Jumlah Donasi yang Diam-diam Dikumpulkan Syahrini untuk Korban Banjir Sumatra, KD dan Rossa Terlibat
Achmad Maudhody December 09, 2025 06:52 PM

BANJARMASINPOST.CO.ID - Meski kini sudah tinggal di Singapura, siapa sangka ternyata Syahrini diam-diam mengumpulkan donasi untuk korban banjir di Sumatra.

Tak sendiri, penggalangan dana oleh istri pengusaha Reino Barack tersebut juga melibatkan sejumlah arti lainnya seperti Rossa, Andien, Kridayanti, Titi DJ dan masih banyak lagi.

Dalam beberapa hari, Incess dan kawan-kawan sudah berhasil mengumpulkan donasi mencapai ratusan juta rupiah.

Dilansir melalui laman kitabisa.com, Incess bersama grup Hara sudah berhasil mengumpulkan donasi sebanyak Rp 127.351.935 hingga Selasa (9/12/2025).

Melalui media sosial pribadinya, Incess pun aktif menggalakkan ajakan berdonasi yang diberi tajuk Solidaritas Bantu Korban di Sumatra.

Donasi yang turut diinisiasi Incess tersebut bisa diikuti oleh siapa saja dari berbagai wilayah.

Adapun wilayah yang menjadi perhatian bantuan Incess adalah Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Aceh yang baru saja mengalami bencana banjir bandang dan tanah longsor.

Semua warganet yang hendak berdonasi bisa mengakses laman berikut: link donasi

Jumlah donasi tidak ditentukan dan bisa dari jumlah minimum Rp10 ribu.

Data Jumlah Korban di Wilayah Terdampak Bencana 

Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Senin (8/12/2025) pukul 20.00 WIB, sebanyak 961 orang meninggal dunia, 293 orang hilang, dan lebih dari 5.000 orang mengalami luka-luka.

Sementara itu untuk jumlah pengungsi mencapai 1.057.482 jiwa.

Adapun rincian korban meninggal dunia berdasarkan wilayah, yaitu:

Aceh korban meninggal 389 jiwa

Sumatera Utara korban meninggal 338 jiwa

Sumatera Barat korban meninggal 234 jiwa

Sementara itu untuk kerusakan sarana-prasarana, tercatat:

157.600 rumah rusak

425 rumah ibadah rusak

199 fasilitas kesehatan terdampak

234 unit bank rusak

534 sekolah mengalami kerusakan

497 jembatan rusak

Listrik Belum Pulih

Melansir dari Tribunnews.com, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa listrik di Aceh, khususnya Aceh Besar dan Banda Aceh, diperkirakan kembali normal pada Sabtu (6/12/2025).

Namun, dalam rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto pada Minggu (7/12/2025) malam di Aceh, jadwal tersebut direvisi menjadi Senin (8/12/2025) pukul 12.00 WIB.

Hingga Senin sore, kenyataannya sebagian besar wilayah di Aceh Besar belum mendapatkan pasokan listrik yang stabil.

Bupati Aceh Besar, Muharram Idris atau Syech Muharram, meminta penjelasan dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) terkait listrik padam yang terus berlarut-larut di wilayahnya.

Pasalnya, masyarakat mengeluhkan kondisi kelistrikan yang belum stabil, meski sebelumnya pemerintah pusat telah menyampaikan jadwal pemulihan.

Sebagian wilayah masih padam, sementara area lain menyala tidak merata.

Kondisi ini menimbulkan keluhan dan pertanyaan masyarakat, yang kemudian disampaikan langsung kepada Bupati Aceh Besar.

Menanggapi keresahan warga, Syech Muharram langsung menghubungi Manajer PLN UP3 Banda Aceh, Rudi Hamiri, dari Posko Tanggap Darurat Kabupaten Aceh Besar di Sibreh Keumude, Kecamatan Sukamakmur, Senin (8/12/2025) sore.

Ia meminta penjelasan langsung terkait ketidakpastian pemulihan listrik di Aceh Besar.

Dalam percakapan tersebut, Rudi menjelaskan bahwa sistem transmisi Arun–Bireuen sudah beroperasi dan sejatinya mampu membantu pemulihan listrik di Aceh Besar.

“Jadi nanti di kita itu aliran listrik dipasok dari Nagan dan Arun. Untuk memproses ke Aceh Besar itu butuh waktu sinkronnya Arun ke kita,” ujar Rudi.

Menurutnya, beberapa wilayah yang masih mengalami pemadaman merupakan bagian dari proses penormalan sistem kelistrikan.

Tidak puas dengan jawaban teknis, Syech Muharram meminta kepastian waktu kapan listrik benar-benar kembali normal di seluruh Aceh Besar.

“Kira-kira normalnya itu kapan?” tanya Bupati dengan tegas.

Rudi menjelaskan bahwa secara daya, suplai listrik sudah mencukupi setelah adanya pasokan tambahan dari Arun.

Namun, karena kondisi sistem masih isolated atau belum terhubung penuh ke jaringan interkoneksi, proses pemulihan tidak bisa dilakukan secara instan.

“Jadi ini harus pelan-pelan. Untuk ketersediaan daya sudah cukup, tapi sistemnya belum terhubung semua,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa pemadaman bergilir masih dilakukan, terutama ketika Gardu Induk (GI) harus melepaskan beban sebelum menerima aliran dari pembangkit lain.

“Pemadaman itu terjadi saat penormalan. Misalnya di GI Jantho, yang sebelumnya dari Nagan, harus melepas beban dulu sebelum menerima pasokan dari Arun,” ujarnya.

Mendengar penjelasan tersebut, Syech Muharram kembali menegaskan kekhawatiran masyarakat.

“Maksud saya, apakah proses itu lama? Apa sampai lima hari atau seminggu ke depan?” tanyanya.

Rudi kemudian memastikan bahwa proses sinkronisasi diperkirakan berlangsung cepat.

“Apabila malam ini dilakukan, itu (pemadaman sementara) yang akan terjadi (saat proses sinkronisasi). Sistemnya masih isolated,” jelasnya.

Meski begitu, PLN belum dapat memastikan waktu pasti seluruh wilayah Aceh Besar mendapatkan suplai listrik stabil.

(Banjarmasinpost.co.id/Danti Ayu)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.