4 BERITA POPULER SUMBAR: 193 Orang Meninggal Akibat Bencana dan Gunung Marapi Kembali Erupsi
December 15, 2025 11:59 PM

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sumbar, Arry Yuswandi mengatakan total korban meninggal dunia akibat bencana di Sumbar mencapai 193 orang.

Kemudian, pernyataan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, akan menindak tegas para koruptor yang maling uang rakyat saat berkunjung ke Sumbar.

Baca juga: Jadwal SIM dan Samsat Keliling di Padang Pariaman, Rabu 3 Desember 2025

Gunung Marapi di Sumatera Barat kembali mengalami erupsi pada pukul 10.34 WIB.

Seorang warga bernama Ida menceritakan detik-detik terjadinya bencana banjir bandang di Jorong Koto Alam, Nagari Salareh Air Timur, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam.

Ida bercerita, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat terus mengguyur wilayah itu sejak hampir 10 hari. Namun pada sore itu, hujan turun lebih deras dan lebih lama dari biasanya.

1. Update Terkini Korban Bencana di Sumbar, 193 Orang Ditemukan Meninggal dan 116 Masih Hilang

KONFERENSI PERS BENCANA- Sekda Provinsi Sumbar, Arry Yuswandi saat memberikan keterangan pada konferensi pers, di Lobby Kantor Gubernur Sumbar, Selasa (2/12/2025). Arry sebut total korban meninggal dunia mencapai 193 orang, setelah update pada Selasa pukul 09.00 WIB.
KONFERENSI PERS BENCANA- Sekda Provinsi Sumbar, Arry Yuswandi saat memberikan keterangan pada konferensi pers, di Lobby Kantor Gubernur Sumbar, Selasa (2/12/2025). Arry sebut total korban meninggal dunia mencapai 193 orang, setelah update pada Selasa pukul 09.00 WIB. (TribunPadang.com/Muhammad Iqbal)

Korban jiwa akibat bencana alam di beberapa kabupaten dan kota di Sumbar terus bertambah hingga Selasa (2/12/2025).

Data tersebut sudah terverifikasi dan sudah melewati rapat pleno, sebanyak 193 orang.

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sumbar, Arry Yuswandi mengatakan total korban meninggal dunia akibat bencana di Sumbar mencapai 193 orang.

Baca juga: Prakiraan Cuaca Sumatera Barat Hari Ini, Rabu, 3 Desember 2025: BMKG Prediksi Hujan Petir

"Jumlah korban meninggal dunia, berdasarkan update kita terakhir pada Selasa (2/12/2025) hingga pukul 09.00 WIB," ujarnya dalam sesi konferensi pers di lobby Kantor Gubernur Sumbar.

Ia menjelaskan, dari 193 orang meninggal dunia tersebut, sebanyak 161 jenazah sudah teridentifikasi.

"Sebanyak 161 orang sudah teridentifikasi dan 32 lagi belum teridentifikasi," sebutnya.

Sementara itu kata Arry, total korban belum ditemukan akibat bencana alam di Sumatera Barat, mencapai 116 jiwa.

"Sebanyak 116 orang korban bencana di Sumbar masih hilang," pungkasnya saat memberikan keterangan.

Baca juga: Cuaca 7 Kota di Sumbar 3 Desember 2025, Pariaman Berawan dan Wilayah Lain Didominasi Hujan Ringan

Sedangkan, total pengungsi bencana alam di seluruh kabupaten dan kota terdampak di Sumbar, terhitung belasan ribu.

"Setelah diverifikasi data dan rapat pleno, total ada 17.402 warga diungsikan di Sumbar," tambahnya.

Diketahui, konferensi pers hari ini dihadiri oleh Sekda Provinsi Sumbar, Arry Yuswandi, Inspektorat Kodam 20 TIB, Brigjen Heri Susanto dan Penata Kelola Pencarian Ahli Madya, Basarnas Pusat, Djefri DT.

