Guru di Kalsel Menolak Disalahkan, Mendikdasmen Ungkap Nilai TKA Matematika Jeblok
Irfani Rahman December 02, 2025 07:31 AM

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mengevaluasi Tes Kemampuan Akademik (TKA) bagi siswa kelas XII SMA. Hal ini karena hasil TKA mata pelajaran matematika cenderung jeblok.

Evaluasi mencakup waktu pelaksanaan, soal dan aspek teknis lainnya. “Banyak hal sudah kami evaluasi secara komprehensif,” ujar Mendikdasmen Abdul Mu’ti di Istana Merdeka Jakarta, Kamis (27/11).

Sebelumnya saat membuka Musyawarah Nasional Ke-20 Ikatan Penerbit Indonesia di Jakarta pada 19 November, Mu’ti menguraikan sejumlah penyebab nilai matematika TKA 2025 jeblok seperti buku ajar dan cara guru mengajar yang belum mampu mendorong minat belajar.

Namun pernyataan tersebut mendapat penolakan sejumlah guru di Kalimantan Selatan.

“Kalau ada siswa yang nilainya rendah, jangan langsung menyalahkan guru. Proses belajar itu kompleks. Guru memang berperan penting, tapi siswa juga harus punya motivasi dan orangtua perlu mendukung dari rumah. Jadi ini bukan soal satu pihak saja,” tegas Noviya Maulidani, S. Pd, guru Matematika SMKN 2 Banjarmasin.

Ia pun menjelaskan guru di sekolah menghadapi banyak kendala yang sering luput dari perhatian publik.

 “Kami berhadapan dengan keterbatasan fasilitas belajar, kurikulum yang terus berubah, dan siswa yang punya kemampuan serta minat berbeda-beda. Matematika itu kan abstrak, jadi wajar kalau banyak siswa kesulitan memahami. Guru harus berusaha keras mencari cara agar konsep yang abstrak bisa terasa nyata, tapi itu tidak mudah,” ujarnya.

Menurut Noviya, rendahnya nilai siswa tidak bisa dijadikan tolok ukur tunggal untuk menilai kualitas mengajar guru.

“Masalahnya lebih luas. Kurikulum terlalu padat, perubahan kurikulum sering tidak diikuti pelatihan memadai untuk guru. Banyak faktor yang saling terkait,” jelasnya.

Dia pun menjelaskan perbedaan materi ajar di sekolah dengan soal TKA. “Materi sekolah lebih fokus pada pemahaman konsep, sedangkan TKA menekankan kemampuan analitis dan pemecahan masalah. Jadi wajar kalau siswa merasa kaget,” ujarnya

Di akhir, ia menegaskan nilai TKA tidak sepenuhnya mencerminkan kemampuan matematika siswa. “Nilai itu juga dipengaruhi faktor lain, seperti kemampuan bahasa, analisis, bahkan kesiapan mental siswa menghadapi tekanan ujian,” ujarnya.

Sementara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kalimantan Selatan belum menerima satu pun laporan resmi hasil TKA dari pemerintah pusat.

“Nilai TKA siswa SMA/SMK sederajat belum disampaikan pemerintah pusat ke pemerintah daerah, sehingga kami belum bisa melakukan evaluasi,” kata Kepala Bidang Pembinaan SMA, Dedi Hidayat, Senin (1/12).

Tahun 2025 menjadi momen pertama pelaksanaan TKA secara nasional. Dedi menjelaskan, alih-alih mengejar hasil, pemerintah daerah justru lebih banyak berkutat memastikan seluruh siswa Kalsel dapat mengikuti ujian tanpa terkendala sarana maupun kesiapan perangkat.

 “Mengingat ini pertama kali dilaksanakan, pasti ada hal-hal yang belum sesuai harapan. Tahun ini kami fokus memastikan seluruh siswa bisa ikut, termasuk pemenuhan sarpras dan kesiapan mereka,” katanya.

Di sejumlah daerah, akses jaringan internet, kesiapan laboratorium komputer, hingga kesiapan mental siswa menjadi tantangan tersendiri. Sejumlah sekolah harus melakukan penjadwalan ulang untuk memastikan semua peserta mendapatkan kesempatan ujian yang sama.

Dedi memastikan pelaksanaan TKA 2026 akan disiapkan lebih matang. Disdikbud berencana memperkuat pelatihan guru, memperbaiki kesiapan sarana berbasis digital, dan memastikan semua sekolah memiliki standar pelaksanaan yang sama.

Setelah pelaksanaan TKA untuk jenjang SMA sederajat, selanjutnya dilakukan TKA untuk SMP sederajat. Sejumlah SMP di Banjarbaru mulai melakukan persiapan menghadapi TKA pada 2026.

Duan, guru SMP, mengaku mendapat informasi TKA SMP sederajat diperkirakan berlangsung sekitar Maret. Pihak sekolah sudah diberi pembekalan oleh instansi terkait.

Untuk jenjang SMP, khususnya siswa kelas IX, TKA hanya akan mencakup dua mata pelajaran, yaitu matematika dan bahasa Indonesia.

Ia menjelaskan bahwa hal ini berbeda dengan tingkat SMA, di mana jumlah mata pelajaran yang diujikan lebih banyak serta mata pelajaran pilihan. (sai/msr/riz)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.