TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja memperkirakan kunjungan ke pusat perbelanjaan pada Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026 tidak akan naik signifikan dari tahun lalu.
Ia menyebut saat ini beberapa indikator industri usaha ritel di Indonesia menunjukkan pergerakan yang berangsur meningkat secara bertahap menjelang Nataru.
Namun, Alphonzus memprediksi pertumbuhan jumlah kunjungan pusat perbelanjaan tidak akan lebih dari 10 persen.
"Diperkirakan rata-rata tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan menjelang dan pada saat liburan Natal serta Tahun Baru nanti akan meningkat dibandingkan dengan tahun lalu meskipun tidak akan signifikan, diprediksi pertumbuhannya tidak akan lebih dari 10 persen," katanya kepada Tribunnews, Sabtu (6/12/2025).
Alphonzus mengatakan, Natal dan Tahun Baru merupakan peak season kedua penjualan ritel di Indonesia setelah Ramadhan dan Idul Fitri.
Ia menyebut momentum Nataru akan dimanfaatkan secara maksimal oleh industri usaha ritel di Indonesia untuk mendapatkan penjualan semaksimal mungkin.
Sebab, Nataru merupakan momentum terakhir penjualan ritel di Indonesia sebelum menutup tahun.
Sebaimana biasanya menjelang Nataru, pusat perbelanjaan akan menyelenggarakan berbagai acara dan aktivitas.
Acara dan aktivitas tersebut dinilai akan mendongkrak tingkat kunjungan dan menyelenggarakan berbagai program promo belanja untuk mendorong penjualan.
"Kategori produk non makanan dan minuman akan mendominasi penjualan menjelang Natal dan Tahun Baru," ujar Alphonzus.
"Pola belanja akan berubah pada saat libur Natal dan Tahun Baru, di mana masyarakat akan cenderung berbelanja produk makanan dan minuman serta hiburan," sambungnya.
Alphonzus memperkirakan kinerja penjualan pada akhir tahun ini akan tetap tumbuh dibandingkan dengan tahun lalu, meski tingkat pertumbuhannya tidak akan signifikan.
Di tengah kondisi daya beli masyarakat, khususnya kelas menengah bawah yang masih belum pulih normal sepenuhnya, Alphonzus menilai ini menjadi tantangan utama dalam upaya memaksimalkan penjualan di penghujung 2025 ini.
Pemerintah pun telah mempersiapkan berbagai insentif seperti untuk sektor transportasi ada diskon harga tiket penerbangan, kereta api, dan tarif jalan tol.
Insentif tersebut diharapkan dapat mendorong dan memaksimalkan pergerakan masyarakat yang pada akhirnya akan meningkatkan sektor konsumsi masyarakat.
"Triwulan IV 2025 merupakan periode penting dikarenakan merupakan periode terakhir sebelum menutup tahun untuk mendapatkan penjualan semaksimal mungkin yang akan mempengaruhi hasil akhir kinerja 2025 secara keseluruhan nantinya," ucap Alphonzus