TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah pedagang di depan Taman Makam Pahlawan, Kalibata, Jakarta kehabisan modal dan trauma berat usai peristiwa kericuhan yang disebabkan tewasnya mata elang (matel) atau debt collector.
Salah satunya dikeluhkan oleh Purwanto, Koordinator pedagang Kalibata.
Meski situasi sudah kondusif, para pedagang disebut masih belum berani berjualan.
"Untuk kondisi pedagang saat ini kami belum keluar dulu. Pertama, memang situasi sudah kondusif insyaallah sudah aman. Cuma memang pertama kami masih trauma, kedua mau jualan pun meskipun sudah kondusif kami kehabisan modal," ujar Purwanto kepada wartawan dikutip, Minggu (14/12/2025).
Purwanto mengatakan hampir seluruh pedagang yang terdampak akibat pembakaran dan perusakan kios saat kericuhan terjadi.
"Kami pedagang hancur semua. Kasihan teman-teman yang lain, mau jualan pun sudah tidak ada modal lagi," katanya.
Meski begitu, Purwanto mengatakan secercah harapan bagi para pedagang muncul di tengah keputusasaan.
Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edi Suheri melalui Wakapolda Metro Jaya Brigjen Dekananto menyampaikan permohonan maaf dan rasa prihatin yang dirasakan para pedagang Kalibata atas terjadinya insiden itu.
"Alhamdulillah kami tadi dipanggil ke Polda Metro. Wakapolda mewakili Kapolda Metro mengundang kami. Pertama menyampaikan prihatin dan menyampaikan permintaan maaf atas kejadian ini," ungkapnya.
Selain itu, Kapolda Metro Jaya juga menjanjikan pengamanan penuh untuk para pedagang yang akan kembali beraktivitas, sekaligus memberikan bantuan modal bagi para korban.
"Kedua akan membekali kami pengamanannya saat kami beraktivitas berjualan lagi. Alhamdulillah memberikan bantuan, berapapun bantuan kami terima kami ucapkan terima kasih," ujarnya.
Purwanto memastikan bantuan tersebut akan dibagikan secara adil dan transparan, menyesuaikan tingkat kerusakan yang dialami masing-masing pedagang.
"Kami akan bagikan adil sesuai porsinya masing-masing karena kerusakannya berbeda-beda sesuai tingkat kerusakannya," jelasnya.
Menurut data yang ada, total pedagang di kawasan tersebut mencapai puluhan orang. Terdiri dari 42 pedagang tenda bongkar pasang dan 22 pedagang permanen.
Secara keseluruhan terdapat 64 tenda yang ditempati sekitar 40 pedagang aktif.
Namun, pembagian bantuan belum bisa dilakukan dalam waktu dekat.
Purwanto mengatakan pihaknya masih mendata ulang pemilik warung dan kios agar penyaluran bantuan tepat sasaran.
"Meskipun sudah ada bantuan modal dari Kapolda Metro Jaya, kami belum bisa bagikan karena ini harus transparan pembagiannya. Saya data ulang pemilik warung-warung ini dan akan kami lampirkan sebagai pertanggungjawaban,” katanya.
Diberitakan sebelumnya sekelompok orang melakukan aksi pembakaran sebuah tenda makan pedagang kaki lima (PKL) di wilayah Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (11/12/2025) malam.
Pembakaran ini diduga imbas pengeroyokan terhadap dua pria mata elang (matel) oleh kelompok orang tidak dikenal (OTK) pada sore hari.
Polisi belum dapat menyimpulkan dari mana sekelompok orang yang melakukan aksi pembakaran itu berasal.
Pada sore sebelum pembakaran terjadi dua pria ditemukan dalam kondisi bersimbah darah tak jauh dari Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata.
Dua pria itu berinisial MET dan NAT.
Keduanya meninggal dunia akibat dikeroyok sejumlah orang yang belakangan diketahui enam oknum anggota polisi dari Satuan Pelayanan Markas (Yanma) Mabes Polri.
Keenam anggota itu yakni:
Mereka sudah ditetapkan sebagai tersangka dan diamankan oleh Div Propam Polri.
Diketahui pemicu pengeroyokan karena salah satu anggota tidak terima motornya diambil paksa oleh korban yang merupakan mata elang atau debt collector.