Mengenal Bulgaria, Negara Balkan yang Pemerintahannya Ditumbangkan Gen Z
Febri Prasetyo December 15, 2025 01:38 PM


TRIBUNNEWS.COM –
Pemerintahan Bulgaria runtuh pada Kamis (11/12/2025) setelah gelombang protes yang dilakukan para demonstran dari kalangan Generasi Z.

Gen Z turun ke jalan untuk memprotes dugaan korupsi pemerintah serta mengkritik para elite yang dinilai mementingkan kepentingan pribadi, mengutip Wall Street Journal.

Bulgaria menjadi titik panas terbaru protes pemerintah yang dilakukan oleh Generasi Z.

Dalam beberapa bulan terakhir, protes kaum muda telah menggulingkan pemerintahan di Nepal dan Madagaskar.

Demonstrasi menentang hak istimewa yang dirasakan dimiliki elit politik juga memicu aksi massa di Indonesia dan Filipina.

Sementara di Tanzania, protes antipemerintah yang dipimpin kaum muda direspons dengan kekuatan pemerintah yang mematikan.

Pengunduran diri pemerintah koalisi Bulgaria, yang diumumkan Kamis oleh Perdana Menteri Rosen Zhelyazkov, terjadi hanya beberapa minggu sebelum negara Balkan tersebut dijadwalkan bergabung dengan zona euro, serikat mata uang Uni Eropa.

Meski runtuhnya pemerintahan Bulgaria tidak akan menghentikan rencana peralihan dari lev ke euro pada 1 Januari, situasi ini memperpanjang krisis politik yang telah memicu tujuh pemilihan parlemen hanya dalam empat tahun terakhir.

Zhelyazkov mengambil alih kekuasaan pada Januari.

“Vox populi, vox dei,” kata Zhelyazkov di Parlemen pada Kamis, mengutip ungkapan Latin yang berarti “suara rakyat adalah suara Tuhan.”

“Kita harus bangkit untuk memenuhi tuntutan mereka. Dan tuntutan mereka adalah pengunduran diri pemerintah,” ujarnya.

PROTES DI BULGARIA - Tangkap layar YouTube euronews, memperlihatkan aksi protes yang dilakukan oleh mayoritas Gen Z di ibu kota Sofia, Bulgaria pada 10 Desember 2025. Gen Z turun ke jalan untuk memprotes dugaan korupsi pemerintah serta mengkritik para elit yang dinilai mementingkan kepentingan pribadi.
PROTES DI BULGARIA - Tangkap layar YouTube euronews, memperlihatkan aksi protes yang dilakukan oleh mayoritas Gen Z di ibu kota Sofia, Bulgaria pada 10 Desember 2025. Gen Z turun ke jalan untuk memprotes dugaan korupsi pemerintah serta mengkritik para elit yang dinilai mementingkan kepentingan pribadi. (Tangkap layar YouTube euronews)

Bagaimana Nasib Bulgaria Selanjutnya?

Berakhirnya kabinet pro-Uni Eropa pimpinan Zhelyazkov diperkirakan akan dilanjutkan dengan pemilihan umum sela dalam beberapa bulan ke depan, yang berpotensi membentuk ulang arah geopolitik negara tersebut.

Salah yang paling diuntungkan dari situasi ini adalah Presiden Rumen Radev, kepala negara terpilih sekaligus politisi paling populer di Bulgaria.

Ia diperkirakan akan membentuk partainya sendiri dan dapat mencalonkan diri dalam pemilihan parlemen berikutnya.

Profil Negara Bulgaria

Mengutip Britannica, Bulgaria merupakan negara yang terletak di bagian timur Semenanjung Balkan, Eropa Tenggara.

Bersama sejumlah negara lain, Bulgaria termasuk dalam kategori Negara Balkan, istilah politik-kultural bagi negara-negara yang berada di kawasan semenanjung tersebut.

Didirikan pada abad ke-7, Bulgaria merupakan salah satu negara tertua di benua Eropa.

Wilayah negara ini sejak lama dilalui jalur-jalur penting yang menghubungkan Eropa utara dan timur dengan cekungan Mediterania, serta Eropa barat dan tengah dengan Timur Tengah.

Sebelum terbentuknya negara Bulgaria modern, wilayah ini berada di bawah pengaruh kuat Kekaisaran Romawi Kuno, Yunani, dan Bizantium, dengan lalu lintas manusia dan barang yang intens.

Setelah berabad-abad berada di bawah kekuasaan Ottoman, Bulgaria memperoleh kemerdekaan pada akhir abad ke-19.

Negara ini kemudian bergabung dengan pihak yang kalah dalam sejumlah konflik besar pada paruh pertama abad ke-20.

PETA NEGARA BULGARIA - Tangkap layar Britannica memperlihatkan peta negara Bulgaria, yang berbatasan dengan Turki dan Yunani.
PETA NEGARA BULGARIA - Tangkap layar Britannica memperlihatkan peta negara Bulgaria, yang berbatasan dengan Turki dan Yunani. (tangkapan layar)

Meski condong ke kekuatan Poros dalam Perang Dunia II, Bulgaria akhirnya berada dalam orbit Uni Soviet pada pertengahan abad tersebut.

Aliansi dengan Uni Soviet berdampak besar terhadap negara dan identitas Bulgaria, memengaruhi berbagai aspek mulai dari penggunaan lahan dan praktik ketenagakerjaan hingga agama dan seni.

