Saat Kapolri Hadir di Antara Lautan Banjir Kayu Gelondongan
Erik S December 08, 2025 01:31 AM

Oleh Mukhlis Ramlan
Wakil Presiden Forum Pengacara Kesatuan Tanah Air (Fakta) RI

Mukhlis Ramlan adalah magister hukum Sekolah Tinggi Hukum Militer (STHM)

TRIBUNNEWS.COM - Bencana alam yang terjadi di Aceh, Sumatra Utara (Sumut), dan Sumatra Barat (Sumbar) tentu menjadi alarm kehidupan bagi kita semua bahwa kapanpun musibah bisa datang dan melanda siapapun.

Lebih mengerikan dari kerusakan alam akibat keserakahan manusia ini adalah hilangnya nalar kritis kita sebagai anak bangsa untuk hadir memberikan kritik yang konstruktif serta hadir untuk membangun bangsa ini dengan berbagai potensi yang kita miliki.

Mungkin perdana di bangsa ini ada bencana alam banjir yang didalamnya terdapat jutaan kubik kayu gelondongan dengan berbagai ukuran dan menghantam apapun yang menghalangi alirannya baik itu rumah , jembatan, sekolah, pesantren, pasar, dan tempat ibadah.

Ratusan manusia meninggal dunia karena banjir ini dan bahkan yang hilang pun tak terhitung banyaknya.

Fenomena alam yang tidak biasa ini tentu menjadi catatan khusus yang langsung diambil tindakan serius oleh Presiden Prabowo Subianto.

Begitupun Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang menurunkan personel kepolisian semaksimal mungkin turun membantu rakyat yang terkena bencana.

Sekaligus Kapolri mengusut tuntas siapa dalang atas pelaku dugaan illegal logging tersebut.

Faktanya ada nomor di batang batang kayu gelondongan itu dari berbagai jenis dan jika pohon yang hanyut mana dahan ranting daun dan akarnya?

Fakta ini yang direspon cepat Kapolri melibatkan semua institusi baik BNPB, TNI, KLH, pemda setempat.

Bahkan rakyat terlihat bersatu untuk saling bantu dan memberikan informasi menyeluruh dan menjadi titik balik untuk penanganan tata kelola hutan yang ramah lingkungan.

Siapapun yang diduga menjadi dalang atas bencana alam maha dahsyat ini harus diseret ke pengadilan karena akibat ulahnya menebang pohon secara masif sehingga terjadi banjir yang merenggut ribuan nyawa rakyat tak berdosa.

Ini kejahatan luar biasa, hutan dibabat, rakyat jadi korban dan alam mengalami kerusakan. Dan kerusakan ekosistem alam butuh waktu yang lama untk menormalisasinya.

Pesan alam ini juga sebagai pengingat kita semua bahwa pohon memiliki makna yang sangat dalam terhadap ummat manusia.

Memberikan udara bersih yang kita hirup melalui proses fotosintesis, begitupun akarnya yang memberikan nafas bagi pohon.

Jadi mencabut pohon melalui kegiatan yang sangat biadab dan memilukan tersebut sama saja mencabut sumber kehidupan untuk nafas setiap rakyat Indonesia.

Kita melihat peristiwa yang disorot dunia saat ini wajib pula menindak siapapun oknum pejabat yang secara sadar melabrak aturan dan  regulasi dengan menutup nuraninya bahwa pena yang mengizinkan jutaan hektar pohon untuk  ditebang akhirnya menjadi petaka yang dalam waktu singkat di sepertiga pulau Sumatera.

Kita semua yakin Presiden, Kapolri dan semua pihak terkait berpihak pada kepentingan rakyat akan menghentikan semua praktek illegal logging dan pembalakan liar diseluruh negeri ini.

Reboisasi harus dilakukan secara massif, tindak hukum semua yang terlibat atasnya, dan saatnya kita semua terlibat membantu saudara kita di Aceh, Sumut dan Sumbar.

Masih sangat dibutuhkan air bersih, selimut, pakaian, makanan, tenda darurat, begitupun trauma healing bagi siapapun yang terdampak bencana terutama anak-anak yang mengalami langsung kejadian tersebut 

Inilah menjadi uji Presisi dan reformasi Polri untuk sepenuhnya totalitas Pengabdian untuk Bangsa dan Negara.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.