Prabowo Minta Petani Tak Khawatir, Sawah Rusak Akan Direhabilitasi Cepat
Acos Abdul Qodir December 08, 2025 01:31 AM

TRIBUNNEWS.COM, ACEH – Presiden Prabowo Subianto menegaskan pemerintah akan segera merehabilitasi sawah petani yang rusak akibat banjir besar dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Ia menyampaikan hal ini saat meninjau lokasi terdampak banjir di Teupin Mane, Bireuen, Aceh, Minggu (7/12/2025), sekaligus dalam rapat penanganan bencana di Banda Aceh.

“Petani-petani enggak usah khawatir, sawahnya rusak. Mereka, kita akan bantu memperbaiki,” ujarnya di hadapan warga dan jajaran pemerintah daerah.

Prabowo mengatakan laporan yang diterimanya menunjukkan kerusakan tidak hanya pada jembatan, tetapi juga bendungan.

“Tadi kita laporkan bendungan-bendungan juga banyak yang jebol, tapi kami akan segera memperbaiki,” katanya.

Selain itu, banyak sawah dilaporkan rusak.

“Kemudian sawah-sawah yang rusak akan kita rehabilitasi,” tegasnya. 

Menurut Prabowo, bencana alam ini menyebabkan turunnya produksi pangan.

“Juga sementara belum bisa produksi penuh, maka pangan akan kita kirim dari tempat lain, kita punya cadangan nasional cukup banyak,” pungkasnya.

Lima Anggota Keluarga Meninggal, Sawah Habis

Dampak banjir dirasakan langsung oleh sejumlah petani di Sumatera Barat.

Armawati, warga Nagari Salareh Aia Timur, Kabupaten Agam, kepada TribunPadang.com pada 2 Desember 2025 mengungkapkan kehilangan besar yang dialami keluarganya.

“Kami kehilangan lima anggota keluarga. Sawah dan ladang juga rusak, kami bingung harus mulai dari mana.”

Liza, 45 tahun, petani asal Kabupaten Agam, menyampaikan kepada Kompas.com pada 7 Desember 2025 bahwa keluarganya selamat meski sawahnya hancur.

“Kami aman alhamdulillah kalau masalah rumah dan kehidupan badan, alhamdulillah sehat. Tapi sawah habis. Saya tak tahu harus apa untuk menghasilkan uang.”

Sementara itu, Riri Rizky Amelia, petani dari Malalak, Agam, menuturkan bahwa gabah hasil panennya rusak.

“Ada sekitar delapan karung gabah milik saya yang terendam, sudah bertunas dan berakar, sehingga tak bisa dikonsumsi,” ucapnya.

27 Ribu Hektare Terdampak 

Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat 27.000 hektare sawah di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat terdampak banjir, dengan 385 hektare mengalami puso (gagal panen).

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, dalam konferensi pers di Jakarta, 1 Desember 2025, menegaskan percepatan pemulihan dilakukan melalui bantuan benih, pupuk, alat mesin pertanian, dan perbaikan irigasi.

Dalam rilis resmi 3 Desember 2025, Kementan menyebut percepatan penanganan dilakukan terhadap 40.000 hektare sawah terdampak banjir dan longsor di tiga provinsi.

Cadangan Beras Digelontorkan 

Prabowo mengakui bencana alam ini berdampak langsung pada produksi pangan. Pemerintah menyiapkan distribusi beras ke wilayah yang produksinya anjlok.

Badan Pangan Nasional (Bapanas) bersama Bulog, dalam rilis resmi (Republika, 28 November 2025), menyalurkan bantuan pangan besar-besaran:

  • Aceh: 10.614 ton beras, 1.954 ton minyak goreng.
  • Sumatera Utara: 16.894 ton beras, 3.108 ton minyak goreng.
  • Sumatera Barat: 6.795 ton beras, 1.250 ton minyak goreng.

Distribusi dilakukan hingga ke wilayah terisolir dengan medan ekstrem, agar kebutuhan pangan warga tetap terpenuhi meski produksi lokal menurun drastis.

Ujian Ketahanan Pangan

Banjir Sumatera bukan sekadar bencana alam, tetapi juga ujian ketahanan pangan nasional. Pemerintah berjanji transparan dalam penanganan, mulai dari rehabilitasi sawah hingga distribusi cadangan beras. Harapan petani kini bertumpu pada langkah cepat pemerintah untuk memulihkan lahan dan memastikan keberlanjutan produksi pangan.

Kerusakan sawah akibat banjir Sumatera menjadi luka besar bagi petani. Janji rehabilitasi cepat pemerintah adalah harapan sederhana yang ingin segera diwujudkan.

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.