Konferensi pers bakal digelar setiap hari pada pukul 10.30 WIB, di Lobby Kantor Gubernur Sumbar.

2. Kunjungi Korban Bencana di Padang Pariaman, Presiden Prabowo: Maling Uang Rakyat Saya Sikat

BENCANA SUMATERA- Presiden Prabowo Subianto melakukan kunjungan kerja ke Sumatera Barat (Sumbar), Senin (1/12/2025) sore.
BENCANA SUMATERA- Presiden Prabowo Subianto melakukan kunjungan kerja ke Sumatera Barat (Sumbar), Senin (1/12/2025) sore. (TribunPadang.com/Muhammad Afdal Afrianto)

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto menyatakan akan menindak tegas para koruptor yang maling uang rakyat.

Hal itu disampaikan saat mengunjungi korban yang terdampak bencana di Jorong Kasai, Nagari Kasang, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat, pada Senin (1/12/2025).

Pantaun TribunPadang.com Presiden Prabowo tiba di lokasi pengungsian sekitar pukul 15.30 WIB.

Baca juga: Isyarat Alam Sebelum Galodo Koto Alam Agam: Kesaksian Suarli soal Suara Aneh dari Arah Sungai

Prabowo menggunakan mobil Alphard berwarna putih serta ada hiasan bendera merah putih.

Ia menggunakan baju berwarna cream dan topi berwarna biru.

Teriakan warga sangat antusias langsung memanggil "Pak Presiden", bahkan ada warga yang berebut ingin bersalaman.

Prabowo tampak didampingi Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Gubernur Sumbar Mahyeldi.

Dalam kesempatan itu, Prabowo menyebut pentingnya pengelolaan kekayaan negara yang bersih dari praktik korupsi.

“Yang penting saya harus mengelola di pusat, supaya kekayaan negara benar-benar untuk rakyat, supaya tidak ada kebocoran, tidak ada maling-maling yang mencuri uang rakyat. Kalian suka nggak kalau saya sikat maling-maling semua itu,” katanya.

Prabowo mengucapkan duka cita atas warga yang menjadi korban jiwa.

“Saya turut berduka cita dan berdoa bapak-bapak dan ibu-ibu agar tabah, tegar, percaya beban ini tidak kita pikul sendiri,” ucapnya.

Prabowo juga mengatakan kerusakan akibat bencana ini akan segera diperbaiki.

Kerusakan infrastruktur akan didata dengan cermat terkait listrik hampir seratus persen sudah diperbaiki.

Baca juga: Duka Armawati: 5 Anggota Keluarga Hilang dan Rumah Hancur Disapu Banjir Bandang di Salareh Aia Agam

Kemudian air juga akan segera dibenahi agar masyarakat tidak kesusahan.

Pemerintah RI adalah milik rakyat sehingga segala kekayaan negara akan digunakan untuk membantu masyarakat.

Bantuan untuk warga terdampak juga telah banyak yang tersalurkan.

"Alhamdulillah cuaca sudah membaik, Alhamdulillah juga bantuan sudah banyak yang sampai," terangnya.

3. Giliran Gunung Marapi Meletus Setelah Banjir Bandang Hantam Sumbar

MARAPI ERUPSI- Gunung Marapi di Sumatera Barat meletus, Selasa (2/12/2025). Data dari Pos Pengamatan Gunung Marapi Bukittinggi, erupsi Gunung Marapi terjadi pukul 10.34 WIB. Foto diambil dari arah Danau Singkarak
MARAPI ERUPSI- Gunung Marapi di Sumatera Barat meletus, Selasa (2/12/2025). Data dari Pos Pengamatan Gunung Marapi Bukittinggi, erupsi Gunung Marapi terjadi pukul 10.34 WIB. Foto diambil dari arah Danau Singkarak (TribunPadang.com)

Gunung Marapi di Sumatera Barat meletus, Selasa (2/12/2025). 

