TRIBUNNEWS.COM - Beban berat tengah dipikul oleh jagoan Malaysia ganda putri, Pearly Tan/Thinaah Muralitharan songsong BWF World Tour Finals 2025 di China, setelah SEA Games 2025 Thailand.
Terlebih setelah mengarungi gelaran SEA Games 2025 dan menyumbang medali emas cabor badminton nomor perorangan, Pearly/Thinaah harus mengikuti BWF World Tour Finals 2025.
Di mana BWF World Tour Finals (WTF) 2025 dihelat hanya selang beberapa hari setelah SEA Games 2025 Thailand berakhir.
Tepatnya, BWF WTF 2025 dijadwalkan bergulir mulai 17-21 Desember 2025 di Hangzhou, China, pekan ini.
Melansir NST, Pelatih Nasional, Rosman Razak, mengakui bahwa pasangan Pearly/Thinaah akan memikul harapan besar pada BWF WTF 2025.
Duet yang menduduki peringkat dua dunia ini sudah membuktikan kemampuan mereka untuk tampil baik di bawah tekanan di SEA Games 2025.
Dibuktikan dengan menjadi satu-satunya peraih medali emas bulu tangkis bagi Malaysia di SEA Games Thailand pada hari Minggu.
Kemenangan atas Febriana Dwipuji Kusuma/Meilysa Trias Puspitasari, dengan skor 21-16, 19-21, dan 21-17 yang dibukukan Pearly/Thinaah membawa medali emas SEA Games 2025.
Atas hasil itu, Rosman mengatakan bahwa partisipasi di SEA Games tidak boleh dijadikan alasan untuk tampil buruk di WTF.
"Seperti yang sudah berulang kali saya katakan, setiap turnamen itu berbeda. Hari ini (Minggu) pertandingan bulu tangkis SEA Games sudah selesai, dan besok adalah tantangan baru," kata Rosman.
"Kami akan segera berangkat ke Hangzhou dan akan mulai bertanding pada hari Selasa. Proses perjalanan, pemulihan, dan penyesuaian diri (aklimatisasi) semuanya penting. Saya harap mereka bisa pulih dengan baik karena mereka berdua sangat profesional."
"Bermain di SEA Games tidak boleh dijadikan alasan untuk tidak tampil bagus di WTF. Begitu juga, kita tidak boleh mengatakan hanya mau bermain di WTF dan melewatkan SEA Games," tegasnya.
Baca juga: Poin BWF World Tour Finals 2025: Fajar/Fikri Cs Dapat Tambahan 12000 Angka jika Jadi Juara
Rosman menambahkan bahwa Pearly/Thinaah harus mulai terbiasa dengan beban harapan yang ada, mengingat mereka adalah pasangan peringkat dua dunia.
"Bagi mereka, tidak ada cara untuk menghindari target dan harapan yang tinggi. Kami tidak bisa hanya mengatakan 'pergi saja dan bermain'. Ketika Pearly-Thinaah masuk ke lapangan, mereka harus tampil dengan kemampuan terbaik mereka."
"Namun, sebagai pelatih, yang saya harapkan dari mereka hanyalah bermain secara maksimal."
"Mengenai hasil, saya serahkan kepada Allah. Jika upaya maksimal sudah diberikan, baik dalam latihan maupun pertandingan, saya akan puas dengan hasil apa pun yang mereka capai," tutur sang pelatih.
Rosman kini sudah melatih tiga pasangan hingga meraih emas SEA Games, yaitu Vivian Hoo/Woo Khe Wei pada SEA Games Myanmar 2013, Amelia Alicia Anscelly/Soong Fie Cho pada edisi Singapura 2015, dan sekarang Pearly/Thinaah.
"Ajang bulu tangkis SEA Games bukanlah sekadar kompetisi biasa, ini lebih tentang mewakili negara," terang Rosman.
"Ini adalah perasaan yang berbeda, sulit untuk saya jelaskan dengan kata-kata. Ini tentang menjadi orang Malaysia. Tentu saja, saya sangat senang bisa membantu Malaysia memenangkan emas," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Niken)