Bantah Laporan PBB, Pramono Sebut Jakarta Kota Terpadat di Dunia Itu Salah
GH News December 02, 2025 03:09 PM
Jakarta -

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menobatkan DKI Jakarta sebagai kota paling padat di dunia. Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung secara tegas menepis.

"Jadi menurut saya sebenarnya kalau disampaikan Jakarta kota terpadat, salah. Karena Jakarta dalam kepadatan nomor 30 sebenarnya," kata Pramono dikutip dari , Selasa (2/12/2025).

Karena pemusatan wilayah itulah Jakarta menurutnya berpenduduk hingga 42 juta hingga mengalahkan Tokyo, New Delhi, dan lainnya. Meski begitu ia tak ambil pusing dengan laporan tersebut.

Malah Pramono menyebut laporan yang dikemukakan oleh PBB itu sebagai acuan dan referensi bagi Pemerintah Jakarta untuk lebih maksimal lagi dalam melakukan membangun juga memperbaiki Kota Jakarta.

Sebagai informasi, PBB melalui Divisi Kependudukan Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial memposisikan Kota Jakarta di tempat pertama sebagai kota paling padat di dunia, yang disusul peringkat keduanya oleh Ibu Kota Bangladesh, Dhaka, dengan populasi 40 juta jiwa.

Sebelumnya, peringkat pertama kota paling padat berturut-turut di tempat oleh Ibu Kota Jepang, Tokyo. Namun pada laporan tahun ini, Tokyo berhasil turun di posisi ketiga dengan 33 juta jiwa.

Pertumbuhan jumlah penduduk ini juga dipengaruhi oleh pola urbanisasi, PBB mencatat sekitar 45% dari populasi dunia yang jumlahnya 8,2 miliar tinggalnya di kota.

Total kota yang berpenghuni lebih dari 10 juta jiwa kini terus meningkat pesat, yang asalnya di tahun 1975 hanya delapan kota, kini di tahun 2025 jumlahnya menjadi 33 kota. Sebanyak 19 kota tersebut berada di wilayah Asia.

Laporan PBB juga mengklaim salah satu kota yang akan menyusul menjadi kota dengan kepadatan tinggi adalah Kuala Lumpur, Malaysia. Kepala Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial PBB, Li Junhua, menyatakan urbanisasi adalah sebuah kekuatan dan bisa menjadi peluang besar, asalkan dikelola dengan strategi yang benar.

"Jika dirancang secara inklusif dan terkoordinasi, kota dapat membuka peluang baru bagi aksi iklim, pertumbuhan ekonomi, dan pemerataan sosial," katanya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.