Imigrasi Semarang membongkar identitas Warga Negara Asing (WNA) viral usai kecelakaan di Kalibanteng, Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (3/12/2025).
WNA tersebut bernama Wu Lili terlibat kecelakaan maut yang menewaskan seorang mahasiswi di Jalan Abdulrahman Saleh, kawasan Kalibanteng, Kota Semarang, Rabu (3/12) malam.
Wu Lili yang mengemudikan Hyundai Creta putih diduga kehilangan kendali akibat pengaruh alkohol hingga masuk ke jalur berlawanan dan menabrak dua sepeda motor.
Salah satu korban, Putri (22), warga Semarang Barat, meninggal dunia seusai dirawat di RS Samsoe Hidayat Semarang.
Dari hasil penyelidikan awal, Wu Lili diketahui baru selesai makan dan menjamu rekan kerja sebelum insiden terjadi.
Setelah itu, ia melanjutkan perjalanan hingga akhirnya mengalami kecelakaan.
Kepala Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi Keimigrasian Semarang, Markus Lenggo Rindingpadang, menyampaikan bahwa perkara kecelakaan tersebut sepenuhnya ditangani kepolisian.
“Saat ini masih ditangani polisi untuk kasus kecelakaannya,” ujar Markus, saat dihubungi Jumat (5/12/2025) malam.
Secara keimigrasian, status Wu Lili tercatat legal.
Ia memegang Izin Tinggal Terbatas (ITAS) yang berlaku hingga 14 Oktober 2026.
Wu Lili bekerja di salah satu perusahaan yang berlokasi di Cirebon, dan izin tinggalnya pun terdaftar di kota tersebut.
“Warga negara Tiongkok tersebut bekerja di salah satu perusahaan di Cirebon, dan izin tinggalnya di Cirebon,” lanjut Markus.
Markus menegaskan tidak ditemukan pelanggaran keimigrasian dalam kasus ini, sehingga proses hukum tetap berada di bawah kewenangan kepolisian.
“Pihak Imigrasi hanya melakukan pendampingan apabila kasusnya lanjut dan berpotensi sampai pada deportasi,” jelasnya.
Belum Ditahan
Kasat Lantas Polrestabes Semarang AKBP Yunaldi menyampaikan Wu Lili telah menjalani pemeriksaan.
Namun, ia belum ditahan karena dinilai kooperatif.
“Sejauh ini pemeriksaannya kooperatif. Kami hadirkan translator karena menggunakan bahasa Tiongkok, bahasa Indonesianya kurang lancar,” ujar Yunaldi.
Polisi masih melengkapi alat bukti dan memeriksa saksi-saksi untuk menguatkan penyelidikan.
“Sedang kami kumpulkan alat bukti dan saksi-saksi. Jadi belum kami tahan. Nanti kami gelarkan hasil penyelidikan,” katanya.
Baru Wisuda
Riyanto duduk di ruang tamu rumahnya yang terlihat sederhana, yang belum kelar finisihing di bagian temboknya, Jumat (5/12/2025).
Matanya masih memandangi tulisan papan putih, berspidol biru bertuliskan berita lelayu anak perempuan nomor dua dari tiga bersaudara.
Putri Damar Timur harus tutup usia pada 22 tahun.
Putri telah dimakamkan di TPU Bergota Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (4/12/2025) sekitar pukul 13.00.
Putri meninggal setelah sepeda motor yang dia kendarai tertabrak mobil Hyundai Creta yang dikemudikan seorang warga negara asing (WNA), Wu Lili Rabu (3/12/2025) malam di Jalan Abdulrahman Saleh Semarang.
Putri baru dua hari lulus wisuda sebelum kematiannya.
Hari itu dia keluar rumah hanya untuk mengembalikan properti acara wisuda yang dia gunakan.
Menurut Riyanto, itu menjadi perjalanan terakhirnya.
Riyanto tidak langsung mengetahui kronologi kecelakaan.
Malam itu dia baru pulang dari rumah sakit untuk kontrol rutin, tubuhnya kelelahan setelah bekerja seharian.
Dia sempat tertidur sebelum seseorang mengetuk pintu rumah.
“Ada orang datang malam-malam. Saya ngelilir, terus dikabari kalau anak saya kecelakaan,” ujarnya di rumah duka Kelurahan Kembangarum, Kecamatan Semarang Barat, Jumat (5/12/2025).
