini sebenarnya dapat diolah menjadi produk yang lebih bernilai seperti manisan.
Belimbing wuluh, yang tumbuh subur di banyak halaman rumah di Aceh, biasanya diolah menjadi asam sunti sebagai bumbu masakan.
Namun, pengolahannya sebagai manisan menawarkan nilai ekonomi lebih tinggi. Melalui PJBL, guru dapat membimbing siswa merancang, memproses, dan mengevaluasi pembuatan manisan secara sistematis.
Proyek ini memberi pengalaman langsung mengenai pemanfaatan bahan lokal sekaligus memperkenalkan teknik pengolahan pangan yang tepat.
Model pembelajaran berfungsi sebagai kerangka konseptual yang mengatur langkah-langkah belajar secara terstruktur.
Dalam PJBL, proses dimulai dari pertanyaan esensial yang menuntun arah proyek. Kemudian, guru dan siswa merancang kegiatan, menyusun jadwal, memonitor perkembangan, melakukan penilaian, dan menutupnya dengan refleksi.
Tahap-tahap ini memberi pengalaman belajar yang lebih nyata, terarah, dan bermakna.
PJBL juga memungkinkan siswa bekerja secara kolaboratif, menggali informasi, serta menghubungkan pengetahuan teoritis dengan praktik.
Peran guru menjadi sangat penting, terutama dalam merancang strategi, memfasilitasi proses, dan memastikan setiap langkah berjalan sesuai tujuan pembelajaran.
Melalui pembelajaran berbasis proyek, pembuatan manisan belimbing wuluh tidak hanya menjadi kegiatan memasak, tetapi juga sarana memahami potensi bahan lokal dan meningkatkan keterampilan pengolahan pangan.
Pendekatan ini membantu siswa menghasilkan karya yang memiliki nilai ekonomi, sembari mempelajari langkah-langkah pengolahan secara lebih mendalam dan bertanggung jawab. (KIKI)
Baca juga: 2 Contoh Surat Pemberitahuan Libur Sekolah sebagai Referensi
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.