Data dari Pos Pengamatan Gunung Marapi usat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Jl. Prof. Hazairin No.168 Bukittinggi, erupsi Gunung Marapi terjadi pukul 10.34 WIB. 

Tinggi kolom abu tidak teramati namun erupsi ini terekam di seismogram dengan durasi ±  51 detik. 

Baca juga: Peringatan Dini BMKG: Hujan Lebat Disertai Petir Berpotensi Landa Sumbar hingga 22.00 WIB

Ibnu Sina seorang warga kepada TribunPadang.com menuturkan, abu yang muncul akibat letusan Gunung Marapi tampak sangat tinggi. 

Saat letusan terjadi, Ibnu Sina sedang di kawasan Danau Singkarak. 

"Saya sedang dalam perjalanan dari Padang menuju Bukittinggi. Saat di Danau Singkarak, tampak erupsi. Itu langsung saya foto satu menit setelah letusan," katanya.  

Ibnu Sina pun sempat mengabadikan sejumlah foto sesaat setelah Gunung Marapi meletus.  

Pernyataan tertulis yang dikirim Ketua Pos PGA, Ahmad Rifandi, saat ini Gunung Marapi berada pada Status Level II (waspada).

Dengan status ini ada sejumlah rekomendasi untuk masyarakat.

1.    Masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 3 km dari pusat aktivitas (Kawah Verbeek) Gunung Marapi.

2.    Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah/bantaran/aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi agar tetap mewaspadai potensi/ancaman bahaya lahar atau banjir lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan.

3.    Jika terjadi hujan abu maka masyarakat diimbau untuk menggunakan masker penutup hidung dan mulut untuk menghindari gangguan saluran pernapasan (ISPA).

Baca juga: Pemprov Sumbar Gelar Gerakan Pangan Murah Usai Bencana dan Lonjakan Harga

4.    Seluruh pihak agar menjaga suasana yang kondusif di masyarakat, tidak menyebarkan narasi bohong (hoax), dan tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya. Masyarakat harap selalu mengikuti arahan dari Pemerintah Daerah.

5.    Pemerintah Daerah Kota Bukittinggi, Kota Padang Panjang, Kabupaten Tanah Datar, dan Kabupaten Agam agar senantiasa berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi di Bandung atau dengan Pos Pengamatan Gunung Marapi di Jl. Prof. Hazairin No.168 Bukittinggi untuk mendapatkan informasi langsung tentang aktivitas Gunung Marapi.

4. Detik-Detik Galodo Setinggi Pohon Kelapa Hantam Koto Alam Agam, Ida: Suaranya Seperti Pesawat

BANJIR BANDANG: Ida (64) saat diwawancarai TribunPadang.com di depan rumahnya yang porak-poranda akibat galodo di Jorong Koto Alam, Agam, Selasa (2/12/2025). Ia menceritakan detik-detik suara gemuruh seperti pesawat sebelum banjir bandang menghantam pemukiman warga.
BANJIR BANDANG: Ida (64) saat diwawancarai TribunPadang.com di depan rumahnya yang porak-poranda akibat galodo di Jorong Koto Alam, Agam, Selasa (2/12/2025). Ia menceritakan detik-detik suara gemuruh seperti pesawat sebelum banjir bandang menghantam pemukiman warga. (TribunPadang.com/Muhammad Afdal Afrianto)

Ida tak pernah membayangkan, Kamis (27/11/2025) sore menjadi hari paling menakutkandalam hidupnya.

Kampung yang telah ia tinggali puluhan tahun luluh lantak disapu banjir bandang yang menerjang Jorong Koto Alam, Nagari Salareh Air Timur, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

Ida bercerita, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat terus mengguyur wilayah itu sejak hampir 10 hari. Namun pada sore itu, hujan turun lebih deras dan lebih lama dari biasanya.

