Pemerintah dan DBL Bahas Integrasi Pembinaan Pelajar di Indonesia Sports Summit 2025
Hasiolan Eko P Gultom December 08, 2025 12:31 AM

Bangun Generasi Atlet, Pemerintah dan DBL Bahas Integrasi Pembinaan Pelajar

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kolaborasi lintas-sektor untuk membangun ekosistem olahraga pelajar menjadi salah satu bahasan utama dalam Indonesia Sports Summit 2025 yang berlangsung di Indonesia Arena, 6–7 Desember.

Pada sesi konferensi bertajuk “Sports and Education, Building the Next Generations of Athletes”, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mempertemukan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mandikdasmen) Abdul Mu’ti dengan CEO sekaligus Founder DBL Indonesia Azrul Ananda.

Pertemuan dua figur penting ini dinilai sebagai momentum penting bagi masa depan olahraga pelajar di Indonesia.

Abdul Mu’ti menjelaskan bahwa pendidikan dasar dan menengah memiliki dua ranah pembinaan olahraga: olahraga kesehatan dan olahraga prestasi.

Keduanya kini tengah dioptimalkan melalui pendekatan integral, termasuk kerja sama dengan sektor swasta.

“Terkait olahraga prestasi, kami sedang menyiapkan kebijakan pengembangan talenta dan mitigasi bakat sejak dini. Pengembangannya melalui dua jalur, yaitu sekolah dan luar sekolah,” ujar Abdul Mu’ti.

Ia menegaskan bahwa pembinaan olahraga di luar sekolah memerlukan keterlibatan berbagai pihak. “Termasuk dengan DBL. Apalagi DBL sudah konsisten 21 tahun dalam pengembangan olahraga pelajar dan student-athlete,” ujarnya.

Sementara itu, Azrul Ananda menyambut baik pertemuan yang untuk pertama kalinya menghadirkan DBL Indonesia bersama dua kementerian yang memegang peran penting dalam olahraga pelajar—Kemenpora dan Kemendikdasmen.

“Selama ini kami lebih banyak berdiskusi dengan Kemenpora. Karena itu saya berterima kasih pada Bang Erick (Erick Thohir). Setelah 21 tahun, baru kali ini DBL bisa duduk bersama membahas masa depan olahraga pelajar,” kata Azrul.

Azrul menuturkan bahwa DBL memahami berbagai tantangan sekolah dalam pembinaan olahraga pelajar, khususnya di sekolah negeri. Karena itu, ia menilai kolaborasi dengan Kemendikdasmen dan Kemenpora menjadi krusial untuk menciptakan ekosistem pembinaan yang lebih kuat.

Salah satu bentuk kolaborasi yang diharapkan DBL adalah pengakuan resmi dari Kemendikdasmen terhadap prestasi student-athlete di DBL.

Pengakuan ini dinilai dapat membuka peluang tambahan bagi pelajar, termasuk akses beasiswa ke perguruan tinggi negeri melalui sertifikat kompetisi yang diakui negara.

Selama ini para peserta DBL mengejar banyak mimpi—mulai dari lolos ke DBL Camp hingga terpilih menjadi bagian DBL Indonesia All-Star.

Dengan adanya pengakuan resmi, akan lahir mimpi baru yang memberi masa depan lebih luas bagi pelajar.

DBL sendiri telah menjadi kompetisi pelajar terbesar dan paling masif di Indonesia.

Selama 21 tahun perjalanan, DBL hadir di 31 kota, melibatkan lebih dari 42 ribu pelajar setiap tahun, dari lebih dari 1.000 sekolah, dan menyuguhkan lebih dari 2.500 pertandingan.

Besarnya skala kompetisi DBL tak hanya mendorong pembinaan basket pelajar, tetapi juga memicu tumbuhnya industri olahraga.

Kebutuhan pelatih meningkat, termasuk di sekolah-sekolah peserta DBL. Bahkan, honor pelatih basket sekolah kini naik signifikan karena tingginya permintaan, membuka jalur karier baru bagi mantan pemain profesional.

Dengan misi partisipasi alih-alih sekadar mengejar prestasi, DBL menempatkan kesehatan pelajar sebagai prioritas.

Model ini terbukti mampu menciptakan ekosistem yang dinamis—mendorong pelajar untuk aktif, memperluas ekonomi olahraga, dan memperkuat fondasi pembinaan atlet masa depan.

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.