Lidea Feed

Anggota DPRD Padang Pariaman Kunker ke Sleman di Saat Daerahnya Dilanda Bencana

kumparanNEWS December 02, 2025 02:40 PM

Komisi I dan Komisi IV DPRD Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, kunjungan kerja atau kunker ke Pemkab Sleman, Selasa (2/12). Padahal, daerahnya sedang dalam masa penanggulangan usai dilanda bencana banjir dan tanah longsor.

"Pasca-bencana. Di sana, kita sudah turun semuanya, sudah memberi bantuan dan semuanya. Karena ini sudah terjadwal, gitu aja. Sudah terjadwal dari awal, karena ini kan dibamuskan (Badan Musyawarah-kan)," kata Ketua Komisi IV DPRD Padang Pariaman, Afredison, ditemui setelah acara.

Ketua Komisi IV DRPD Padang Pariaman, Afredison, di Pemkab Sleman, Selasa (2/12/2025). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan

Afredison mengatakan tidak semua anggota dua komisi ini berangkat ke Sleman. "Jadi ada yang berangkat, ada yang tinggal di sana. Kita bagi-bagi," ujarnya.

"Dari komisi kita tinggalkan dua orang," bebernya.

Afredison mengatakan kunjungan ke Sleman ini sudah direncanakan sejak sebulan lalu.

Kondisi di Padang Pariaman

Komisi I dan Komisi IV DPRD Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, melakukan kunjungan kerja ke Pemkab Sleman, Selasa (2/12/2025). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan

Afredison mengatakan kondisi di Padang Pariaman pasca-banjir. Penanganan sedang dilakukan.

"Yang terdampak parah tiga atau empat kecamatan. Dari BPBD sudah turun, pemerintah sudah turun," katanya.

Dampak lain yang terjadi seperti jembatan putus hingga rumah sakit yang sempat terendam banjir.

"Intinya pemerintah sudah turun semua. Dinas kesehatan sudah turun semuanya," bebernya.

Kunjungan kerja ini direncanakan sampai hari Sabtu mendatang.

Isi Kunker

Dalam kunjungan ke Pemkab Sleman, anggota DPRD Padang Pariaman meminta masukan soal pendataan bansos, penanganan PPPK, hingga soal bencana.

Mereka ditemui langsung oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Sleman, Agung Armawanta.

Sebelum menutup pertemuan, Agung sempat memutar lagu dari Sumbar berjudul Banda Lah Kariang.

Lagu tersebut bercerita tentang keresahan masyarakat terhadap perubahan di kampungnya. Mulai dari sawah dan ladang yang berganti dengan bangunan. Serta sering terjadinya banjir.

"Kenapa ada lagu ini, pasti ini kasih sinyal sebetulnya cuma kita nggak tanggap kan. Hampir setahun saya mendengar lagu ini," kata Agung.