Penyebab Kematian ART di Manokwari Diselidiki, 3 Orang yang Hendak Menguburkan Masih Berstatus Saksi
Dewi Agustina December 02, 2025 07:31 AM
Ringkasan Berita:
  • Identitas jenazah yang sebelumnya diduga korban pembunuhan di Manokwari, Papua Barat terungkap.
  • Dia adalah I (60), Asisten Rumah Tangga di rumah salah satu pemilik penginapan di kawasan Wosi Gaya Baru.
  • Penyebab kematiannya masih dalam penyelidikan polisi.
  • Polresta Manokwari melibatkan dokter forensik Polda Papua untuk melakukan autopsi terhadap jasad korban.


TRIBUNNEWS.COM, MANOKWARI - Identitas jenazah yang sebelumnya diduga korban pembunuhan di Manokwari, Papua Barat terungkap.

Dia adalah I (60), Asisten Rumah Tangga (ART) di rumah salah satu pemilik penginapan di kawasan Wosi Gaya Baru.

Korban sudah bekerja di tempat itu sejak tahun 2020.

Namun penyebab kematiannya masih dalam penyelidikan polisi.

Kasat Reskrim Polresta Manokwari, AKP Agung Gumara Samosir menjelaskan, pihak keluarga (terduga pelaku) yang mempekerjakan korban terdiri dari tiga orang berinisial L, BC, dan FAG.

 

JASAD ART - Jasad wanita 60 tahun yang diduga bekerja sebagai Asisten Rumah Tangga (ART) saat hendak dikubur oleh tiga terduga pelaku di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pasir Putih Manokwari, Sabtu (29/11/2025).
JASAD ART - Jasad wanita 60 tahun yang diduga bekerja sebagai Asisten Rumah Tangga (ART) saat hendak dikubur oleh tiga terduga pelaku di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pasir Putih Manokwari, Sabtu (29/11/2025). (TribunPapuaBarat/Istimewa)

 

Ketiganya sempat ditahan di Rutan Polresta Manokwari, namun kemudian dipulangkan.

"Tiga terduga pelaku masih berstatus sebagai saksi. Mereka sebelumnya ditahan, tetapi sudah dipulangkan. Meski begitu, mereka tetap dalam pengawasan Satreskrim Polresta Manokwari," jelas Agung.

Dari pemeriksaan awal, korban diperkirakan telah meninggal dunia 4 hingga 5 hari sebelum jasadnya terungkap saat hendak dikuburkan.

Polresta Manokwari memastikan penyelidikan akan terus dilakukan hingga penyebab kematian korban terungkap.

Autopsi

Polresta Manokwari kini melibatkan dokter forensik Polda Papua untuk melakukan autopsi terhadap jasad korban.

Diketahui jasad tersebut sudah dalam kondisi membusuk.

AKP Agung Gumara Samosir mengatakan keputusan itu diambil karena hasil visum awal dari RSUD Manokwari belum dapat memberikan kesimpulan.

"Karena hasil visum belum akurat, kami memutuskan untuk melibatkan dokter forensik dari Polda Papua untuk melakukan autopsi lanjutan," ujar Agung di Manokwari, Senin (1/12/2025).

Menurutnya, kondisi jasad yang sudah membusuk membuat pemeriksaan awal tidak bisa memastikan penyebab kematian.

Saat ini, jenazah korban masih berada di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Papua Barat untuk kebutuhan autopsi.

Berawal dari Kecurigaan Penggali Kubur

Mengutip Tribunpapuabarat.com, kasus ini terungkap setelah Hengky Baransano, seorang penggali kubur di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pasir Putih, Kabupaten Manokwari melaporkan kecurigaannya kepada polisi.

Hengky awalnya didatangi oleh seorang perempuan pada Jumat (28/11/2025) sekitar pukul 09.00 WIT.

Perempuan itu disebut menggunakan mobil Maxim.

Ia meminta bantuan untuk dicarikan penggali liang kubur.

‎Menurut Hengky, perempuan tersebut mengaku tidak memiliki uang cukup untuk biaya penggalian liang kubur.

