Tanah Gerak di Kaliwiro Wonosobo Makin Meluas, Ini Hasil Kaji Cepat PVMBG
December 16, 2025 03:30 AM

TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - BPBD Kabupaten Wonosobo bersama RPB SAR Kaliwiro melakukan koordinasi dengan PVMBG Bandung terkait pergerakan tanah di Kaliwiro. 

Pertemuan berlangsung di Kantor Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kota Bandung, Jawa Barat pada Selasa (9/12/2025).

Kalakhar BPBD Kabupaten Wonosobo, Sumekto Hendra Kustanto menyampaikan, dalam pertemuan ini, tim membawa hasil kaji cepat tanah gerak yang terus meluas. 

Baca juga: Rakerda PKK Wonosobo, Wabup Amir Husein Dorong Keluarga Sehat dan Ketahanan Keluarga

"Hal ini dilakukan untuk merespon kejadian tanah gerak beberapa waktu lalu yang semakin meluas dan merusak permukiman, fasilitas umum, dan infrastruktur di wilayah terdampak," ungkapnya.

Dengan komunikasi, koordinasi, dan sharing informasi ini diharapkan ada tindak lanjut dan langkah-langkah penanganan tepat.

Hasil komunikasi dengan PVMBG menyatakan bahwa Kaliwiro berada pada zona potensi tanah gerak sedang hingga tinggi. 

Pergerakan tanah dinilai berbahaya dan perlu perhatian khusus dari berbagai pihak dan tidak bisa dianggap remeh.

PVMBG menegaskan perlunya mitigasi segera untuk mencegah kerugian lebih besar, baik harta bahkan jiwa. 

Kajian pengecekan pergerakan tanah oleh PVMBG pada 2021 juga perlu diperbarui sesuai kondisi terbaru.

Dalam waktu dekat, PVMBG akan melakukan pengkajian dan pengecekan lapangan. 

"Menurut PVMBG langkah ini untuk dasar pembuatan rekomendasi langkah dan tindakan," sambungnya.

Hasilnya akan disampaikan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebagai dasar penanganan selanjutnya.

Masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan, terutama saat cuaca buruk. 

"Kegiatan koordinasi hari ini berjalan lancar dan pengecekan lapangan akan segera dijadwalkan dalam waktu dekat ini," sebutnya.

Sebelumnya, tanah bergerak terjadi di Dusun Purwo dan Krandegan, Desa Pucungkerep, Kecamatan Kaliwiro dipicu hujan deras. 

Sumekto mengatakan, kejadian tanah bergerak di tempat ini hampir setiap tahun terjadi.

"Kecamatan lain pun beberapa terkena dampak, tapi tidak langsung."

"Ini tiap tahun bisa terjadi karena tanahnya yang memang bergerak," ucapnya.

Baca juga: Safari SRA Wonosobo Berlanjut di 292 Sekolah, Pemkab Pastikan Pendidikan Bebas Tiga Dosa Besar

Tahun ini, pergerakan tanah di dua dusun ini terjadi sejak 29 Oktober 2025 dan berlangsung bertahap, terutama saat hujan dengan intensitas tinggi.

Sekira 200 kepala keluarga (KK) tinggal di dua dusun terdampak tersebut. 

Hampir ratusan rumah warga mengalami kerusakan ringan hingga berat terdampak tanah bergerak.

Bahkan ada yang sudah tidak layak huni sehingga ditinggalkan pemiliknya. 

Fasilitas umum dan tempat ibadah juga terdampak. 

Warga resah, terutama saat hujan, karena beberapa rumah mengalami retak, amblas, atau miring.

"Sekira 20 rumah yang memang perlu perhatian dan renovasi (kondisinya parah)."

"Terkait relokasi, kami menunggu rekomendasi dari ESDM maupun Geologi, baru kami bisa ambil sikap," ucapnya.

Wilayah ini memang sudah dikenal rawan tanah gerak selama puluhan tahun akibat kondisi tanah yang labil. 

Dengan memasuki musim hujan, pergerakan tanah masih terus berlangsung dan kerusakan dipantau meningkat.

Lokasi kejadian berada di Dusun Purwo dan Krandegan, Desa Pucungkerep, Kecamatan Kaliwiro yang memiliki ketinggian sekira 456 Mdpl. (*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.