Nizrina Fauziah, Juara Sepak Bola Wanita PON 2024 yang Lagi Pivot di Futsal
kumparanBOLANITA December 02, 2025 06:40 PM
Setahun setelah menjadi juara di cabor sepak bola wanita di Pekan Olahraga Nasional 2024 Aceh-Sumut, Nizrina Fauziah kembali berlaga di final. Namun, final yang kali ini ia lalui bukanlah sepak bola wanita, melainkan final futsal Campus League—kompetisi antar-kampus yang digelar di empat kota di Indonesia.
Perempuan kelahiran Indramayu 9 Mei 2004 itu jadi kapten tim futsal Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Ia tampil luar biasa dan memimpin rekan-rekannya melaju ke final fase regional yang digelar di Kampus Universitas Negeri Jakarta, Rawamangun, Jakarta.
Sayang, tak seperti di PON tahun lalu, Nizrina harus mengaku keunggulan lawannya, STKIP Pasundan Cimahi dengan skor 1-2.
“Kita sudah berjuang sampai titik darah penghabisan, sudah mati-matian. Mungkin hanya kurang beruntung. Masih ada fase nasional, kita balas di sana,” kata Nizrina, merujuk pada timnya yang akan tampil di fase nasional Campus League Futsal 2025 pada 3-7 Desember 2025 ini.
Perbesar
Tim sepak bola wanita Jawa Barat usai bertanding melawan Papua Pegunungan di semifinal PON XXI Aceh-Sumut 2024. Foto: Dok. Ahmad Maherdika/@fotobolakita
Meski tak juara, penampilan Nizrina di cabor futsal ini patut mendapat acungan jempol. Total enam gol ia cetak di fase regional ini. Nizrina bilang, banyak hal dari sepak bola wanita yang ia manfaatkan untuk tampil baik di cabor futsal ini.
“Terutama di pengendalian mental. Yang mengendalikan mental teman-teman ketika nervous seperti apa. Terus kedisiplinan sih yang paling utama. Saya bisa lebih jaga makan, jaga pola tidur. Dari training camp dua tahun itu cukup memberikan efek yang luar biasa,” kata Nizrina.
Perbesar
Nizrina Fauziah Permana, kapten Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), sedang berduel dengan pemain STKIP Pasundan di Campus League Futsal Regional Jakarta 2025. Foto: Campus League
Kini, Nizrina lebih banyak menghabiskan waktunya di futsal ketimbang sepak bola. Ia bilang, pilihan itu jatuh demi memanfaatkan ritme yang lebih terjaga antara kedua cabor tersebut. Ia tak merasa ada kesulitan adaptasi untuk berpindah dari sepak bola ke futsal, atau sebaliknya.
“Dua-duanya juga enak ya, tergantung cara kita lebih bisa adaptasi aja sih. Seperti setahun terakhir ini saya lebih banyak latihan di futsal. Karena di kampus saya ikutnya UKM di futsal,” tambahnya.
“UKM sepak bola (kampus saya) kurang aktif. Yang lebih besar latihan di futsal. Makanya saya memanfaatkan latihan di futsal yang terjaga, teratur. Kalau masalah lebih enak dimana sih, dua-duanya enak ya. Mungkin untuk sekarang lebih enak di futsal karena adaptasinya lebih lama di futsal,” tutup Nizrina.
Perbesar
