iPhone Air Kembali Mengalami Penurunan Harga Sebesar 47 Persen dalam 10 Minggu, Minat Membeli?
Lailatun Niqmah December 13, 2025 11:44 AM

 

TRIBUNWOW.COM - Apple menghadapi kenyataan pahit dengan produk teranyarnya.

iPhone Air, yang diluncurkan dengan banyak ekspektasi sebagai smartphone ultra-tipis revolusioner, kini mencatat rekor yang tidak diinginkan yakni dengan adanya penurunan nilai jual kembali (resale value) tercepat dan terparah dari semua model iPhone sejak 2022.

Data terbaru dari SellCell, situs pembanding harga produk online yang menganalisis pasar ponsel bekas di Amerika Serikat, menunjukkan bahwa hanya dalam kurun waktu 10 minggu sejak peluncurannya, iPhone Air telah kehilangan antara 40,3 hingga 47,7 persen dari nilai pasar awal.

Angka ini merupakan yang terburuk di antara keluarga seri iPhone 17.

Di mana model iPhone 17 lainnya yang rata-rata hanya menyusut 34,6 persen dalam periode yang sama.

"Ten weeks of data makes one thing clear: the iPhone 17 range is performing as expected in the resale market, while the iPhone Air is not,"

(Sepuluh minggu data menunjukkan satu hal yang jelas: jajaran iPhone 17 berkinerja sesuai ekspekatasi di pasar bekas, tetapi tidak dengan iPhone Air, -red), tegas SellCell.

Seberapa Parah Kejatuhan iPhone Air sejak Perilisan Resminya 17 Oktober 2025?

SellCell menganalisis depresiasi harga iPhone 17 series berdasarkan data harga tukar tambah (trade-in) dari lebih dari 40 perusahaan pembeli iPhone bekas yang berbasis di AS selama periode 10 minggu.

Di mana hasilnya mengungkapkan, bahkan dalam varian penyimpanan 1TB iPhone AIr mengalami depresiasi terparah, dengan penurunan nilai paling tajam untuk seri manapun dalam kurun waktu 10 minggu sejak tahun 2022.

  iPhone Air 256GB iPhone Air 512GB iPhone Air 1TB
Harga Rilis Rp 16.6 jutaan. Rp 20 jutaan. Rp 23.3 jutaan.

Harga Penurunan

(setelah 10 minggu)

Rp 9.9 jutaan. Rp 11 jutaan. Rp 12.2 jutaan.
Presentase Penurunan 40,3 persen 45 persen 47,7 persen

 

Jika diakumulasikan dalam ketiga kategori storagenya, iPhone Air telah mencatatkan penurunan presentase sebesar 44.3 persen baik dari 256GV, 512GB, hingga 1TB.

Apabila melihat dengan model iPhone lainnya, sebagaimana parah seri ini mengalami penurunan?

- iPhone 17 Series (Rata-rata)

Penurunan nilai: 34,6 persen dalam 10 minggu,

iPhone 17 256GB: turun 33 persen

iPhone 17 Pro 256GB: turun 32 persen

- iPhone 17 Pro Max 256GB: hanya turun 26,1 persen (performa terbaik).

- iPhone Air:

Penurunan nilai rata-rata: 44,3 persen

Selisih dengan iPhone 17 series: 9,7 persen

Artinya, model iPhone 17 standar mempertahankan nilai jualnya hampir 10 persen lebih baik dibandingkan iPhone Air—gap yang sangat signifikan dalam industri smartphone.

Apa Alasan Dibalik Penurunan Harga iPhone Air Jatuh Begitu Tajam?

Dikutip dari laporan situs pembanding harga SellCell, tiga hal besar yang mempengaruhi depresiasi sebesar 47 persen ini antara lain keraguan konsumen yang secara langsung berdampak pada melambatnya proses penjualan, ketidakpastian ketahanan jangka panjang, dan didominasi oleh pertanyaan pasar baik itu terkait perbaikan, suku cadang serta desainnya.

Bagaimana selengkapnya? Mari kita ulas elemennya satu per satu.

1. Ketidakpastian Daya Tahan Perangkat

iPhone Air didesain sebagai smartphone paling tipis yang pernah dibuat Apple bahkan lebih tipis dari iPad Pro. 

Desain ultra-slim ini menciptakan kekhawatiran di kalangan konsumen dan pembeli ponsel bekas tentang durabilitas jangka panjang perangkat.

"Ketidakpastian tentang daya tahan jangka panjang dan pertanyaan seputar perbaikan serta suku cadang, hingga desain ultra-tipis, semuanya tampaknya membebani nilai jual kembali iPhone Air," jelas SellCell dalam laporannya.

