Aparat kepolisian mengamankan seorang pria berprofesi sebagai petani yang diduga terlibat kasus kekerasan seksual terhadap seorang perempuan penyandang disabilitas di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan.
Peristiwa tersebut dilaporkan terjadi di Desa Polewali, Kecamatan Sinjai Selatan.
Terduga pelaku berinisial AL (41), sedangkan korban berinisial AN (28).
Korban diketahui merupakan penyandang disabilitas tunarungu.
Kasus ini saat ini tengah ditangani oleh Polres Sinjai untuk proses hukum lebih lanjut.
Kepala Seksi Humas Polres Sinjai, Ipda Agus Santoso, membenarkan penangkapan terduga pelaku.
Ia menyampaikan bahwa AL diamankan oleh Tim Resmob Polres Sinjai di Polsek Sinjai Selatan sebelum dibawa ke Mapolres Sinjai.
“Benar AL dijemput oleh Tim Resmob Polres Sinjai di Polsek Sinjai Selatan untuk dibawa ke Mapolres Sinjai kemarin,” kata Ipda Agus kepada TribunTimur melalui WhatsApp pribadinya, Senin (15/12/2025).
Berdasarkan keterangan awal kepolisian, dugaan tindak kekerasan seksual tersebut terjadi saat kondisi rumah korban dalam keadaan sepi.
“Korban disetubuhi oleh AL di rumahnya pada saat rumah dalam kondisi kosong,” ujarnya.
Akibat perbuatan tersebut korban didampingi keluarganya melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian.
Tim Resmob Polres Sinjai selanjutnya mendapatkan informasi AL sudah diamankan di Polsek Sinjai Selatan.
“Tim Resmob Polres Sinjai melakukan penjemputan AL untuk kemudian dibawa kepolres Sinjai guna proses lebih lanjut,” katanya.
Dari pengakuan pelaku lanjut Iptu Agus, dirinya sudah menyetubuhi korban berkali-kali.
“Pengakuannya pelaku sudah melakukan hubungan badan layaknya suami istri sebanyak lima kali dalam jangka tiga tahun terakhir,” ujarnya,
AL kini didambakan di Mapolres Sinjai guna pemberi lebih lanjut.
“Pelaku diserahkan keunit PPA Sat Reskrim Polres Sinja guna proses lebih lanjut,” katanya.
Terpisah, Kanit PPA Polres Sinjai, Ipda Andi Ilyas menyebut status AL belum tersangka.
“Masih calon tersangka,” ujarnya.
Ipda Andi Ilyas mengaku sementara mendalami kasus itu.
“Baru didalami, karena korbannya bisu.
Baru kordinasi dengan ahli bahasa isyarat,” katanya. (*)