Sekolah Terendam Banjir, SD Negeri 3 Panguragan Kulon Cirebon Diliburkan
December 15, 2025 08:11 PM

 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON - Banjir yang belum juga surut membuat aktivitas belajar mengajar di SD Negeri 3 Panguragan Kulon, Kabupaten Cirebon, terpaksa dihentikan sementara.

Air masih menggenangi halaman sekolah hingga masuk ke ruang kelas, Senin (15/12/2025).

Pantauan di lokasi, genangan air setinggi sekitar 70 sentimeter merendam hampir seluruh area sekolah.

Akses menuju sekolah dari jalan raya pun ikut tergenang, sehingga tidak memungkinkan bagi siswa maupun guru untuk beraktivitas.

Kepala SDN 3 Panguragan Kulon, Kasan Sudali mengatakan, dampak banjir kali ini sangat signifikan dan memukul berbagai aspek di lingkungan sekolah.

“Dampaknya ini sangat signifikan. Satu, kegiatan belajar tidak jalan."

"Yang kedua, lingkungannya yang sudah tertata rusak semua."

"Terus yang ketiga, masyarakat ini akibatnya jadi kurang antusias kalau tidak tertangani terus,” ujar Kasan saat diwawancarai di lokasi, Senin (15/12/2025).

Ia menjelaskan, sekolah yang dipimpinnya memang kerap terdampak banjir, terutama ketika debit air sungai di sekitar lokasi meningkat.

“Terdampaknya itu kalau sungai yang sebelah kanan ini sudah meluap, Sungai Winong."

"Jadi hujan besar pun kalau sungainya tidak banjir, airnya paling cuma di bawah teras, sekitar 30 sentimeter,” ucapnya.

Namun, kondisi banjir tahun ini disebut sebagai yang terparah.

“Tahun ini sampai masuk ke dalam,” kata dia.

Akibat genangan air yang cukup tinggi, pihak sekolah terpaksa meliburkan seluruh siswa.

“Karena pembelajarannya anak-anak kalau begini ya terpaksa diliburkan."

"Dengan kondisi begini, anak-anak sudah renang, bukan mau belajar,” katanya.

SDN 3 Panguragan Kulon tercatat memiliki 315 siswa dengan 21 guru dan tenaga tata usaha.

Tidak hanya sekolah, sebagian besar rumah siswa di sekitar lokasi juga terdampak banjir.

“Yang sekitar sini sudah terdampak,” ujarnya.

Kasan menyebut, biasanya genangan air dapat surut dalam waktu dua hari, namun kondisi kali ini bergantung pada kelancaran aliran sungai.

“Biasanya dua hari selesai kalau di sininya sudah."

"Tapi intinya mohon yang berkepentingan dengan Sungai Winong, ke sananya harus lancar."

"Semakin lancar ke sana, semakin surut,” ucap Kasan.

Ia juga berharap ada perhatian terhadap kondisi kontur sekolah yang lebih rendah dibandingkan jalan.

“Harapan saya, kalau mengajukan bangunan, setara dengan mushala tingginya."

"Kalau sudah begitu, aman di sini. Sebesar apa pun banjirnya, tetap aman,” kata dia.

Koordinator Lapangan BPBD Kabupaten Cirebon, Faozan mengatakan, banjir di wilayah Panguragan dan sekitarnya masih cukup tinggi hingga hari kedua.

“Untuk kejadian banjir dari kemarin sore sampai dua hari ini, kondisinya masih cukup tinggi,” kata Ozan.

Menurut Faozan, wilayah yang masih terdampak antara lain Desa Panguragan Wetan, Panguragan Kulon dan Desa Wanacaya, Kecamatan Gunungjati.

Ia menjelaskan, lambatnya surut banjir dipicu oleh curah hujan tinggi yang dibarengi dengan kondisi air laut yang sedang pasang.

“Penyebabnya curah hujan yang cukup tinggi, dan kondisi air laut juga sedang naik, jadi ada perlambatan air untuk keluar,” ujarnya.

BPBD juga menduga adanya pendangkalan di muara sungai.

“Kami memperkirakan ada pendangkalan di dekat muaranya."

"Makanya kami akan mengusulkan pengerukan dan pengawasan,” ucap Faozan.

Terkait fasilitas umum, SDN 3 Panguragan Kulon menjadi sekolah yang terdampak paling parah.

“Ada 13 ruang yang terdampak, dan sekitar 314 siswa tidak bisa melaksanakan belajar mengajar,” kata dia.

Meski demikian, BPBD berharap genangan segera surut.

"Kami sudah berkoordinasi dengan BBWS dan meminta mesin sedot air yang cukup besar. Harapannya nanti sore sudah surut,” katanya.

Pantauan di lokasi, tidak terlihat aktivitas belajar di sekolah.

Hanya petugas gabungan dari BPBD, Tagana, TNI, dan Polri yang berjaga untuk memastikan keamanan.

Pihak sekolah hanya bisa memantau kondisi bangunan yang masih terendam.

Selain sekolah, pemukiman warga di Blok 2 Desa Panguragan Kulon juga masih tergenang.

Aktivitas warga lumpuh, sebagian hanya beraktivitas di teras rumah yang lebih tinggi dari permukaan air.

Banjir yang melanda Kabupaten Cirebon pada akhir pekan lalu berdampak luas.

BPBD Kabupaten Cirebon mencatat sebanyak 6.530 warga dari 1.843 kepala keluarga terdampak banjir di 22 desa dan kelurahan di 10 kecamatan sepanjang 13–14 Desember 2025.

Baca juga: Bayi Berusia Sepekan Dievakuasi dari Tengah Banjir di Panguragan Cirebon

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.