3 BERITA POPULER PADANG: Kayu Banjir Ganggu Nelayan, Pelaku Tawuran Ditangkap, 80 KK Huni Huntara
Rahmadi December 15, 2025 09:27 AM

TRIBUNPADANG.COM, PADANG – Simak sejumlah berita seputar Kota Padang yang dirangkum dalam populer Padang setelah tayang 24 jam terakhir di TribunPadang.com.

Pertama, beberapa nelayan di Pasia Muaro Kampung KB, Kelurahan Parupuk Tabing, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), memilih mulai kembali melaut dengan cara memancing.

Namun, mereka belum berani menangkap ikan menggunakan jaring seperti biasa akibat tumpukan kayu gelondongan yang masih memenuhi perairan.

Kedua,  Polresta Padang berhasil mengamankan 12 orang yang diduga terlibat dalam aksi tawuran di Kota Padang, Sumatera Barat, Jumat (12/12/2025).

Selain itu, pihak kepolisian juga mendapati satu dari terduga pelaku tawuran tersebut positif menggunakan narkotika.

Ketiga, penyintas banjir bandang di Kota Padang, Sumatera Barat, mulai menempati hunian sementara (huntara) yang disediakan Pemerintah Kota Padang di Kampung Nelayan, Kelurahan Lubuk Buaya, Kecamatan Koto Tangah.

Relokasi ini dilakukan Pemko Padang untuk memindahkan warga terdampak ke tempat yang lebih aman pasca banjir bandang yang melanda ibu kota Sumbar pada Kamis (27/12/2025) lalu.

1. Kayu Gelondongan Ganggu Aktivitas Nelayan Parupuk Tabing, Kini BertahanHidup dengan Memancing

Beberapa nelayan di Pasia Muaro Kampung KB, Kelurahan Parupuk Tabing, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), memilih mulai kembali melaut dengan cara memancing.

Namun, mereka belum berani menangkap ikan menggunakan jaring seperti biasa akibat tumpukan kayu gelondongan yang masih memenuhi perairan.

Salah seorang nelayan setempat, Yanwar (58), mengatakan aktivitas memancing terpaksa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, meski dengan hasil yang terbatas.

“Tadi sudah ada nelayan yang memberanikan diri melaut, tapi hanya untuk memancing. Kami belum bisa menangkap ikan seperti biasa menggunakan jaring elok pukek maupun jaring payang,” kata Yanwar kepada TribunPadang.com, Minggu (14/12/2025).

Ia mengungkapkan, aktivitas memancing baru kembali dilakukan pada hari ini, setelah nelayan setempat hampir dua bulan tidak melaut.

“Memancing ini baru kami lakukan hari ini. Selama hampir dua bulan kami tidak punya pemasukan lain selain dari laut, jadi terpaksa kembali melaut dengan cara memancing meski kondisinya belum aman,” jelasnya.

Meski demikian, Yanwar menyebutkan aktivitas memancing juga menghadapi tantangan karena masih banyak kayu gelondongan yang mengapung maupun menumpuk di dasar laut.

“Kapal tidak bisa melaju kencang karena takut menabrak kayu. Di laut masih banyak kayu mengapung dan juga menumpuk di dasar. Juga menyulitkan dalam memancing,” ujarnya.

pantai di parupuk tabing padang 14/12/2025
NELAYAN TAK MELAUT- Penampakan kawasan bibir pantai di Pasia Muaro Kampung KB, Kelurahan Parupuk Tabing, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sumatera Barat, Minggu (14/12/2025).

Sebelumnya, kelompok nelayan di kawasan tersebut mengaku belum bisa kembali menangkap ikan secara tradisional menggunakan jaring elok pukek maupun jaring payang (jaring tarik).

Hal ini disebabkan tumpukan kayu gelondongan yang masih memenuhi bibir pantai dan perairan sekitar.

Salah seorang nelayan, Melki (44), mengatakan sejak kayu-kayu tersebut menumpuk di sepanjang pantai dan tengah laut, nelayan terpaksa menghentikan aktivitas melaut.

“Sejak kayu gelondongan menumpuk di sepanjang pantai dan di tengah laut, kami tidak lagi melaut. Praktis mata pencarian kami mati,” kata Melki.

Menurutnya, selain kayu berukuran besar yang mengapung, sebagian kayu juga diduga telah menumpuk di dasar laut sehingga membahayakan jaring dan kapal nelayan.

