Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Anggit Pujie Widodo
TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Sebanyak lima koperasi perdesaan di Kabupaten Jombang telah berperan aktif dalam program ketahanan pangan.
Melalui Koperasi Desa Merah Putih (KDMP), lembaga-lembaga tersebut kini bertugas menyalurkan bahan pangan pokok kepada masyarakat, berkat dukungan pasokan dari Perum Bulog Kantor Cabang Mojokerto.
Inisiatif ini merupakan upaya konkret dalam memperkuat stabilitas pasokan dan harga pangan di tingkat desa, sekaligus memastikan distribusi beras dan komoditas penting lainnya dapat diakses oleh warga secara merata.
Pemimpin Cabang Bulog KC Mojokerto, Muhammad Husin, menyatakan bahwa kehadiran KDMP sangat vital dalam memperlancar penyaluran Cadangan Beras Pemerintah.
Menurutnya, peran Bulog mencakup seluruh rantai pasok, mulai dari penyerapan gabah dan beras dari petani hingga pendistribusiannya melalui mitra yang andal.
"Fungsi kami menjangkau dari hulu ke hilir. Di hulu, kami menyerap hasil panen untuk cadangan negara. Di hilir, kami mendistribusikannya melalui jaringan seperti KDMP agar beras yang diterima masyarakat tetap segar dan mudah diperoleh," ucap Husin, saat dikonfirmasi terpisah oleh Tribunjatim.com pada Jumat (12/12/2025).
Kelima koperasi yang telah beroperasi tersebut adalah KDMP Betek di Kecamatan Mojoagung, KDMP Pulogedang di Kecamatan Tembelang, KDMP Jatimlerek di Kecamatan Plandaan, KDMP Sumberteguh di Kecamatan Kudu, serta KDMP Grobogan di Kecamatan Mojowarno.
Mekanisme penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dilakukan secara berkala, sekitar dua minggu sekali, berdasarkan permintaan atau order yang diajukan pengurus koperasi. Setiap kali pengiriman, satu unit koperasi menerima pasokan beras antara satu hingga dua ton.
Tidak terbatas pada beras, saluran distribusi KDMP juga digunakan Bulog untuk mengalirkan komoditas pokok lain seperti gula pasir dan minyak goreng. Hal ini bertujuan memudahkan warga desa memperoleh kebutuhan harian dengan harga terjangkau dan stabil.
Kedepan, Husin berharap jaringan KDMP dapat terus diperluas ke lebih banyak desa. "Semakin banyak koperasi yang bergabung, semakin cepat dan luas jangkauan distribusi pangannya. Harapan kami, masyarakat bisa memperoleh beras, gula, dan minyak dengan harga yang pantas tanpa harus menempuh perjalanan jauh," pungkas Husni.
Kepala Desa Pulogedang, Eko Arianto, juga sebelumnya sempat menceritakan kisah lahirnya koperasi yang kini menjadi kebanggaan desanya.
"Semua berawal dari semangat kemandirian. Kami ingin desa ini punya badan usaha yang benar-benar dikelola masyarakat sendiri dan bisa bersinergi dengan program nasional, terutama Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pemberdayaan ekonomi rakyat," ujarnya.
Koperasi Merah Putih resmi terdaftar di Administrasi Hukum Umum (AHU) pada 5 Mei 2025. Legalitas lain seperti NIK Koperasi, NIB, dan KBLI pun segera menyusul, membuka jalan bagi usaha di berbagai sektor mulai dari perdagangan sembako, alat kesehatan, distribusi gas elpiji, hingga pupuk pertanian.
Namun, yang membuatnya istimewa bukan hanya pada izin usaha yang lengkap, melainkan pada cara kerja mereka yang berlandaskan kolaborasi.
Eko menjelaskan, Kopdes tidak berdiri sendiri. Mereka menggandeng BUMDes dan Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) agar saling menopang.
"BUMDes punya toko ritel, sedangkan Kopdes berperan sebagai supplier. Jadi tidak saling mematikan, justru memperkuat satu sama lain," katanya. melanjutkan.
Kerja sama itu juga mencakup sektor pertanian, seperti penyediaan pupuk dan penanaman jagung bersama kelompok tani setempat.
Salah satu bentuk nyata kolaborasi terjadi ketika BUMDes membutuhkan beras. Karena belum bisa langsung bermitra dengan Bulog, Kopdes mengambil peran tersebut. Dana pembelian berasal dari BUMDes, sementara proses pengadaan dilakukan oleh koperasi.
"Intinya, semua bergerak dengan kesepakatan yang jelas supaya tidak tumpang tindih," pungkas Eko.