Ketika pemerintahan komunis runtuh di Eropa Timur pada akhir 1980-an dan awal 1990-an, Bulgaria terbebas dari pengaruh Soviet dan memasuki masa pascakomonisme yang tidak stabil.

Kini orientasi Bulgaria tertuju ke Barat.

Negara ini menjadi anggota Organisasi Pakta Atlantik Utara (NATO) pada 2004 dan Uni Eropa (UE) pada 2007.

Negara-negara UE menyumbang sebagian besar perdagangan Bulgaria.

Bulgaria dikenal dengan keragaman bentang alamnya.

Pegunungan yang terjal serta resor-resor Laut Hitam yang menenangkan menjadi daya tarik bagi wisatawan.

Seperti negara Balkan lainnya, Bulgaria memiliki perpaduan budaya Timur dan Barat yang tercermin dalam kuliner, arsitektur, serta warisan keagamaannya.

Ibu kota Bulgaria, Sofia, meski terletak di bagian barat negara tersebut, berada dekat pusat geografis wilayah Balkan dan menempati posisi sentral dalam berbagai aspek kehidupan nasional.

Dengan lebih dari satu juta penduduk, Sofia memiliki populasi tiga kali lipat dibandingkan kota-kota terbesar berikutnya, yakni Plovdiv dan Varna.

Profil Negara Bulgaria

  • Kepala Pemerintahan: Perdana Menteri Dimitar Glavchev (sementara)
  • Ibu Kota: Sofia
  • Populasi: (perkiraan 2025) 6.442.000 jiwa
  • Mata Uang: Lev (Lv; jamak: leva)
  • Kepala Negara: Presiden Rumen Radev
  • Bentuk Pemerintahan: Republik multipartai kesatuan dengan satu majelis legislatif (Majelis Nasional)
  • Bahasa Resmi: Bulgaria
  • Agama Resmi: Tidak ada
  • Nama Resmi: Republika Bŭlgaria (Republik Bulgaria)
  • Luas Wilayah: 110.372 km persegi

Awal Mula Protes di Bulgaria

Dilansir Wall Street Journal, pemicu langsung protes di Bulgaria adalah rencana anggaran pemerintah tahun 2026.

Rencana tersebut mencakup upaya peningkatan pengeluaran negara.

Para kritikus menilai kebijakan ini justru memperkuat kendali politisi korup atas lembaga-lembaga negara.

Korupsi telah lama merajalela di Bulgaria, bahkan setelah negara itu bergabung dengan Uni Eropa pada 2007.

Secara konsisten, Bulgaria diperingkat sebagai salah satu negara anggota UE paling korup oleh Transparency International.

Negara ini juga dinilai gagal menjatuhkan vonis tingkat tinggi dalam kasus-kasus korupsi selama beberapa tahun terakhir.

Kondisi tersebut memicu kemarahan publik dan menuai kritik berulang dari Brussel terkait lemahnya penegakan hukum.

Kini, kemarahan publik pun memuncak.

Puluhan ribu orang berunjuk rasa pada Rabu (10/12/2025) malam di Sofia dan sejumlah kota lainnya.

Aksi tersebut menjadi yang terbaru dalam rangkaian demonstrasi yang berlangsung selama beberapa minggu terakhir.

Dimobilisasi melalui TikTok dan berbagai platform media sosial, para demonstran membawa spanduk bertuliskan “Generasi Z akan datang” dan “Generasi Z vs Korupsi.”

Dalam demonstrasi di luar gedung Parlemen Bulgaria, sebuah layar raksasa menayangkan video serta meme yang mengejek para politisi.

“Protes ini menunjukkan bahwa terdapat energi sipil yang cukup besar di kalangan generasi muda untuk melawan kesombongan elite politik dan ekonomi yang selama ini memanfaatkan praktik penguasaan negara demi mempertahankan kekuasaan,” ujar Martin Vladimirov, Direktur Program Geoekonomi di Pusat Studi Demokrasi, sebuah lembaga think tank berbasis di Sofia.

Bagi banyak peserta, aksi ini menjadi pengalaman protes besar pertama mereka.

Generasi Z Bulgaria tumbuh tanpa pengalaman hidup di era komunis yang berakhir pada 1989 maupun krisis ekonomi parah yang menyusulnya.

Keluhan mereka mencakup berbagai isu, mulai dari impunitas elite politik, kondisi sistem kesehatan, hingga minimnya lapangan pekerjaan dengan upah layak.

Kemarahan juga meluas di dunia maya, muncul banyak perdebatan soal demokrasi, korupsi, dan kebebasan pers menjadi topik yang ramai diperbincangkan.

Sejumlah influencer dan aktor turut bergabung dalam demonstrasi.

Berbagai meme baru pun bermunculan, termasuk plakat bertuliskan, “Ajak pacarmu berkencan ke demonstrasi.”

Angel Ignatov, manajer proyek di industri teknologi informasi di Sofia, mengatakan bahwa setelah menempuh pendidikan di Inggris, ia memutuskan kembali ke Bulgaria untuk membantu memperbaiki negaranya.

Namun, korupsi yang kian mengakar serta serangkaian kesalahan pemerintah mendorongnya turun ke jalan.

“Ada seluruh generasi seperti saya,” kata Ignatov.

“Kami hanya tidak menginginkan kondisi seperti ini untuk negara kami.”

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.