Kisah Anak Yatim di Cianjur Senang Dapat MBG: Ringankan Beban Ibu
kumparanNEWS December 03, 2025 10:40 PM
Langkah kecil dengan senyum mengembang terpancar dari wajah Willy (8), seorang siswi sekolah dasar negeri, saat pulang ke kios kopi milik ibunya. Di usia yang masih belia, ia sudah terbiasa membantu sang ibu berjualan sepulang sekolah, setelah ayahnya meninggal beberapa tahun lalu.
Dengan tas gendong di pundak, Willy menenteng kantong plastik putih berisi susu kotak, telur rebus, buah apel, keju kemasan, dan tiga buah kelengkeng. Itulah menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang ia terima setiap jelang akhir pekan.
Bagi anak-anak seusia Willy, asupan seperti susu, buah, dan protein dari telur sangat penting untuk mendukung pertumbuhan fisik, konsentrasi belajar, hingga daya tahan tubuh.
Namun bagi sebagian keluarga, termasuk keluarga Willy, memastikan menu bergizi setiap hari bukanlah hal yang mudah. Karena itu, kehadiran layanan tersebut berperan besar dalam memenuhi kebutuhan gizi siswa, terutama mereka yang berasal dari keluarga dengan keterbatasan ekonomi.
Willy mengaku selalu menantikan akhir pekan di sekolahnya. Sebab, menu yang ia dapat biasanya berupa makanan kering, sehingga mudah dibawa pulang atau dimakan di sekolah. Selain itu, layanan makan bergizi gratis itu memberikan manfaat tambahan bagi Willy untuk bisa menyisihkan uang jajannya karena kebutuhannya sudah terpenuhi oleh makanan yang ia terima di sekolah.
"Setiap hari dapat jatah susu kemasan sama telur rebus serta buah. Uang jajan jadi utuh nggak kepake, bisa buat nabung," kata Willy, saat ditemui kumparan di kios kopi milik ibunya di seputaran Jalan Siliwangi, Cianjur.
Menu MBG yang dibawa pulang Willy. Foto: Tim kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menu MBG yang dibawa pulang Willy. Foto: Tim kumparan
Kadang Menu Dibawa Pulang Buat Ibu
Menu yang diterimanya pun beragam. Terkadang masakan, terkadang makanan kering. Jika menu yang diberikan berupa masakan, Willy lebih memilih membawanya pulang agar bisa dinikmati bersama ibunya.
"Kalau menunya masakan suka dibawa pulang, biar dimakan sama ibu. Saya hanya konsumsi susu dan buahnya aja," jelasnya.
Hal tersebut menunjukkan bagaimana manfaat program unggulan Presiden Prabowo itu meluas, tidak hanya untuk anak tetapi turut membantu pemenuhan kebutuhan pangan keluarga.
Meski demikian, Willy berharap variasi buahnya bisa lebih banyak.
"Banyakin menu buahnya, karena teman-taman juga senangnya makan buah," ucapnya.
Di sisi lain, ibu Willy, Lia, merasakan betul betapa bermanfaatnya program tersebut. Sebagai orang tua tunggal yang mengandalkan pendapatan dari berjualan kopi, memastikan dua anaknya tetap mendapatkan asupan bergizi setiap hari adalah tantangan besar. Program MBG hadir sebagai penyangga yang sangat membantu keluarga seperti Lia.
Lia, saat ditemui di lapak jualannya. Foto: Tim kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Lia, saat ditemui di lapak jualannya. Foto: Tim kumparan
Lia berharap program unggulan Presiden RI Prabowo Subianto itu terus berlanjut, karena manfaatnya sangat nyata. Bagi dirinya, setiap menu MBG yang dibawa Willy pulang bukan hanya makanan, tetapi juga bentuk keringanan beban dan ketenangan bahwa anaknya mendapatkan nutrisi yang cukup.
"Saya hanya mengandalkan dari jualan kopi untuk dapat menyekolahkan kedua anak saya. Karena, suami sudah meninggal tiga tahun lalu," ujar Lia.
Meski sudah cukup baik, Lia menyampaikan masukan terkait variasi menu agar anak-anak tetap semangat dan tidak cepat bosan.
"Saat ini pun sudah bagus, tapi menunya agar dibuat lebih beragam jadi siswa tidak bosan. Dan kalau bisa, menu yang banyak disukai siswa dapat terus tersedia," pungkasnya.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.