Kekhawatiran ini bukan tanpa alasan. Bagaimanapun semakin tipis smartphone maka akan rentan terhadap sejumlah faktor di bawah ini:

- Kerusakan layar dari tekanan atau benturan,

- Pembengkokan (bending) pada bodi,

- Masalah baterai karena kapasitas terbatas,

- Overheating karena keterbatasan sistem pendingin

2. Biaya Perbaikan yang Tidak Pasti

Pasar ponsel bekas sangat sensitif terhadap biaya perbaikan. Jika sebuah perangkat sulit atau mahal untuk diperbaiki, nilai jualnya akan tergerus signifikan.

Dengan desain iPhone Air yang ultra-tipis dan konstruksi yang kompleks, ada kekhawatiran bahwa:

- Suku cadang akan lebih mahal.

- Perbaikan akan lebih sulit dan memerlukan teknisi spesialis.

- Ketersediaan parts di pasar aftermarket terbatas.

Ketidakpastian ini membuat perusahaan buyback enggan membayar harga tinggi untuk iPhone Air mereka tidak mau mengambil risiko dengan perangkat yang mungkin sulit dijual kembali atau mahal untuk direfurbish.

3. Positioning Produk yang Ambigu

Bagaimanapun iPhone Air berada di posisi yang awkward dalam lineup keluarga seri iPhone 17.

Dengan harga lebih mahal dibanding iPhone 17 (versi standarnya), namun tak sepreimum iPhone 17 Pro/Pro Max.

Dengan highlight tiga katanya "Super tipis. Super ringan. Super kuat" ternyata tidak cukup menarik bagi mayoritas konsumen.

Konsumen mungkin akan cenderung memilih iPhone 17 standar, dan jika diharuskan untuk mengeluarkan biaya lebih mereka akan membeli iPhone 17 Pro ataupun iPhone 17 Pro Nax.

Dengan posisi yang nanggung di tengah, iPhone Air akan jauh tanpa audience.

4. Penjualan yang Lambat Sejak Awal

Faktor pertama dan paling mendasar adalah penjualan iPhone Air yang tidak memenuhi ekspektasi sejak hari pertama peluncuran dibandingkan model iPhone 17 lainnya sejak hari pertama.

Meskipun data dari Counterpoint Research menunjukkan iPhone Air "sedikit lebih baik" dari iPhone 16 Plus, itu tetap menempatkannya sebagai model terlemah dalam lineup.

Bahkan SellCell mengungkapkan, penjualan yang lebih lambat, semuanya tampaknya membebani nilai jual kembali iPhone Air.

Tren yang Mengkhawatirkan: iPhone Air Terus Jatuh

Dengan adanya tren yang mengkhawatirkan ini bisa membuat fenomena penurunan akan terus berlanjut, dan berdampak langsung bagi nilai jual iPhone Air dalam bulan-bulan mendatang.

Jika kamu berencana menjual kembali dalam 1-2 tahun, mungkin jangan dulu mengingat penurunan angka 47 persen bukanlah presentase yang kecil, penurunan hampir setengah harga bisa jadi akan merugikanmu.

Apalagi jika kamu termasuk tipe yang suka upgrade smartphone setiap tahun atau dua tahun, iPhone Air adalah pilihan yang sangat buruk.

Namun, jika kamu menggunakan pengguna Apple jangka panjang, kalian mungkin tidak akan peduli dengan resale value, depresiasi yang tajam.

Terutama jika harga iPhone Air turun lebih jauh di pasar sekunder dalam beberapa bulan ke depan itu tidak akan mempengaruhimu.

Dan kamu harus nyaman dengan risiko:

- Durabilitas jangka panjang yang belum terbukti.

- Biaya perbaikan yang mungkin lebih mahal.

- Potensi masalah dengan komponen karena desain ultra-tipis.

Dan yang terakhir jika kamu merupakan pembeli yang sering memburu diskon besar-besaran, membeli iPhone Air jadi solusi yang tepat untukmu.

Karena penurunan 47 persen ini bisa sangat menghemat pengeluaran biayamu.

Dengan tren penurunan yang masih berlanjut di minggu ke-10, sangat mungkin iPhone Air akan tersedia dengan diskon lebih besar dalam 2-3 bulan ke depan.

Satu yang perlu diingat: data SellCell didasarkan pada harga trade-in dari perusahaan buyback (yang membeli cash instant dengan harga lebih rendah), bukan harga di marketplace seperti eBay atau platform jual-beli lokal.

Harga di marketplace consumer-to-consumer biasanya 10-20 persen lebih tinggi.

Jadi jangan berharap menemukan iPhone Air 256GB seharga Rp 9 jutaan di marketplace tapi harga Rp 12 jutaan (masih jauh lebih murah dengan selisih 3 juta dari yang baru) sangat mungkin dalam beberapa bulan.

iPhone Air mungkin adalah smartphone paling tipis dan paling cantik yang pernah dibuat Apple.

Tapi seperti yang ditunjukkan data: keindahan saja tidak cukup untuk menjual smartphone di tahun 2025.

(TribunWow.com/Peserta Magang dari Universitas Sebelas Maret/Mareta Galuh Ayuningtyas).

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.