“Kalau kondisi seperti ini, sampai dua bulan ke depan kami juga belum bisa menangkap ikan dengan jaring pukat maupun jaring payang,” ujarnya.

Ia menambahkan, tumpukan kayu tidak hanya berpotensi merusak alat tangkap, tetapi juga mengancam keselamatan nelayan.

“Kapal tidak bisa melaju kencang ke tengah laut karena masih banyak kayu besar. Kami khawatir kapal rusak dan keselamatan terancam,” jelasnya.

Melki berharap pemerintah segera melakukan pembersihan kayu gelondongan, terutama yang berada di tengah laut. Menurutnya, tanpa pembersihan menyeluruh, nelayan tidak akan dapat kembali melaut secara normal.

“Kayu-kayu itu selain mengapung juga menumpuk di tengah laut bercampur lumpur akibat banjir. Kami berharap segera dibersihkan,” katanya.

Sementara itu, pantauan TribunPadang.com menunjukkan tumpukan kayu gelondongan masih memenuhi bibir Pantai Parupuk Tabing, Kecamatan Koto Tangah, hampir tiga pekan setelah banjir bandang melanda kawasan tersebut.

Kayu-kayu terlihat menumpuk di sepanjang pantai. Sebagian telah dipotong secara swadaya oleh warga menggunakan mesin pemotong untuk dijadikan kayu bakar, sementara sebagian lainnya dijual.

Memasuki hari ke-18 pascabencana, Pemerintah Kota (Pemko) Padang mulai melakukan penanganan dengan mengumpulkan kayu-kayu berukuran besar di satu titik menggunakan alat berat. Di lokasi tampak dua unit ekskavator dikerahkan untuk membersihkan tumpukan kayu.

Namun demikian, tumpukan kayu masih ditemukan di sejumlah titik lain, mulai dari kawasan Pantai Parkit hingga sepanjang pesisir wilayah Koto Tangah. 

2. 12 Terduga Pelaku Tawuran Ditangkap Polresta Padang, Satu Orang Positif Narkoba

Jajaran Polresta Padang berhasil mengamankan 12 orang yang diduga terlibat dalam aksi tawuran di Kota Padang, Sumatera Barat, Jumat (12/12/2025).

Selain itu, pihak kepolisian juga mendapati satu dari terduga pelaku tawuran tersebut positif menggunakan narkotika.

Awalnya pihak kepolisian dari Polresta Padang melaksanakan Kegiatan Rutin Yang Ditingkatkan (KRYD) melalui patroli skala besar di wilayah Kota Padang, Jumat malam.

Kegiatan itu dilaksanakan dalam rangka mengantisipasi penyakit masyarakat, aksi tawuran remaja/pelajar, serta balapan liar.

PELAKU TAWURAN- Jajaran Polresta Padang berhasil mengamankan 12 orang yang diduga terlibat dalam aksi tawuran di Kota Padang, Sumatera Barat, Jumat (12/12/2025).
PELAKU TAWURAN- Jajaran Polresta Padang berhasil mengamankan 12 orang yang diduga terlibat dalam aksi tawuran di Kota Padang, Sumatera Barat, Jumat (12/12/2025). (Dokumentasi/Polresta Padang)

Kegiatan patroli tersebut dimulai pada pukul 22.30 WIB dan dipimpin langsung oleh Dantim Bravo Polresta Padang, Ipda Hidayatul Akmal.

Sebanyak kurang lebih 26 personel dikerahkan untuk menyisir sejumlah titik rawan gangguan kamtibmas di Kota Padang.

Sebelum patroli, seluruh personel mengikuti apel kesiapan yang dipimpin oleh Ipda Hidayatul Akmal guna memberikan arahan serta penekanan terhadap sasaran patroli, yakni pencegahan tawuran, balapan liar, serta gangguan keamanan lainnya yang meresahkan masyarakat.

Berdasarkan informasi dari masyarakat, Tim Bravo bergerak menuju kawasan By Pass dan melakukan pemantauan secara stasioner di depan Masjid Baiturrahmah untuk memonitor pergerakan kelompok remaja yang diduga akan melakukan aksi tawuran.

Kapolresta Padang, Kombes Pol Apri Wibowo, mengatakan patroli tersebut membuahkan hasil.