"Harga normal gali liang itu enam juta rupiah, itu biasa kami kerjakan setiap ada orang meninggal," kata Hengky.

"Ibu ini bilang dia hanya mampu dua juta. Karena kasihan, sebagai manusia, kami bantu," ujar Hengky Baransano, Sabtu.

‎Selain uang Rp 2 juta, perempuan itu juga memberikan tambahan Rp 250 ribu untuk ongkos makan. 

Kepada Hengky, perempuan itu mengaku hendak memakamkan jenazah seorang nenek yang dikirim dari Sorong, Papua Barat Daya.

Karena hujan deras, dari kesepakatan kedua pihak, pemakaman ditunda pada hari berikutnya (Sabtu pukul 06.00 WIT).

Pada Sabtu dini hari, perempuan itu menelepon Hengky Baransano dan meminta agar pemakaman dilakukan lebih cepat dari jadwal semula.

‎"Dia telepon jam dua pagi, jam tiga, sampai setengah lima. Bilangnya sudah tunggu di kuburan. Padahal kami sepakat jam enam," kata Hengky.

Perempuan itu juga keberatan karena alasan lain. 

"Kami hanya gali liang, bukan urus pemakaman," katanya.

‎Ketika tiba di lokasi TPU Pasar Putih, Hengky Baransano melihat rombongan yang datang menggunakan mobil Innova hitam.

‎Jenazah dibawa tanpa peti atau keranda, melainkan hanya terbungkus kain yang tampak tidak rapi.

‎Hengky dan kawan-kawan merasa ada yang janggal.

‎"Ibu ini bawa mayat tanpa peti, hanya dibungkus kain seadanya. Bau (jenazah) sudah sangat menyengat. Anak laki-lakinya sempat buka bungkusan itu, tetapi kami tidak tahan karena baunya," ujar Hengky Baransano.

Ia pun mengingat ucapan perempuan itu bahwa jenazah dikirim dari luar kota.

Hengky mengatakan kalau dikirim dari Sorong, jenazah seharusnya menggunakan peti atau melewati prosedur resmi lainnya.

"Ini yang bikin saya curiga. Kalau dari Sorong pasti pakai peti. Ini tidak," kata Hengky Baransano.

Hengky dan kawan-kawan semakin merasa ada yang aneh karena ketiga orang yang membawa jenazah itu tiba-tiba meninggalkan liang kubur.

‎"Kami gali liang belum dibayar lunas, mereka pergi begitu saja."

"Ibu itu hanya bilang ‘tunggu saja, saya lagi usahakan cari peti’. Saya bilang kami hanya gali, urusan kubur bukan tanggung jawab kami," ujar Hengky.

Sempat Diamankan Polisi

‎Kasat Reskrim Polresta Manokwari, AKP Agung Gumara Samosir, mengatakan jenazah itu sudah berada di dalam sebuah kamar saat petugas pertama kali menerima laporan.

Polisi pun langsung melakukan penyelidikan awal, termasuk memeriksa kondisi tubuh jenazah tersebut.

‎"Yang meninggal itu sudah di kamar. Kami visum dulu, berarti ini bukan penemuan mayat. Ada dugaan pembunuhan begitu," ujar AKP Agung Gumara Samosir kepada TribunPapuaBarat.com, Sabtu (29/11/2025).

Polisi telah menahan sejumlah orang yang membawa jenazah itu, termasuk kendaraan yang digunakan untuk mengantar jenazah ke TPU Pasir Putih.

‎"Yang orang bawa mayat, mobil dan segalanya itu kita tahan dulu. Masih kita selidiki lebih lanjut," katanya.

‎Kasat Reskrim menyebut proses penyelidikan akan diperluas untuk memastikan peran setiap pihak yang terlibat, termasuk saksi tambahan.

Polisi juga menunggu hasil visum resmi dari tim medis.
‎‎
‎Polresta Manokwari memastikan penyelidikan dilakukan secara menyeluruh untuk mengungkap penyebab dan pelaku dalam kasus tersebut.

Penulis: Fransiskus Irianto Tiwan

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.