Galang Dana Korban Banjir Sumatera - Aceh, Anak-Anak di Ubud Ngelawang Barong
Ida Ayu Suryantini Putri December 15, 2025 04:03 PM

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Ngelawang barong selama ini menjadi salah satu tradisi di Bali, bukan hanya untuk hiburan. Tetapi juga untuk pengumpulan dana.

Biasanya dana itu digunakan untuk kelangsungan sekaa ngelawang itu sendiri. Baik untuk perawatan barong, gamelan atau bekal hari raya.

Namun berbeda dengan anak-anak yang terkumpul dalam Taman Pendidikan Sarin Rare Yayasan I Ketut Alon Mas Ubud Bali, mereka ngelawang untuk mengumpulkan dana, yang akan disumbangkan untuk para korban banjir di Sumatera dan Aceh. 

Pengelola Taman Pendidikan Sarin Rare yayasan I Ketut Alon, I Made Ariasa, yang juga penggiat perlindungan anak dan KPAD Bali, Senin 15 Desember 2025 mengatakan, kegiatan ngelawang ini diikuti oleh anak spesial.

Kata dia, kegiatan ini dilakukan untuk mengumpulkan dana yang nantinya akan diserahkan untuk pendidikan anak-anak korban banjir Sumatera - Aceh. 

"Kegiatan ini dari dan oleh anak-anak Bali untuk pendidikan anak-anak Aceh dan Sumatra."

"Kami lakukan penggelangan dana melalui kegiatan Seni Budaya Bali yang sangat terkenal di dunia anak-anak, yaitu ngelawang barong."

"Kegiatan ini juga untuk membangun karakter peduli dan empati terhadap sesama terkhusus anak-anak Aceh dan Sumatra yang terdampak bencana alam yang sangat dahsyat," ujar Ariasa.

Ariasa menambahkan, kegiatan sosial tersebut juga dijadikan sebagai bagian dari pendidikan karakter.

"Kita semua di Bali termasuk anak-anak, perlu lebih bersyukur diberkati perlindungan, tidak mengalami bencana seperti di Aceh dan Sumatra," ujarnya. 

Adapun lokasi ngelawang barong, kata dia, dilakukan di berbagai tempat di Ubud. Mulai dari Catus Pata Ubud, hingga menyusuri jalan menuju area lobby Monkey Forest. Sasaran kegiatan bukan hanya para wisatawan, tetapi masyarakat umum.

Seperti masyarakat Ubud dan pengusaha serta karyawan toko yang banyak ada di area tersebut. 

"Kegiatan ngelawang ini dipilih, karena bisa juga sebagai wadah bermain yang positif kreatif bagi anak-anak sekaligus belajar menghadapi tantangan sekaligus wujud nyata pelestarian seni budaya Bali," ujarnya.

Iapun berharap pada anak-anak Aceh dan Sumatera, semoga tetap menjaga semangat dan api harapan hidup untuk terus kuat, sehingga terlindungi agar bisa melanjutkan proses pendidikan dan kehidupan yang lebih baik kedepannya.

"Sesuai harapan anak-anak kami juga kepada pemerintah, baik dari pusat maupun daerah agar segera mewujudkan pendidikan yang layak dan sehat bagi perlindungan masa depan anak-anak dan masyarakat Aceh dan Sumatra," ujarnya.

Adapun donasi yang terkumpul dari kegiatan ini, kata Ariasa sebesar Rp3.113.200 ditambah 500 rupe. (*)

 

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.