Penyakit jantung kini banyak diidap oleh usia muda. Hal ini dipicu oleh berbagai faktor, termasuk gaya hidup dan pola makan sehari-hari. Salah satu kebiasaan yang semakin disoroti adalah tingginya konsumsi makanan yang tak sehat, seperti fast food hingga junk food.
Spesialis bedah toraks dan kardiovaskular BraveHeart - Brawijaya Hospital Saharjo, Dr dr Amin Tjubandi, SpBTKV, SubspJD(K), mengatakan pola makan masyarakat Indonesia mulai bergeser meniru negara-negara Barat yang mengandalkan fast food, junk food, dan berbagai makanan olahan instan.
Padahal, jenis makanan ini dikenal tak sehat lantaran bisa memicu risiko penyakit jantung.
Dulu, lanjutnya, masyarakat lebih banyak mengonsumsi makanan tradisional dan rumahan yang lebih minim proses dan cenderung lebih sehat. Namun, modernisasi membuat kebiasaan tersebut bergeser.
Akibatnya, tren penyakit di Indonesia kini mulai menyerupai negara-negara Barat akibat pola makan tidak sehat.
"Kalau kita berkaca dari orang-orang Eropa, Amerika yang doyan fast food, junk food. Ya saya rasa ya di Indonesia kan trendnya ke arah sana ya," ucapnya dalam acara detikPagi, Selasa (2/12/2025).
Jika dibandingkan, lanjutnya, makanan sederhana seperti hidangan di warteg sebenarnya lebih baik untuk kesehatan dibandingkan mengonsumsi makanan junk food.
"[Warteg] jauh lebih sehat harusnya," ucapnya lagi.
Selain makanan, faktor lain seperti stres, merokok, dan gaya hidup kurang aktif turut memperparah risiko. Kombinasi faktor tersebut membuat kasus penyakit jantung kini muncul pada usia yang jauh lebih muda.