"Tim Bravo berhasil mengamankan 12 orang yang diduga terlibat dalam aksi tawuran dimana satu orang diduga positif urine menggunakan sabu dan ganja," ujarnya.

Selain itu, petugas juga mengamankan barang bukti berupa 18 unit sepeda motor serta lima bilah senjata tajam yang diduga digunakan dalam aksi tersebut.

Seluruh pelaku beserta barang bukti kemudian dibawa ke Mapolresta Padang guna dilakukan pendataan, pemeriksaan, serta proses hukum lebih lanjut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Melalui kegiatan KRYD ini, Polresta Padang menyatakan komitmennya untuk terus menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat tetap kondusif.

Kombes Pol Apri Wibowo juga mengimbau kepada para orang tua agar lebih meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas anak-anaknya, khususnya pada malam hari.

3. 80 KK Korban Banjir Bandang Padang Tempati Hunian Sementara di Kampung Nelayan di Lubuk Buaya

Penyintas banjir bandang di Kota Padang, Sumatera Barat, mulai menempati hunian sementara (huntara) yang disediakan Pemerintah Kota Padang di Kampung Nelayan, Kelurahan Lubuk Buaya, Kecamatan Koto Tangah.

Relokasi ini dilakukan Pemko Padang untuk memindahkan warga terdampak ke tempat yang lebih aman pasca banjir bandang yang melanda ibu kota Sumbar pada Kamis (27/12/2025) lalu.

Kepala UPT Rusunawa Runsus Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Perkim) Kota Padang, Angga Liberdo, mengatakan para penyintas telah menempati huntara tersebut selama empat hari terakhir.

“Para korban sudah pindah sejak Rabu kemarin. Jadi, sudah empat hari mereka tinggal di sini. Total yang menetap sebanyak 80 kartu keluarga,” ujar Angga Liberdo saat ditemui TribunPadang.com di lokasi, Minggu (14/12/2025).

KORBAN BANJIR BANDANG- Penyintas banjir bandang menempati hunian sementara (huntara) yang disediakan Pemerintah Kota Padang di Kampung Nelayan, Kelurahan Lubuk Buaya, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sumatera Barat, Minggu (14/12/2025).
KORBAN BANJIR BANDANG- Penyintas banjir bandang menempati hunian sementara (huntara) yang disediakan Pemerintah Kota Padang di Kampung Nelayan, Kelurahan Lubuk Buaya, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sumatera Barat, Minggu (14/12/2025). (TribunPadang.com/Muhammad Afdal Afrianto)

Ia menjelaskan, para penyintas yang menempati huntara Kampung Nelayan berasal dari sejumlah kecamatan di Kota Padang.

“Sebanyak 80 KK ini merupakan warga terdampak banjir bandang dari Kecamatan Koto Tangah, Nanggalo, Kuranji, dan Pauh,” bebernya.

Menurut Angga, hunian sementara ini hanya bersifat sementara hingga pembangunan hunian tetap bagi para korban rampung dikerjakan oleh Pemko Padang.

“Saat ini Pemko Padang terus berupaya mempercepat relokasi ke hunian tetap. Selama tempat tinggal permanen belum siap, para pengungsi masih menetap di huntara ini,” jelasnya.

Ia menambahkan, seluruh penyintas yang tinggal di lokasi tersebut merupakan korban banjir bandang dengan kategori kerusakan rumah berat.

“Semua yang tinggal di sini rumahnya rusak berat, bahkan ada yang hancur akibat bencana kemarin,” tutupnya.

Di huntara tersebut, para pengungsi mendapatkan fasilitas tempat tinggal berupa dua kamar tidur, perabotan rumah tangga, hingga perlengkapan memasak.

“Fasilitas di sini sudah lengkap, sehingga pengungsi hanya tinggal menempati saja,” katanya.

Selain itu, kebutuhan makan para penyintas juga disediakan oleh Dinas Sosial Kota Padang.

“Untuk konsumsi, pengungsi mendapatkan makan siang hingga malam,” jelasnya.

Lebih lanjut, Pemko Padang juga melakukan pemantauan rutin terhadap kondisi para penyintas, baik dari sisi kesehatan maupun pemulihan trauma.

“Kami menyediakan layanan pemeriksaan kesehatan dan trauma healing. Kegiatan ini dibantu oleh Dinas Kesehatan, TNI, dan Polri,” pungkasnya. (TribunPadang.com/Muhammad Afdal Afrianto)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.