TRIBUNPADANG.COM, AGAM - Pemerintah Kabupaten Agam melalui Dinas Kominfo mendata sebanyak 142 orang ditemukan meninggal akibat bencana hidrometeorologi di Kecamatan Palembayan.
Bencana hidrometeorologi adalah bencana yang diakibatkan oleh aktivitas cuaca seperti siklus hidrologi, curah hujan, temperatur, angin dan kelembapan.
Bentuk bencana hidrometeorologi berupa kekeringan, banjir, badai, kebakaran hutan, longsor, angin puyuh, gelombang dingin, hingga gelombang panas.
Berdasarkan data terbaru dari Dinas Kominfo Agam hingga Kamis (11/12/2025) pukul 20.00 WIB, total korban meninggal berjumlah sebanyak 192 orang.
Kadis Kominfo Kabupaten Agam, Roza Syafdefianti mengatakan bahwa korban jiwa akibat bencana hidrometeorologi di daerahnya terus bertambah.
Ia mengatakan, hingga kini jumlahnya telah mencapai 192 orang.
Dari total tersebut, Kecamatan Palembayan menjadi penyumbang terbanyak.
"Total hingga kini sudah 192 orang, berdasarkan update terakhir pada Kamis pukul 20.00 WIB," ucap Roza, Jumat (12/12/2025).
Ia lalu merinci ditemukannya korban di beberapa kecamatan di Kabupaten Agam akibat bencana hidrometeorologi.
Mulai dari Kecamatan Malalak, Matur, Tanjung Raya, Palupuh, Palembayan dan Ampek Nagari.
"Total terbanyak itu berasal dari Kecamatan Palembayan, yakni sebanyak 142 orang," bebernya.
Kemudian disusul oleh Kecamatan Malalak sebanyak 14 orang dan Tanjung Raya 10 Jiwa.
"Untuk Kecamatan Matur, Palupuh dan Ampek Nagari, masing-masing terdata satu orang meninggal dunia," tambahnya.
Sebelumnya diberitakan, Pemkab Agam kembali merilis data terbaru korban meninggal dunia akibat bencana hidrometeorologi pada akhir November 2025 lalu.
Data tersebut diperbaharui pada Kamis (11/12/2025) pada pukul 20.00 WIB, dengan total 192 orang.
Kadis Kominfo Kabupaten Agam, Roza Syafdefianti mengatakan sebanyak 192 orang meninggal dunia akibat bencana hidrometeorologi di daerahnya.
Bencana hidrometeorologi adalah bencana yang diakibatkan oleh aktivitas cuaca seperti siklus hidrologi, curah hujan, temperatur, angin dan kelembapan.
Bentuk bencana hidrometeorologi berupa kekeringan, banjir, badai, kebakaran hutan, longsor, angin puyuh, gelombang dingin, hingga gelombang panas.
"Data ini terhitung hingga Kamis pukul 20.00 WIB, sebanyak 192 orang meninggal," ungkapnya, Jumat (12/12/2025) siang.
Ia menjelaskan, dari 192 orang meninggal dunia, 27 di antaranya tidak bisa teridentifikasi.
"27 jenazah tidak bisa bisa teridentifikasi," sebut Roza saat memberikan keterangan.
Lalu, di Kabupaten Agam masih terdapat sebanyak 72 orang yang belum ditemukan hingga sekarang.
"Hingga Kamis siang, terdata sebanyak 72 orang lagi masih hilang," pungkas Roza.
Tak hanya korban meninggal dunia dan hilang, Pemkab Agam juga merilis data terbaru korban yang masih mengungsi pasca bencana hidrometeorologi.
"Hingga kini, 4.298 warga masih mengungsi akibat bencana alam," tuturnya.
"Sementara itu, warga yang masih dirawat berjumlah sembilan orang. Lalu yang masih terisolasi sebanyak 180 jiwa," tambahnya. (TribunPadang.com/Muhammad Iqbal)