TRIBUNJATIM.COM - Menu baru dan inovatif belakangan diciptakan oleh sebuah dapur MBG yakni satuan SPPG Palmerah, Jakarta Pusat.
Sebuah menu baru diciptakan untuk mendukung agar siswa tidak mengalami kebosanan.
SPPG Palmerah berupaya membuat siswa tetap semangat menerima menu MBG.
Salah satunya lewat menu kejutan mingguan, hidangan favorit siswa seperti spageti atau burger yang tetap dirancang bersama ahli gizi agar tetap sehat.
Menariknya, ide menu kejutan ini banyak datang langsung dari para siswa.
Mereka biasanya menyelipkan secarik kertas berisi permintaan menu ke dalam ompreng.
"Ada menu kejutan, menu kejutan diadakan seminggu sekali. Mereka (siswa) memberikan tanggapan suka kasih surat di dalam ompreng, ya paling dominan burger, spageti dan kami adakan spesial. Misalnya ultah Presiden, hari Jumat itu kita buat menu kejutan saya pikir itu bisa merasa siswa jadi enggak bosan," ucap Saiful saat ditemui Wartakotalive.com,dikutip TribunJatim.com, Sabtu (13/11/2025).
Tak hanya fokus pada keamanan dan variasi menu, SPPG Palmerah juga melibatkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal sebagai pemasok bahan, mulai dari lele hingga tahu dan tempe.
Kehadiran program MBG pun tak hanya memberi manfaat bagi pelajar, tetapi juga menggerakkan ekonomi warga sekitar.
Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Palmerah, Jakarta Barat, memastikan dapurnya menerapkan standar ketat demi menjaga kualitas makanan yang dikirimkan ke para siswa.
Kepala SPPG Palmerah, Saiful Arifin, menceritakan bahwa dapur yang mulai beroperasi sejak November 2024 itu bekerja mengikuti pedoman Badan Gizi Nasional (BGN).
Setiap bahan makanan yang masuk hingga proses pendistribusian selalu melalui pengecekan berlapis.
Rutinitas dapur dimulai sejak pukul 02.00 dini hari. Para pekerja memulai hari dengan briefing singkat untuk memastikan kondisi tim siap dan seluruh APD lengkap dikenakan mulai dari masker, sarung tangan, hingga celemek.
Sekitar 49 orang terlibat dalam produksi harian, mulai dari koki, staf administrasi, hingga relawan pencuci ompreng.
Setiap hari, dapur ini mampu menghasilkan sekitar 3.800 porsi makanan untuk didistribusikan ke 12 sekolah di Jakarta Barat.
Demi menjaga keamanan, setiap porsi memiliki batas waktu simpan (holding time) hanya enam jam.
Itulah sebabnya proses memasak dilakukan bertahap, mengikuti jam keberangkatan distribusi.
Pencegahan kontaminasi turut menjadi perhatian besar.
Area bahan mentah dan matang dipisah, peralatan masak dibedakan sesuai jenis bahan, dan suhu penyimpanan selalu dijaga sesuai standar.