TRIBUN-BALI.COM - Seorang kernet truk, Bayu Irawan (22) meninggal dunia diduga terpental lontaran kayu ganjal truk saat membantu mendorong truk di areal parkir rumah makan di pinggir Jalan Raya Denpasar-Gilimanuk wilayah Desa Pengeragoan, Kecamatan Pekutatan, Jembrana, Selasa (2/12) pagi.
Sesuai pemeriksaan medis, korban mengalami luka berat pada bagian tubuh vital akibat tekanan benda tumpul yakni kayu ganjal truk tersebut.
Menurut informasi yang diperoleh, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 09.30 Wita. Bermula saat truk bernopol AG 9755 RM yang dikemudikan Antok Prasetyo (30) mengalami masalah karena ban belakang kanan terperosok ke lumpur.
Sopir telah memanggil bantuan derek dan meminta korban menunggu. Namun, korban Bayu memilih mencari bantuan lain dari sopir truk lain yang berada di lokasi, yakni Sayuri (32).
Saat saksi memundurkan truk untuk membantu, korban terlihat berusaha mengganjal bak truk menggunakan potongan kayu agar kendaraan dapat bergerak.
Ketika manuver dilakukan, truk tidak bergerak sehingga saksi curiga ada sesuatu yang menghalangi. Saat dicek, korban ditemukan dalam kondisi telungkup dengan luka berat akibat diduga terkena lontaran kayu yang digunakan untuk mengganjal.
Korban segera dilarikan ke Puskesmas II Pekutatan, namun sayang nyawanya tidak dapat diselamatkan.
"Setelah menerima laporan, personel langsung ke TKP melakukan olah TKP awal serta meminta keterangan saksi. Diduga, korban meninggal dunia karena kecelakaan kerja saat proses pemindahan kendaraan truk di TKP," ungkap Kapolsek Pekutatan, Kompol I Putu Suarmadi melalui Kasi Humas Polres Jembrana, IPDA I Putu Budi Arnaya saat dikonfirmasi, Rabu 3 Desember 2025.
Dia melanjutkan, setelah berkoodinasi dengan Polres Jembrana, Tim Inafis langsung melakukan pemeriksaan teknis di TKP. Di sekitar dua truk yang saling membelakangi dengan jarak sekitar 120 cm, petugas menemukan bercak darah, topi, sandal jepit, serta potongan kayu sepanjang 85 cm yang diduga terkait dengan kejadian tersebut.
Hasil pemeriksaan luar menunjukkan korban mengalami luka berat pada bagian tubuh vital akibat tekanan benda tumpul yang konsisten dengan dugaan benturan dari kayu yang terpental saat proses mendorong truk.
"Atas kejadian tersebut, pihak keluarga telah menerimanya sebagai musibah dan menolak dilakukan autopsi," katanya.
Ipda Budi mengimbau agar seluruh masyarakat selalu memperhatikan keselamatan kerja, khususnya bagi sopir dan kru kendaraan.
“Keselamatan harus selalu menjadi prioritas. Setiap aktivitas bongkar muat, perbaikan, atau pemindahan kendaraan harus dilakukan dengan prosedur yang benar. Hal-hal kecil seperti penggunaan alat bantu pun harus diperhatikan agar tidak menimbulkan risiko lebih fatal," imbaunya. (mpa)