94 Siswa SD Bersekolah Di Tenda Akibat Erupsi Semeru di Lumajang, Bang Pur Bantu Peralatan Belajar
December 16, 2025 09:32 PM

 

SURYA.CO.ID, LUMAJANG - Anggota Komisi X DPR RI, H Muhamad Nur Purnamasidi meninjau kegiatan belajar mengajar di SD Negeri 2 Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, yang dilakukan sementara di dalam tenda darurat, Selasa (16/12/2025). 

Dalam kunjungannya, legislator yang disapa Bang Pur itu melihat proses belajar mengajar yang diikuti oleh sebanyak 94 siswa. 

Para siswa tetap antusias belajar meski dalam kondisi seadanya di dalam tenda bantuan Kementrian Pendidikan Dasar dan Menengah tersebut. Tenda berukuran besar itu berada di sebuah lahan warga Pronojiwo Lumajang. 

bang Pur sempat memberikan bantuan beragam penunjang kegiatan belajar. Di antaranya buku, tas, alat peraga belajar dan lainnya. 

Menurut Bang Pur, daerah terdampak seringkali kurang mendapat atensi ketika bencana sudah mereda namun masih butuh pemulihan. "Seringkali daerah terdampak bencana ini ramai di depan namun sepi di belakang. Karena ini urusan pendidikan, jadi tidak boleh main-main," ujar Bang Pur.

Ia juga menilai, daerah terdampak bencana tetap mendapatkan pendidikan yang layak meski dengan fasilitas seadanya.  "Saya ingin pendidikan tidak boleh terkoreksi sedikit pun meski dalam situasi bencana. Urusan pendidikan paling utama," jelasnya. 

Bang Pur mengungkapkan, motivasi utama datang kembali ke Kabupaten Lumajang adalah agar anak-anak terdampak bencana tidak putus sekolah. 

"Saya datang lagi masih membawa bantuan dalam rangka perencanaan yang jelas untuk memastikan pelayanan pendidikan kepada masyarakat. Perintah presiden jangan sampai anak-anak kita putus sekolah," bebernya. 

Ke depan, SD 02 Supiturang yang rusak akibat bencana erupsi bisa dibangun kembali dengan dukungan pemerintah pusat. 

"Karena ini daerah bencana, kita tidak bisa membebankan semua kepada pemda. Karena itu hal-hal yang bersifat strategis merupakan tanggung jawab pemerintah pusat, bukan daerah. Karena anggaran daerah tidak cukup," tandasnya. 

Upaya memastikan pendidikan tetap berjalan setelah bencana terus diintensifkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Lumajang. 

Kebutuhan Pendidikan Saat Bencana

Kepala Seksi Guru dan Tenaga Kependidikan, Andri Wahyudi menyampaikan bahwa komunikasi lintas pemerintahan mulai provinsi hingga pusat telah dilakukan berkelanjutan untuk merespons kebutuhan sekolah di wilayah terdampak.

Andri menjelaskan, dukungan mulai berdatangan seiring kehadiran tim dari kementerian yang turun langsung ke lapangan. 

Bantuan yang disalurkan tidak hanya menyasar siswa, tetapi juga keluarga terdampak, berupa perlengkapan sekolah, paket kebutuhan dasar, serta pendirian tenda yang difungsikan sebagai ruang belajar sementara.

Andri menekankan bahwa pendekatan pembelajaran di sekolah darurat sengaja diubah. Proses belajar lebih diarahkan pada pemulihan emosional anak-anak, dengan penyesuaian kurikulum agar tekanan akademik tidak membebani kondisi psikologis siswa yang baru melewati situasi bencana.

Sementara Kepala SDN 2 Supiturang, Ali Wafi mengungkapkan bahwa keterbatasan sarana dan kondisi alam masih menjadi tantangan utama. 

Ia menyebut hujan sering kali membuat aktivitas belajar terganggu karena air masuk ke tenda, bahkan banyak siswa pulang dalam keadaan basah kuyup.

“Sekarang ada dua tenda, masing-masing digunakan untuk tiga kelas. Kami berharap ke depan anak-anak bisa segera belajar di tempat yang lebih aman dan layak,” kata Wafi.

Wafi menambahkan, meski kegiatan belajar mengajar tetap berlangsung, muatan pelajaran akademik dipangkas hingga sekitar tiga perempat. Langkah tersebut diambil agar siswa dapat lebih fokus pada rasa aman, kenyamanan, serta pemulihan mental setelah bencana. *****

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.