Kuala Kencana adalah kota eksklusif milik Freeport. Kota ini diresmikan Soeharto pada 5 Desember 1995 lalu. Tak sembarang orang boleh masuk.
---
Intisari hadir di whatsapp channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-Online.com -Pada 5 Desember 1995, Presiden Soeharto sedang berada di Papua. Lebih tepatnya di Kecamatan Timika Timur, Kabupaten Fakfak, Irianjaya -- sekarang jadi Kabupaten Mimika.
Didampingi sang istri, Ibu Tien Soeharto, presiden RI kedua itu meresmikan sebuah kota baru atau distrik baru yang bernama Kuala Kencana. Dia juga meresmikan laboratorium lingkungan PT Freeport Indonesia.
Ketika itu, Ketua Dewan Komisaris PT Freeport Indonesia adalah James Robert Moffet. Sebagaimana dikutip dari Kompas.com, dia bilang saat itu, Kuala Kencana dibangun dengan dana 250 juta dollar Amerika Serikat (AS).
Di dalamnya dilengkapi fasilitas seperti SD, SMP, berbagai pusat rekreasi, pusat perbelanjaan, masjid raya dengan daya tampung 2.000 jemaah, gereja, dan gedung perkantoran. Menurut Presiden Direktur Freeport ketika itu, Hoediatmo Hoed, kota ini dibangun di atas tanah sekitar 17.400 hektar.
Kota Kuala Kencana berlokasi di sekitar 5 kilometer sebelah barat puncak Jayawijaya. Keika Kuala Kencana diresmikan, salju di puncak Jayawijaya masih melimpah – jika dibanding sekarang.
“Kota ini dibangun setelah Freeport pada 1988 menemukan biji tembaga, emas, dan perak di Gunung Grasberg. Penambangan atas gunung ajaib yang menyediakan sekitar 1 miliar ton tembaga, emas, dan perak ini akan selesai tahun 2023,” tulis Kompas.com.
Ketika itu Soeharto berharap, dengan pembangunan kota Kuala Kencana ini, wilayah Timika akan menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi di kawasan Indonesia timur. Meski begitu, dia juga mengingatkan, perusahaan pertambangan ini akan berjalan lancar apabila diterima masyarakat setempat.
"Jika keberadaan perusahaan ini tidak dikehendaki masyarakat setempat, akan timbul berbagai masalah," ujar Soeharto. Pertanyaan yang semua orang tanyakan, apakah dengan keberadaan Freeport termasuk dengan Kuala Kencana-nya, rakyat Papua sudah sejahtera? Sepertinya masih jauh panggang dari api.
Distrik Kuala Kencana terdiri atas beberapa kompleks pemukiman: RW A atau Bumi Satwa Indah, RW B atau Tirta Indah, apartemen, Jl. Bougenville, dan yang terakhir adalah Bachelor's Quarter. Tak hanya itu, di sini juga ada beragam fasilitas olahraga, keagamaan dan pendidikan, sebagaimana disebut di awal.
Selain sekolah, ada juga satu klinik, satu musala, satu masjid, satu gereja, dan beberapa fasilitas olahraga seperti kolam renang, pusat perbelanjaan, lapangan basket, golf, dan sebagainya.
Sebagaima informasi, Kuala Kencana adalah satu dari 18 distrik yang ada di Kabupaten Mimika. Ia adalah pemekaran dari Distrik Mimika Baru. Distrik Kuala Kencana dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Mimika Nomor 12 Tahun 2011.
Distrik Kuala Kencana terdiri dari 2 kelurahan dan 8 kampung. Kuala Kencana merupakan wilayah administrasi pemerintahan Kabupaten Mimika yang terletak di pinggiran kota Timika, yang dulunya merupakan satuan pemukiman transmigrasi saat Timika masih dibawah pemerintahan Kabupaten Fakfak.

Beberapa fakta menarik tentang Kuala Kencana
Tak seperti bayangan wilayah pedalaman di benak banyak orang, Kuala Kencana justru memberi kesan kota dengan perencanaan yang baik. Inilah fakta-fakta Kuala Kencana di Timika, Papua.
Rupanya tak sembarang orang bisa masuk ke kota modern Kuala Kencana. Tempat ini bukanlah merupakan kawasan wisata, namun sebuah distrik yang berisi komplek hunian berfasilitas lengkap.
Menurut laman mimikakab.go.id, untuk bisa masuk ke Kuala Kencana, seseorang harus menunjukkan kartu identitas atau surat izin tertentu. Begitu pun dengan kendaraan yang hendak keluar-masuk kawasan ini, mereka akan melewati pemeriksaan ketat dan menyeluruh oleh petugas keamanan di checkpoint perbatasan Timika-Kuala Kencana.
Kuala Kencana dibangun menggunakan perencanaan yang matang dengan penerapan underground utilities, membuat kawasan ini begitu tertata. Saluran kabel listrik, komunikasi, serta distribusi air bersih, dan pengolahan limbah tertanam rapi di dalam tanah.
Bahkan, dilansir TribunTimur, Kuala Kencana merupakan kota pertama di Indonesia yang memiliki sistem saluran air kotor yang lalu disalurkan ke pusat pengelolaan limbah. Selain itu, saluran kabel listrik bawah tanah di Kuala Kencana juga menjadi yang pertama di Indonesia.
Berada di pedalaman tak harus membuat masyarakat lantas kekurangan fasilitas yang diperlukan untuk menunjang kebutuhan hidup sehari-hari. Di Kuala Kencana, fasilitasnya lengkap untuk bisa dimanfaatkan penghuninya.
Menurut laman infopublik.id, selain gedung perkantoran PT Freeport Indonesia dan komplek perumahan karyawan, tersedia pula lapangan sepak bola, lapangan badminton indoor, lapangan futsal indoor, kolam renang standar olimpiade, lapangan golf, bahkan pusat perbelanjaan.
Selain itu, di Kuala Kencana juga terdapat fasilitas publik seperti sekolah, alun-alun (The Plaza), gereja, masjid, salon, perpustakaan, restoran dan layanan perbankan.

Mesksi terkenal sebagai kota modern, namun suasana rumah-rumah di Kuala Kencana masih tampak menyatu dengan alam. Rumah-rumah di kawasan ini dibangun tanpa pagar dan dilengkapi halaman luas, dengan gaya bangunan modern bergaya barat. Susunan perumahannya juga teratur dan rapi.
Beberapa kompleks pemukiman warga Kuala Kencana antara lain RW A atau Bumi Satwa Indah, RW B atau Tirta Indah, kompleks Apartemen, kompleks Jl. Bougenville, dan yang terakhir adalah Bachelor's Quarter.
Di Kuala Kencana, orang-orang bisa menikmati fasilitas kota modern tapi tetap mendapatkan suasana asri yang kerap dirindukan kebanyakan orang-orang perkotaan di Indonesia. Lingkungan di Kuala Kencana sangat bersih dan asri, dengan banyak taman dengan hamparan rumput hijau dan pepohonan di kawasan tersebut.
Pembangunan kawasan Kuala Kencana sendiri memang menerapkan konsep keserasian dengan alam dengan tetap mempertahankan banyak kawasan hijau. Hal itulah yang membuat Kuala Kencana dikenal sebagai kota modern dengan konsep ramah lingkungan.