Riyanto mengingat pada hari kejadian. Dia sempat menghubungi temannya yang berada di lokasi.
Namun jawaban yang diterima justru membuat hatinya makin tidak tenang.
“Jawabannya seperti tidak berani terbuka,” katanya.
Dia diminta segera menuju RS Samsoe Hidayat. Di sana putrinya sudah ditangani.
Hasil rontgen menunjukkan luka serius di area dada.
Beberapa tulang rusuk patah serta ada perbedaan tekanan di paru-paru kanan dan kiri.
Dokter menjelaskan kemungkinan terdapat udara yang terjebak di dalam rongga dada.
“Tindakan dilakukan untuk mengeluarkan angin itu. Tapi ternyata yang keluar darah. Banyak, hampir satu liter,” ungkapnya.
Saat darah mengalir, kondisi jantung Putri ikut menurun. Tidak lama kemudian dokter keluar dan menyatakan Putri meninggal.
Riyanto sempat melihat putrinya berada di ruang perawatan jantung, tetapi dia tak sanggup menunggu.
“Aku keluar. Aku enggak kuat,” ucapnya pelan.
Sempat Lihat Video WNA Ngamuk
Pengetahuan Riyanto soal kejadian di lokasi dia dapat dari video-video yang dikirim kerabat.
Pengemudi mobil, seorang perempuan WNA bernama Wu Lili yang mengamuk seusai menabrak putri, telah ditangkap polisi.
Keluarga sempat menerima kunjungan perwakilan perusahaan tempat pengemudi bekerja, didampingi aparat kepolisian pada Kamis (4/12/2025) siang, setelah pemakaman.
Namun pertemuan itu berlangsung singkat karena kondisi Riyanto yang kelelahan.
“Selain itu saya belum bisa ngomong banyak. Saya masih berduka."
"Saya mau rembukan dulu dengan keluarga besar,” katanya.
Periang dan Supel
Bagi keluarga, Putri bukan sekadar anak kedua. Dia satu-satunya anak perempuan, dikenal aktif dan dekat dengan warga kampung.
“Dia itu ketua Karang Taruna. Periang dan supel anaknya,” ujar Riyanto.
Jenazah Putri disemayamkan dengan banyak pelayat.
Teman-teman datang dari berbagai fase hidupnya SD, SMP, SMK, hingga kuliah.
Lurah hingga Camat juga hadir karena kedekatan Putri dengan kegiatan sosial kampung.
Rapikan Berkas
Putri mempersiapkan banyak hal untuk masa setelah wisuda.
Beberapa berkas sudah putri rapikan sendiri. Berkas itu berisi Akta Kelahiran, ijazah, Kartu Keluarga, daftar riwayat hidup, hingga fotocopy KTP yang dimasukan ke dalam map bening.
Saat merapikan itu, Putri sempat berpesan kepada ibunya agar ketika mengurus administrasi nanti mudah.
“Dia itu sempat merapikan berkas-berkas, katanya biar nanti kalau ibu ngurus-ngurus gampang,” katanya.
Namun tak disangka, sang ayah yang harus mengurus administrasi pemakaman anaknya menggunakan berkas yang sudah Putri susun sendiri.
Seusai wisuda, Putri juga sempat mengajak keluarga untuk foto studio, termasuk sang nenek.
Hasil fotonya sudah jadi, tetapi belum sempat dia kirim ke semua anggota keluarga.
Di antara kenangan itu, Riyanto menyimpan satu hal kecil yang menempel di pikirannya.
Dua hari setelah wisuda, dia meminta Putri mengirim foto untuk dipasang di status WhatsApp.
Putri berjanji mengirim, tetapi lupa. Ketika akhirnya foto dikirim, Riyanto merasa ada yang ganjil.
“Ada rasa kayak ditahan. Seakan-akan ada suara yang bilang jangan."
"Kayak bukan kabar yang menggembirakan,” ujarnya.
Dia tidak mengunggah foto itu. Tak lama setelah itu Putri pergi untuk mengembalikan properti wisuda dan tidak pernah kembali.
Hingga kini keluarga masih menunggu proses hukum selanjutnya dari kepolisian.
Riyanto berharap seluruh rangkaian peristiwa dapat dibuka terang, namun dia menegaskan belum siap berbicara jauh soal langkah hukum.
“Saya masih syok. Saya masih sedih. Ini anak yang saya sayangi,” katanya.