Wall Street Ditutup Melemah Usai Imbal Hasil Obligasi AS Melonjak
kumparanBISNIS December 02, 2025 08:20 AM
Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Senin (1/12). Hal ini dinilai karena lonjakan imbal hasil obligasi pemerintah AS dan rilis data ekonomi yang menunjukkan tarif masih menjadi hambatan bagi sektor manufaktur AS. Investor kini menantikan pengumuman kebijakan Federal Reserve (The Fed) pekan depan.
Mengutip Reuters, Selasa (2/12), indeks Dow Jones Industrial Average turun 427,09 poin atau 0,90 persen ke 47.289,33. S&P 500 melemah 36,46 poin atau 0.53 persen ke 6.812,63, sementara Nasdaq Composite melemah 89,76 poin atau 0,38 persen ke 23.275,92.
Survei Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan manufaktur AS mengalami kontraksi selama sembilan bulan berturut-turut pada November, dipengaruhi oleh pesanan yang melemah dan kenaikan harga, seiring masih berlanjutnya dampak tarif.
Pasar pun pada umumnya telah memperkirakan pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada akhir pertemuan kebijakan dua harinya pada 10 Desember. CME FedWatch Tool mencatat peluang 85,4 persen untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin.
“Pasar masih didorong oleh kinerja laba, kita telah melewati musim laporan laba, tetapi kini fokusnya beralih ke The Fed,” ujar Co-Founder Themis Trading sekaligus Kepala Riset Struktur Pasar Ekuitas serta Co-Head of Equity Trading, Joe Saluzzi.
Perbesar
Pekerja melihat pergerakan saham dari layar monitor di Wall Street di New York City. Foto: Eisele / AFP
Meski sejumlah pembuat kebijakan The Fed bersikap hati-hati, sinyal dovish dari beberapa anggota pemilih kunci dalam beberapa pekan terakhir, ditambah kabar mengenai penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett menjadi kandidat kuat pengganti Ketua The Fed Jerome Powell meningkatkan ekspektasi terhadap pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang.
Powell dijadwalkan menyampaikan pidato setelah pasar ditutup, tetapi diperkirakan tidak akan membahas kebijakan moneter karena jarak yang terlalu dekat dengan pertemuan The Fed.
“Saya rasa pasar hanya menunggu sedikit petunjuk, tetapi tampaknya keputusan pemangkasan suku bunga sudah di depan mata,” tambah Joe.
Investor juga menunggu rilis laporan indeks harga PCE bulan September, indikator inflasi favorit The Fed, yang tertunda dan akan diumumkan pada Jumat (5/12).
Meskipun ekspektasi terhadap pemangkasan suku bunga meningkat, imbal hasil obligasi AS justru naik pada perdagangan Senin (1/12) setelah obligasi pemerintah Jepang dan Eropa melemah menyusul komentar Gubernur Bank of Japan Kazuo Ueda yang memberi sinyal kemungkinan kenaikan suku bunga. Imbal hasil obligasi bergerak berlawanan arah dengan harga obligasi.
Kenaikan imbal hasil tersebut membebani sektor real estat dan utilitas dalam indeks S&P 500, yang sering dipandang investor sebagai substitusi obligasi.
Saham-saham kripto juga turut melemah, antara lain Coinbase turun 4,8 persen dan Bitfarms anjlok 5,7 persen, seiring bitcoin merosot hampir 6 persen dan sempat turun di bawah USD 85.000. Kapitalisasi pasar kripto telah kehilangan lebih dari USD 1 triliun sejak menyentuh rekor sekitar USD 4,3 triliun, menurut CoinGecko.
Strategy, pemegang bitcoin terbesar di dunia, turun 3,3 persen setelah sempat jatuh hingga 12 persen. Perusahaan tersebut memangkas proyeksi laba 2025 akibat lemahnya kinerja bitcoin.
Saham perusahaan ritel besar menjadi sorotan pada Cyber Monday, dengan belanja online diperkirakan mencapai USD 14,2 miliar menurut Adobe Analytics. Saham Walmart naik 0,9 persen dan Target menguat 0,8 persen, sementara indeks ritel S&P 500 naik 0,2 persen.
Saham Synopsys ditutup melonjak 4,9 persen setelah perusahaan chip AI Nvidia mengumumkan investasi USD 2 miliar di perusahaan perangkat lunak desain semikonduktor tersebut.
Adapun jumlah saham turun melampaui saham naik dengan rasio 1,86 banding 1 di NYSE dan 2,33 banding 1 di Nasdaq. S&P 500 mencatat 17 saham mencapai level tertinggi 52 pekan dan satu saham mencetak level terendah baru, sementara Nasdaq Composite mencatat 76 saham tertinggi baru dan 78 saham terendah baru.
Volume transaksi di bursa AS mencapai 15,64 miliar saham, dibandingkan rata-rata 18,64 miliar saham per sesi selama 20 hari terakhir.