Pabrik Hilirisasi Kelapa Senilai Rp 1,6 Triliun Ditarget Rampung 2026
kumparanBISNIS December 03, 2025 05:40 AM
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Roeslani, menyatakan pabrik hilirisasi kelapa yang bakal berjalan di Morowali, Sulawesi Tengah, ditargetkan rampung pertengahan 2026.
Rosan pun mengungkapkan sebelumnya proyek hilirisasi ini telah memiliki nilai investasi yang masuk senilai USD 100 juta atau Rp 1,66 triliun (kurs Rp 16.625). Hilirisasi kelapa ini akan membuka 10.000 lapangan pekerjaan baru.
“Insyaallah pada pertengahan tahun 2026 ini pabriknya akan selesai di daerah Morowali dan itu akan menyerap 500 juta butir kelapa setiap tahunnya,” kata Rosan dalam Raker bersama Komisi XII DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta Selatan, Selasa (2/12).
Menurutnya, hal tersebut merupakan capaian hilirisasi di sektor perkebunan, khususnya komoditas kelapa. Ia pun mengungkapkan sebelumnya sebagian besar kelapa Indonesia diekspor ke China, sehingga pemerintah berinisiatif melakukan pendekatan langsung ke negara tersebut untuk meyakinkan investor agar membangun pabrik di dalam negeri.
Dengan adanya pabrik di Indonesia, harga kelapa di tingkat domestik meningkat karena tidak lagi terbebani biaya logistik pengiriman ke China. “Karena mereka tidak lagi perlu memperhitungkan biaya logistik pengiriman kelapa dari dari Indonesia ke China. Dan kita juga akan mulai di beberapa daerah lainnya,” tutur Rosan.
Sebelumnya, Rosan mengungkapkan dua perusahaan asal China yang terlibat dalam proyek hilirisasi kelapa bakal membuka lapangan kerja besar-besaran hingga 10.000 posisi.
“Itu penyerapan tenaganya 5.000 orang. Nanti kalau sudah tahun depan penyerapan tenaganya sampai 10.000 orang,” ujar Rosan kepada wartawan di ICE BSD, dikutip Selasa (2/12).
Setelah melalui rangkaian pembicaraan, kata Rosan, investor China akhirnya bersedia membangun fasilitas pengolahan langsung di Indonesia. Langkah itu diyakini meningkatkan pendapatan petani karena biaya logistik tidak lagi membebani harga jual
Dia juga menekankan bahwa hilirisasi kelapa menyimpan potensi produk turunan yang luas, sehingga nilai tambah dan efek ekonominya bisa langsung dinikmati di dalam negeri.
“Ini (kelapa) produk turunannya kan sangat banyak. Nah ini yang kita lakukan, biar value added-nya itu ada di kita. Nilai tambahnya ada di kita. Penciptaan lapangan kerjanya ada di kita,” kata dia.