Kanker Serviks: Luka Sunyi Perempuan Indonesia, HerLens dan AI: Mengubah Keraguan Menjadi Kepastian
December 17, 2025 12:54 AM

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Di tengah masih tingginya angka kematian akibat kanker serviks, secercah harapan hadir dari panggung BrightHer Talkshow, forum refleksi dan dialog strategis yang menandai penutupan rangkaian program HerLens sepanjang 2025.

Lebih dari sekadar diskusi, acara ini menjadi penegasan bahwa teknologi, empati, dan kolaborasi dapat berjalan beriringan untuk menyelamatkan nyawa perempuan Indonesia.

Baca juga: Cegah Kanker Serviks Sejak Dini, DPRD DKI Jakarta Minta Dinkes Distribusikan Alat Pendeteksi

Forum ini mempertemukan para pakar kesehatan, pemerintah, sektor swasta, lembaga internasional, hingga masyarakat luas dalam satu tujuan bersama: mempercepat eliminasi kanker serviks melalui pemanfaatan Artificial Intelligence (AI).

Empat pembicara lintas sektor hadir menyuarakan kepedulian dan solusi, yakni

  • Dr. dr. Gatot Purwoto, Sp.OG, Subsp. Onk MPH (RSCM FKUI)
  • dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid (Kemenkes RI)
  • Syahda Maulida P (Angin Advisory)
  • Nidya Anifa, Co-Founder HerLens

Kanker Serviks: Luka Sunyi Perempuan Indonesia

Dalam diskusi terungkap kenyataan pahit bahwa kanker serviks masih menjadi penyebab kematian kedua tertinggi pada perempuan Indonesia.

Ironisnya, penyakit ini justru salah satu kanker yang paling dapat dicegah.

“Hampir semua kanker penyebabnya tidak jelas, kecuali kanker serviks. Sebanyak 90 persen disebabkan oleh virus HPV. Jadi jangan ragu untuk skrining, ajak perempuan di sekitar kita—ibu, sahabat, saudara—untuk peduli pada kesehatannya,” tegas Siti Nadia Tarmizi.

Baca juga: Pertama di Indonesia, Mahasiswa UI Temukan Bakteri yang Dapat Membunuh Sel Kanker Serviks

Namun data menunjukkan tantangan besar: cakupan skrining nasional baru sekitar 7 persen pada 2023, jauh dari target WHO sebesar 70 persen pada 2030.

Di banyak daerah, pemeriksaan IVA masih bergantung pada pengamatan visual manual yang rawan subjektivitas dan keterbatasan sumber daya.

HerLens dan AI: Mengubah Keraguan Menjadi Kepastian

Di titik inilah HerLens mengambil peran. Melalui teknologi AI berbasis interpretasi IVA, HerLens membantu tenaga kesehatan membaca hasil pemeriksaan secara lebih akurat, konsisten, dan cepat, bahkan di wilayah dengan fasilitas terbatas.

Teknologi ini tidak hanya meningkatkan kualitas keputusan klinis, tetapi juga menumbuhkan rasa percaya diri, baik bagi tenaga kesehatan maupun perempuan yang menjalani skrining.

“Data dari lapangan menunjukkan perempuan merasa lebih yakin ketika hasil skrining akurat dan prosesnya mudah,” ujar Nidya Anifa, Co-Founder HerLens.

Jejak Nyata HerLens Sepanjang 2025

Sepanjang 2025, HerLens aktif melakukan:

  • Pelatihan tenaga kesehatan
  • Roadshow skrining kanker serviks
  • Implementasi teknologi di berbagai daerah seperti Jakarta dan Bengkulu
  • Penguatan kolaborasi lintas sektor

Dampaknya terasa nyata. Partisipasi perempuan meningkat, skrining menjadi lebih inklusif, dan layanan preventif menjangkau wilayah yang sebelumnya sulit tersentuh.

Tahun ini juga menjadi tonggak global bagi HerLens

Startup health-tech ini berhasil meraih pre-seed investment dari 22 Health Venture, venture fund regional Asia Pasifik, melalui NUS School of Medicine Digital Health Accelerator. 

Baca juga: Deteksi Dini Kanker Serviks, Ratusan Satpol PP Jakpus Jalani Pemeriksaan IVA

Pengakuan ini menegaskan bahwa solusi HerLens tidak hanya relevan di Indonesia, tetapi juga layak di-scale secara global.

Ketika Ibu Sakit, Keluarga Ikut Terluka

Pesan paling menyentuh datang dari Dr. Gatot Purwoto.

“Perempuan adalah setengah dari jiwa kita. Ketika seorang ibu atau istri sakit, seluruh keluarga ikut terdampak. Karena itu, eliminasi kanker serviks bukan pilihan, tapi kewajiban bersama,” katanya.

Menuju Indonesia Bebas Kanker Serviks

Melalui BrightHer Talkshow, HerLens menegaskan komitmennya untuk terus mendorong skrining kanker serviks berbasis AI sebagai bagian dari strategi nasional eliminasi kanker serviks.

Dengan kolaborasi lintas sektor, dukungan kebijakan, dan teknologi yang berpihak pada kemanusiaan, HerLens percaya masa depan tanpa kanker serviks bukan sekadar mimpi melainkan tujuan yang dapat dicapai, satu skrining, satu perempuan, dan satu harapan pada satu waktu.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.