Bantah Karena Prabowo Datang, BNPB Jelaskan Kenapa Tenda Baru Dipasang di Aceh Tamiang
Acos Abdul Qodir December 12, 2025 10:38 PM

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meluruskan kabar yang menyebut tenda pengungsi di Aceh Tamiang, Aceh, baru dipasang jelang kedatangan Presiden Prabowo Subianto. BNPB menegaskan pemasangan dilakukan segera setelah akses jalan terbuka pasca banjir besar yang mengisolasi wilayah tersebut.

Sejak banjir bandang dan longsor melanda Aceh Tamiang pada 26 November 2025, warga terpaksa bertahan di pengungsian darurat dengan tenda seadanya dari terpal atau menumpang di rumah kerabat. Baru pada 11 Desember 2025, setelah jalur darat berhasil ditembus, BNPB bisa memasang tenda pengungsian utama.

Tenda bertuliskan BNPB banyak terpasang rapi di jembatan sungai Tamiang, Kecamatan Kuala Simpang, Kabupaten Aceh Tamiang. 

Artinya, ada jeda sekitar dua pekan (±15 hari) di mana tenda resmi BNPB belum hadir di lokasi bencana. Kondisi ini memperburuk penderitaan warga yang kehilangan rumah, kesulitan air bersih, dan harus antre makanan dalam keadaan penuh lumpur.

Direktur Perencanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB, Brigjen M. Arief Hidayat, menegaskan bahwa informasi yang beredar kurang tepat dan perlu diluruskan agar masyarakat memahami kondisi di lapangan secara utuh.

“Tenda BNPB dipasang segera setelah akses jalan ke Aceh Tamiang berhasil dibuka oleh petugas. Bukan karena kedatangan Presiden Prabowo Subianto. Begitu jalur terbuka, tim langsung bergerak membawa perlengkapan dan tenda untuk warga,” kata Arief, Jumat (12/12/2025).

Menurutnya, terbukanya akses memang berdekatan dengan jadwal kunjungan Presiden sehingga muncul persepsi keliru.

Padahal, di lokasi bencana mana pun, penyaluran logistik termasuk pemasangan tenda selalu dilakukan setelah jalur distribusi terbuka.

Data Dampak Banjir

BNPB mencatat hingga Jumat sore (12/12/2025):

  • Korban meninggal dunia: 995 orang'
  • Warga hilang: 226 orang
  • Korban luka-luka: ratusan orang masih dirawat di posko kesehatan
  • Jumlah pengungsi: 817.742 jiwa di seluruh Aceh, dengan lebih dari 449 ribu di Aceh Tamiang
  • Rumah rusak: 157.800 unit
  • Fasilitas kesehatan rusak: 219 unit
  • Kerusakan infrastruktur: puluhan jembatan putus, akses jalan utama lumpuh

Jeritan Pengungsi

Di tenda-tenda pengungsian Aceh Tamiang, kehidupan warga masih serba terbatas.

Air bersih sulit didapat, makanan harus dibagi, dan antrean panjang menjadi rutinitas sehari-hari.

“Kami terpaksa minum air banjir, tidak ada bantuan. Ini seperti tsunami,” ujar seorang pengungsi Aceh Tamiang, dikutip dari Serambinews.com (2/12/2025).

Kondisi warga yang kehilangan harta benda juga terekam dalam laporan video terkini.

“Harta habis dibawa banjir, warga penuh lumpur antre makan,” demikian kesaksian Nada, konten kreator asal Aceh Tamiang yang juga korban banjir, sebagaimana dilaporkan Serambinews.com (6/12/2025).

Skala bencana ini bahkan disamakan dengan tsunami Aceh 2004.

Wakil Bupati Aceh Tamiang, Ismail, menyebut bencana banjir bandang kali ini menghantam hampir seluruh wilayah kabupaten.

“Skalanya mirip tsunami Aceh 2004,” ujarnya, dikutip dari Serambinews.com (6/12/2025).

Prabowo Kunjungi Aceh Tamiang

Hari ini, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto akhirnya mendatangi Kabupaten Aceh Tamiang, salah satu daerah paling parah terdampak banjir bandang dan longsor.

Di hadapan warga korban bencana, Prabowo menyampaikan permohonan maaf bila ada layanan atau bantuan yang belum terpenuhi sepenuhnya, dan menekankan pemerintah sedang bekerja keras memperbaiki keadaan.

“Prioritas kita adalah keselamatan rakyat. Saya mohon maaf bila ada yang belum terpenuhi, pemerintah akan terus bekerja keras memperbaiki keadaan,” ujar Prabowo.

BNPB menegaskan pola kerja kedaruratan berlaku di semua lokasi bencana: bantuan selalu disalurkan segera setelah akses memungkinkan, tanpa dikaitkan agenda pihak mana pun.

Klarifikasi ini sekaligus menyoroti urgensi pemenuhan kebutuhan dasar warga Aceh Tamiang yang sempat bertahan dua pekan tanpa tenda resmi, serta komitmen pemerintah pusat dalam pemulihan pascabencana.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.