Baca juga: Integrated Terminal Teluk Kabung Pertamina Sumbagut Salurkan LPG ke Sibolga dan Nias

Saat kejadian, perempuan 64 tahun tersebut sedang melakukan rutinitas harian memasukkan anak ayam peliharaannya ke dalam kandang.

Di tengah derasnya hujan, ia mendengar suara gemuruh yang dikiranya suara pesawat dari arah depan rumah.

“Waktu itu sekitar pukul 17.00 WIB. Hujan deras, jadi suasana seperti malam. Saat memasukkan anak ayam, saya mendengar suara seperti pesawat, keras sekali. Ketika saya lihat ke arah jalan, saya langsung melihat galodo (banjir bandang) setinggi pohon kelapa,” kata Ida saat ditemui TribunPadang.com di depan rumahnya, Selasa (2/12/2025).

Panik, Ida langsung berlari ke belakang rumah yang posisinya lebih tinggi. 

Dari sana ia melihat rumah-rumah tetangganya di bantaran sungai dihantam arus besar.

Ida bersyukur dirinya dan keluarga berhasil menyelamatkan diri.

“Airnya seperti lunau kolam, suaranya keras sekali. Saya dan anak-anak langsung lari ke belakang rumah karena air sudah dekat sekali ke depan rumah,” kenangnya.

Meski selamat, trauma masih membekas. Teras rumahnya rata dengan tanah, sementara beberapa rumah tetangga rusak parah bahkan hilang tersapu arus.

“Kalau trauma, ya jelas trauma. Tapi kalau saya turuti, saya takkan berani tinggal di rumah ini. Mau tinggal di mana lagi? Tidak ada tempat lain,” ujarnya tegar.

Baca juga: Minim Alat Berat dan Akses Sulit Jadi Kendala Pencarian Korban Bencana di Sumbar

Ida mengaku masih dihantui ketakutan bencana serupa terulang.

Ia juga kehilangan banyak tetangganya, ada yang meninggal, ada yang masih dinyatakan hilang.

“Galodo ini rasanya seperti masih akan datang. Tapi saya minta pada Allah, cukup sampai di sini musibah ini,” ucapnya.

Menurutnya, banjir bandang ini adalah kejadian pertama yang melanda kampung mereka. 

“Belum pernah ada kejadian seperti ini sebelumnya,” tegasnya.

Akibat terjangan banjir, teras rumah Ida hancur berkeping-keping. Kayu besar dan material banjir bandang menumpuk di depan rumah, bahkan menghimpit sebuah mobil pick-up dan motor anaknya juga rusak tersapu material banjir.

Rumah tetangganya yang berada di depan dan samping kini rata dengan tanah. 

Ida bahkan sekarang bisa melihat rumah di jorong sebelah di atas bukit, dari rumahnya.

Sesuatu yang sebelumnya tak pernah mungkin terlihat karena tertutup deretan rumah warga.

“Itu rumah di atas bukit dulu tak pernah kelihatan. Sekarang kelihatan karena rumah-rumah di depan saya ini hilang semua,” ujarnya sambil menunjuk ke arah bukit.

Ida baru berani kembali ke rumah kemarin sore setelah beberapa hari mengungsi di posko nagari.

Baca juga: Dari Sekolah untuk Rakyat: SMKN 5 Padang Gratiskan Perbaikan Kendaraan & Elektronik pascaBanjir

“Baru kemarin kembali. Untuk sekarang mau tinggal di rumah dulu,” katanya.

Pantauan TribunPadang.com di lokasi, material banjir bandang kayu-kayu besar, bongkahan tanah, hingga tiang listrik roboh dan masih berserakan di sekitar rumah Ida.

Beberapa mobil terlihat terjebak di lumpur di akses menuju Koto Alam.

Sementara itu, tim SAR gabungan masih melakukan pencarian terhadap warga yang dilaporkan hilang.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.