TRIBUNBATAM.id - Umurnya baru satu tahun, namun dia suah menjadi yatim piatu. Nasip pilu itu dialami oleh seorang batita bernama Jenhan yang menjadi korban longsor di Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.
Kemudian Kisah ini viral di media sosial diunggah akun TikTok @dianhutagalung_ pada Senin (1/12/2025).
Jeni kini hidup sebatang kara, sementara sejauh ini jasat kedua orangtuanya masih dalam pencarian karena tertimbun longsor.
Orang tua Jenhan menjadi korban bencana longsor yang terjadi di Desa Bonan Dolok, Simaninggir, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, pada 26 November 2025.
Kini ia harus kehilangan ayah ibunya sekaligus akibat bencana longsor.
Bahkan jasad kedua orangtua Jehan disebut masih terkubur tanah longsor, dan belum berhasil ditemukan.
Padahal Jehan masih membutuhkan ASI dari sang ibu.
Bahkan, sudah lima hari Jehan harus bertahan tanpa ASI.
Hal ini terungkap lewat postingan tersebut.
"Jehan, balita usia 1 tahun ditinggal Ayah dan Ibu untuk selamanya. Korban bencana longsor di Simaninggir, Tapanuli Tengah pada 26 November 2025.
Begitu damai cinta ayah dan ibu Jehan ya nak, sampai maut mereka bersama.
Udah 5 hari Jehan nggak minum ASI dari ibunya. Mau ngirim susu instan kesana pun jalur darat nggak bisa, longsor dimana-mana, jalan banyak yang terputus.
Tuhan akan selalu melindungimu nak, tunggu semuanya pulih kami akan memelukmu secepatnya nak. Jehan kuat, love u Jehan," tulisnya.
Sebagaimana diketahui, jumlah korban meninggal dunia akibat banjir dan longsor di Sumatera Utara sejak Senin (24/11/2025) terus bertambah.
Berdasarkan data terbaru dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut, total ada 290 orang meninggal dunia.
“Update Selasa (2/12/2025) pukul 08.00, jumlah korban meninggal dunia 290 jiwa, hilang 154 jiwa, 614 terluka dan 538.792 orang mengungsi,” ujar Kepala Bidang Penanganan Darurat, Peralatan, dan Logistik BPBD Sumut, Sri Wahyuni Pancasilawati dalam keterangan tertulis.
Sri Wahyuni mengatakan hingga saat ini masih ada 17 daerah di Sumut yang terdampak musibah tersebut.
Lokasi terparah masih berada di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng).
Total korban meninggal dunia 86 orang, luka-luka 508 orang, hilang 85 orang, dan sebanyak 7.382 orang masih mengungsi.
Daerah terparah kedua adalah Kabupaten Tapanuli Selatan.
Di wilayah tersebut terdapat 79 korban meninggal dunia, 38 orang hilang, 49 orang luka, dan 5.366 warga mengungsi.
Lokasi terparah ketiga yaitu Kota Sibolga, dengan 47 korban meninggal dunia, 12 orang hilang, 45 orang luka, dan 17.824 warga mengungsi.
(*)